Satu

14.5K 600 10
                                    

Di dalam sebuah kamar berukuran 4*4 terlihat sesosok pria yang masih tertidur lelap di atas kasur berukuran king Size dengan selimut dan bantal yang sudah terlihat berantakan. Namun ternyata waktu tidur nyenyak pria itu telah berakhir dan teriakan dari seorang wanita yang memanggilnya menjadi tanda. Seorang wanita bertubuh gempal dengan rambut di cepol berantakan Ia berlari dan mengguncang-guncangkan tubuh si pria yang sedang tidur dengan nyamannya itu.

“Sayang...Sayang bangun cepet” ucap wanita tersebut di sertai tarikan pada tangan pria yang tak lain Ialah suaminya. Dengan sangat malas pria itupun terbangun dari tidurnya,Ia tak ingin mengambil resiko pecahnya gendang telinga karna teriakan istrinya yang  dapat lebih keras lagi jika Ia tak kunjung bangun.

“Sayang..sayang sumpah kamu harus bangun dan dengerin aku”ucap wanita itu lagi. Dengan mata menyipit pria itu menganggukan kepalanya kode bahwa Ya,ia sudah bangun dan sudah siap menjalani satu hari buruknya lagi.
Wanita gempal itu tersenyum secantik mungkin yang Ia bisa di depan suaminya,yang memintanya mengutarakan hal penting apa yang harus membuatnya bangun di hari liburnya.

“Aku udah tau kemana kita akan pergi untuk ulang tahun pernikahan kita yang ke 3”
“Kemana?”
“Maldives” jawabnya dengan penuh semangat
Pria itu hanya menganggukan kepalanya, Bukan karna Ia setuju melainkan karna Ia tau Istrinya akan segera merubah destinasi mereka lagi.
“Kamu setuju kan?”
Pria itu memberikan senyuman penuh keterpaksaanya.
“Tapi Sam...” ucap wanita itu dan terhenti sesaat. Sam menghela napasnya seperti dugaanya bahwa istrinya akan merasa ragu dan akan berubah pikiran lagi. Ini sudah ke 24 kalinya sang istri mengganti tujuan liburannya dalam seminggu terakhir. Meskipun ulang tahun ke tiga pernikahan mereka masih 3 bulan lagi. Benar sudah hampir 3 tahun Sammy atau yang akrab di sapa Sam bertahan dalam hari-hari buruknya. Kenyataan memang tak seindah harapan, ungkapan tersebut sangat tepat sekali untuk kasus pernikahannya. Harapannya ketika Ia menikahi wanita manis bertubuh gempal di hadapannya adalah agar kehidupannya menjadi lebih baik namun pada kenyataan wanita yang tak sengaja di pilihnya itu sukses besar menjadi perusak hari-harinya.

“Sam..Sam..Sammy Kai Wijaya!”

“iya..”
“kamu ngga dengerin aku ya!” wanita gempal itu merajuk.
“Denger..aku denger Aira Dinastya Karanna” ucap Sam yang sudah membuka matanya sepenuhnya.
Ranna tersenyum senang.
“Jadi kamu pilih mana?” tanya Ranna
“Mana aja.. asal itu sama kamu” jawab Sam sebisanya untuk mengatasi ketidak dengarannya pada pilihan yang Ranna beri. Senyum Ranna semakin mengembang.
“oke deh kalau gitu..kita ke bromo aja” Sam nyaris terperangah mendengar ucapan istrinya bagaimana bisa dalam hitungan detik Ranna merubah keputusannya dari maldives menjadi bromo, tapi sekali lagi siapa peduli.

“Oke,, aku setuju. Kalau gitu aku mandi dulu” Ucap Sam dan turun dari kasurnya.
“dont you wanna give some kisses?” ucap Ranna. Sam menghela napasnya lagi,Ia membalik tubuhnya dan berjalan mendekat lagi pada Ranna, Sam akan mencium istrinya kalau saja Ia tak mencium bau sesuatu yang aneh.
“Ranna kamu masak sesuatu?” tanya Sam tepat di depan wajah Ranna. Ranna terlihat berfikir sebelum akhirnya Ia bangun secara tiba-tiba hingga keningnya menghantam kening Sam. Sam mengangkat wajahnya dan mengusap kening kesakitan.
“Astaga..aku lupa belum matiin kompor” ucap Ranna dan berlari keluar. Sam hanya dapat mengeram tertahan.
***
Diatas meja telah terjadi 2 piring nasi goreng dengan telor gosong ala Ranna. Sam tak mengatakan apapun hanya menggelengkan kepalanya. Ini bukan pertama kalinya Ranna menggosongkan masakannya, Sam bahkan sudah sangat biasa memakan makanan gosong atau rasa masakan yang aneh. Ia sungguh ingin marah besar pada orang-orang yang mengatakan bahwa istri yang gemuk dapat mengurus rumah tangga dengan baik. Ranna sungguh jauh dari cerita-cerita romance di luar sana, yang dimana jika wanita itu bertubuh gempal dan tidak cantik ia akan jago memasak,rapi atau segala hal bagus lainnya. Tapi Ranna, Ia sudah gemuk, berantakan dan sangat kacau dalam semua hal. Tak ada satu hal pun yang bisa Ranna lakukan dengan benar.

“Sorry” ucap Ranna dan memberikan puppy eyesnya. Hanya ini yang sungguh dapat di lakukan Ranna dengan baik, yaitu membuat Sam tak dapat marah. Bahkan di saat Ia sudah harus bangun pagi di hari liburnya setelah menangani operasi besar selam 12 jam, belum lagi keningnya yang masih terasa sakit dan kini harapan untuk sarapan dengan masakan nikmat pun musnah pula.
Sam tak mengatakan apa-apa lagi selain menyuapkan sesendok nasi goreng buatan Ranna.
Ranna menundukan kepalanya dalam. Sam yang semula tak ingin menanyai Ranna akhirnya menyerah.
“makannlah, selain telurnya yang tak berbentuk rasa nasi gorengnya enak kok, ya paling tidak lumayan dan bisa di makan” ucap Sam masih dengan malas. Ranna masih belum mau mengangkat kepalannya. Satu demi satu bulir air mata ranna berjatuhan. Sam menarik kursinya dan duduk di samping Ranna. Ia mengambil tangan Ranna menggengamnya erat,tangan lainnya Ia gunakan untuk mengusap kepala belakang istrinya itu.
“jangan nangis dong..maaf ya”
Ranna menggeleng.
“ini salah aku..” ucapnya dan terisak. Sam menarik Ranna dalam pelukannya dan membuat Ranna semakin terisak. Sam menghapus air mata Ranna.
“jadi,ceritakan pada ku bagaimana rencana perayaan ulang tahun pernikahan kita?”
Ranna melepaskan dirinya dari Sam dan dengan semangat yang muncul dari mana Ranna kembali mengoceh tentang rencannya, benar-benar memuakan tapi sunguh jauh lebih baik di bandingkan dengan melihat Ranna menangis.
***

Happy Reading yah.. guys.. vote, comments and share ya heheh

Love.. Love..love :*

Pulang (Hanya tentang waktu sampai kau kembali)Where stories live. Discover now