Tujuh

4.4K 344 47
                                    

Nathan menatap Ranna yang saat ini sedan meminum es tehnya, setelah belanja banyak keperluan dapur. Nathan sudah mengikutinya sejak pagi,pekerjaan barunya.

Ia mengingat bagaimana kakaknya dan teman kakaknya menemuinnya saat Ia sedang berjaga di UGD. Mengatakan bahwa Ia harus mendapatkan seorang wanita. Benar-benar konyol, Nathan sungguh merasa 6 tahun kuliahnya sia-sia begitu saja karna sekarang meskipun ia memiliki gelar dokter Ia hanya seorang penguntit.

Nathan berdecak dan menggeleng kan kepalanya ketika Ia melihat Ranna mengomeli sesuatu dan mengkritiknya.

"Tidak aneh kalau suami mu ingin membuang mu! Paling tidak kalau kamu punya kepribadian yang buruk kamu harus memiliki penampilan yang menarik!" gumam Nathan. Nathan menenggak habis es kopinya. Ia butuh banyak asupan untuk pekerjaan kali ini.

"Juliard.. Juliard" gumam Nathan dan berdiri dari kursinya.

Nathan berjalan dengan cepat Ia dengan sengaja menabrak Ranna yang akan keluar cukup kencang sehingga Ranna terjatuh dan barang-barang belanjaan Ranna pun berjatuhan. 

"Sorry..sorry"

"Apa kamu tidak punya mata!" bentak Ranna.
Nathan cepat-cepat membantu membereskan barang Ranna.

"Sorry.. Sorry.. Saya buru-buru karna ada pasien kritis sekarang" ucap Nathan

"Lalu dengan begitu kamu bisa seenaknya membuat orang sehat menjadi seorang pasien?" ucap Ranna yang sedikit memegangi pergelangan kakinya. Sebenarnya Nathan tidak bermaksud hingga melukai Ranna. Tapi jika Ranna sampai luka, itu akan lebih baik.

"Maaf. Maaf.. Saya benar-benar tidak sengaja. Anda bisa hubungi saya nanti." ucap Nathan memberikan kartu namanya dan meninggalkan Ranna begitu saja tanpa melihat wajah Ranna.

Ranna terus meneriaki Nathan yang sudah berlari itu.

"Bener-bener ya anak jaman sekarang! Ngga ada yang punya sopan santun" maki Ranna dan Ranna pun membaca kartu nama yang di berikan Nathan.

"Di rumah sakit suami ku ternyata, jelas sekali Ia baru saja menjadi dokter. Habis riwayat mu Nathan lee. Tunggu sampai suami ku tau, apa yang kamu lakukan dengan istrinya!" ucap Ranna dan susah payah Ia membawa barang-barang belanjaanya.

***
Cheryl,Revi,Sam dan tentunya Nathan sedang duduk melingkar. Semua tatapannya satu arah menuju ponsel Nathan yang tergeletak di meja.

"Sudah 3 jam dan belum ada panggilan" ucap Revi

"Cara mu gagal" ucap Sam.

"Tidak harusnya Ia sudah menelfon. Sebentar lagi.." yakin Nathan. Ke empat orang tersebut menatap serius pada ponsel Nathan dan keempatnya terkejut. Revi bahkan nyaris jatuh dari kursinya saat dengan nyaringnya ponsel Sam yang berbunyi.

"Ya! Apa tidak bisa pelankan suara ponsel mu!" bentak Revi.

"Hanya tidak ingin mengambil Resiko, Ranna mengamuk karna telfonnya tidak di angkat. Dia menelfon ku. " ucap Sam dan menunjukan ponselnya.

"Speaker" ucap Nathan. Sam pun menurut. Ia memode speaker kan ponselnya.

"Halo. Sayang.."

"Iya." jawab Sam.

"Kok ngga suka gitu nada suaranya.."

"Iya sayang.. Kenapa? Aku baru selesai minum" ucap Sam memberikan alasan sekenannya.

"Euhm.. "

"Ada apa sayang?" tanya Sam semanis mungkin.

"Kok ada apa sih? Memangnya kalau aku telfon harus ada apa-apa?"

Pulang (Hanya tentang waktu sampai kau kembali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang