Bab 53

90 5 2
                                    

   Wira rupanya tidak main-main dengan ancamannya. Hal itu dibuktikan dengan kemunculannya di televisi kini. Sehari setelah peristiwa di cafe petang itu, berita tentang keributan serta "perselingkuhan" muncul di mana-mana. Beritanya lebih luar biasa dari pada berita tentang video penelantaran Bapak beberapa minggu yang lalu.

Wira bahkan memasang wajah tersakiti saat para awak media mencecarnya beberapa pertanyaan. Pemuda itu memang tidak secara langsung menyalahkanku tetapi dia berhasil memanipulasi jawaban sehingga seakan mengajak siapapun yang mendengarnya untuk menebak-nebak.

Sialan!

Dan kini karena hal itu rumahku kembali ramai oleh para awak media. Mereka sudah berkerumun semenjak pagi sehingga membuat kami tak bisa melakukan aktivitas apapun.

"Bapak dimana, Bu?" tanyaku pada Ibu yang sedari tadi mondar-mandir di hadapanku.

"Ada sama Mbak Indah, di belakang."

"Biar Sari yang menemui mereka, Bu."

Aku hendak membuka pintu tetapi lenganku di tarik Ibu.

"Jangan, Nduk. Bahaya."

"Bu, mereka nggak akan pergi kalau aku nggak keluar dan menjawab apa yang mereka butuhkan!"

"Ibu mau bicara sama kamu."

Aku mengernyit, wajah ibu serius sekali.

"Ikut ibu." Aku manut saja saat ibu menarikku ke belakang.

"Benar berita itu?"

"Soal Sari sama El?"

Ibu mengangguk.

"Iya. Kami memang dekat."

"Jadi kamu selingkuh?"

Aku menatap Ibu tak menyangka ibu bicara dengan nada menuduh seperti itu.

"Bu, masalahnya, Sari dan Wira nggak ada hubungan apa-apa."

"Dia sudah mengenalkanmu ke media sebagai calonnya, Nduk."

"Bu, soal perjodohan itu, Sari memang setuju, tapi kan sampai sekarang, belum di resmikan."

"Nduk ..."

"Wira sendiri sudah paham hal itu, Bu. Dan perlu ibu tahu, ada satu sikap Wira yang sudah membuat Sari harus memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan perjodohan ini."

"Maksudnya?"

"Wira itu tidak pernah setuju dengan perjodohan ini, Bu. Dia sendiri yang bilang,"

"Tapi? Nduk, Wira bilang di media kalau kamu selingkuh padahal dia serius dengan hubungan kalian."

Aku mendengus kesal. Wira memang cocok jadi aktor terkenal, aktingnya berhasil membuat semua orang berpikir aku telah menyakitinya.

"Pokoknya Sari mau keluar. Mereka harus mendengar juga pendapat Sari."

Mungkin, sebelumnya aku bisa diam saja. Tapi sekarang sepertinya masalahnya sudah sangat menggangu kehidupanku.

****
"Mbak Sari, kami dengar, Mbak Sari pernah jadi korban pelecehan seksual juga?"

Aku tertegun beberapa saat. Apalagi ini? Mereka dapat informasi soal itu darimana pula?

Pencari berita itu menatapku tak sabar.

"Saya cuma mau negesin, kalau saya tidak berselingkuh. Itu saja. Untuk pertanyaan yang lain, saya No coment!"

"Tetapi video yang beredar, Mbak? Oh, ya, Mas Wira bilang, dia nggak nyangka kalau dia di tusuk dari belakang,"

BENALU YANG TAK TERLIHAT(Tamat)Where stories live. Discover now