ekstra part

189 6 0
                                    

Sebulan sebelum pernikahan.

Apa yang di katakan orang-orang ternyata benar adanya. Menjelang hari H pernikahan katanya akan banyak godaan yang mampu menggoyahkan hati calon mempelai. Baik itu dari calon mempelai pria maupun wanita.

Dan itu yang sekarang aku alami. Menjelang hari bahagia hubunganku dan El seperti hambar, ada saja perkara sepele yang membuat kami berselisih paham.

Dan puncaknya pagi itu. El mengajakku jalan tanpa memberitahu mau kemana. Selama dalam perjalanan dia meyakinkan bahwa aku akan senang hari ini.

Tapi setelah sampai tempat tujuan, kenyataannya apa yang kurasakan berbanding terbalik dengan apa yang ia katakan saat di perjalanan tadi.

Aku bahkan sempat marah padanya karena mengambil keputusan tanpa bersiskusi terlebih dahulu dengaku.

Bagaimana aku tidak marah, kalau sekarang pria itu dengan seenak jidatnya menyeretku ke rumah itu.

Rumah yang sama sekali tidak ingin aku datangi lagi. Rumah yang membuatku trauma beberapa tahun lalu.

"Maksudnya apa ini?" tanyaku tanpa mau turun dari mobil.

"Rifah, bagaimanapun Nyonya Far ...."

"Apa?!" Suaraku memotong ucapannya. Dengan sedikit berteriak aku menatapnya." Kamu mau bilang bagaimanapun wanita itu adalah wanita yang telah melahirkanku?!"

Pria itu bergeming, kami saling pandang dengan tatapan berbeda.

"BASI!" umpatku.

El dengan wajah teduhnya melongok melalui jendela mobil. Aku sengaja bergeser demi menjauh darinya.

"Aku hanya ingin kamu menemuinya sebentar. Memberi tahu bahwa kita akan menikah."

Kembali mataku membulat. Apa sebenarnya yang ada di dalam otak pria ini.?

"Faedahnya buat kita apa?! Apa?! Minta restu? Kalau itu yang ada di pikiran kamu, maaf aku nggak mau!"

El tidak menanggapi ucapan terakhirku. Aku sengaje membuang muka menghadap jendela.

"Aku tahu kamu sakit hati. Tapi, aku yakin Nyonya Farah punya alasan."

Benar, aku sudah tahu alasannya. Tapi aku tidak mau lagi berusaha dengannya. Aku takut kehadirannya akan kembali melukai hati kedua orang tuaku.

"Itu tidak penting! El .... Haruskah aku berulang kali bilang ke kamu, kalau dia itu sama sekali tidak penting."

"Dia menyayangimu, Rifah."

Mataku berkilat.

"Kamu juga pasti merasakannya."

"Ya ampun, kamu ngomong apa sih? Ya sudah gini saja, daripada kita ribut, biar aku yang memutuskan sekarang. Silahkan kalau kamu tetap mau menemui dia, aku akan menunggu di sini."

Padahal sebenarnya aku hanya menggertak, tapi ternyata El malah melakukannya. Tampak berlahan punggung itu menghilang dari pandanganku.

   Ini sudah hampir satu jam, tapi El belum juga keluar. Apa dia baik-baik saja? Tiba-tiba saja aku di serang rasa khawatir akan keselamatannya.

Bagaimana kalau anak buah Nyonya Farah berbuat yang tidak baik padanya?

Bagaimana kalau dia kenapa-napa?

Karena sudah tidak sanggup menunggu akhirnya aku memutuskan untuk menyusul pria itu. Walaupun sebenarnya rasa traumaku akan tempat itu belum terhapus.

Rumah besar itu sepi. Aku tadi sempat bertemu dengan security di depan. Biasanya jam-jam ini, ada beberapa karyawan Nyonya Farah yang tengah sibuk dan mondar-mandir di ruangan ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BENALU YANG TAK TERLIHAT(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang