Dua puluh lima

7.1K 525 47
                                    

Sam menggerakan tangannya, Ia meraba samping kasurnya mencoba menemukan istrinya. Namun yang di cari sudah rapi dan tersenyum geli memperhatikan tingkah suaminya saat tertidur itu. Mata sam perlahan membuka saat Ia tak kunjung menemukan tubuh Ranna.

"Morning cebol" sapa Ranna. San mengulum senyumnya dan menyipitkan mata menatap Ranna.

"Chaebol Ranna" ucapnya serak

"Itu karna bibir ku sakit" sam mengangguk dan Ia pun bangkit dari tidurnya duduk bersandar di kepala kasur. Sam menepuk kasur sebelahnya Ranna pun duduk di sana.

"Gimana bibir mu?" Tanya Sam. Dengan suara yang masih serak.

"Better..." Ucap Ranna. Sam mendekat dan mengecek ke adaan bibir Ranna. Ranna pun menurut saja hingga Sam tiba-tiba saja mengecup nya singkat. Ranna mendorong dada Sam manja.

"Ya..apa kamu selalu begitu sama semua pasien mu?" Ucap Ranna berpura-pura ramah.

"Mungkin..kalau ada yang menggemaskan seperti mu" ucap Sam dan menyisipkan rambut Ranna.

"Jangan macam-macam. Aku akan membunuh siapapun yang mencoba merebut mu dari ku"

"Kenapa kamu mencintai ku?" Tanya Sam. Ranna terlihat berfikir

"Entahlah karna kamu dokter,tampan dan cebol"

"Chaebol sayang...Chaebol." jelas Sam

"Yah itu"

"Benarkah karna itu?"

"Tentu saja tidak..aku mencintai kamu. Karna kamu suami ku."

"Jadi kalau aku bukan suami mu, kamu tidak akan menyukai ku?"

Ranna mengangguk.

"Aku hanya akan menyukai suami ku. Aku tidak akan membagi perasaan ku dengan siapapun. Sudah ya..aku sudah kesiangan. " Ucap Ranna dan berdiri dari duduknya.

"Ranna.."

"Hmm?"

"I love you"

"Love you more.." ucap Ranna dan meninggalkan Sam. Senyum Sam perlahan memudar seiring kepergian Ranna.

Ranna masih Ranna yang sama, Ia masih mencintai Sam, Ia juga masih peduli pada Sam. Ia tidak marah dengan Sam. Namun entah mengapa Sam merasa kurang. Ia merasa kehilangan Ranna di saat Ia masih memilikinya. Ia tau itu keinginannya dan Ia masih tak mengerti mengapa justru Ia yang sekarang merasa di tinggalkan.

***
Revi sudah berada di ruangannya lagi-lagi Cheryl masuk tanpa mengetuk pintu. Revi meminta perawatnya untuk keluar.

"Ada apa dengan kalian hah?"

Revi tak menjawab. Wajahnya tak kalah lebam dari Sam.

"Apa hanya karna seorang wanita kalian akan merusak persahabatan kalian?" Tanya Cheryl.
Revi masih bergemin. Ia mendekat pada Revi dan akan menyentuh pipi Revi. Namun Revi menghalaunya. Ia berdiri dan berpindah tempat duduk.

"Lain kali kalau mau masuk ketuk dulu. Aku pikir ini ruangan ku dan jujur saja aku tidak nyaman jika seseorang masuk dan keluar dari lingkup ku sesukanya"

"Aku sudah begitu sejak lama vi. Revi kamu kenapa sih? Kamu marah aku dengan Sam? Sejak lama kamu kan tau aku menyukai Sam. Bukannya seorang sahabat harusnya bahagia ketika sahabatnya bahagia?"

Revi mengangguk.
"Aku bahagia.. selamat ya"

Revi berdiri dari kursinya dan berjalan meninggalkan cheryl. Cheryl menangkap tangan Revi.

"Revi.."

Revi melepas tangan Cheryl.
"Maaf cheryl aku sibuk" ucap Revi dan kini benar-benar meninggalkan Cheryl.

Pulang (Hanya tentang waktu sampai kau kembali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang