Sembilan belas

5K 439 57
                                    

Nathan mengangguk saat Ranna menunjukan pesan dari Revi.

"Revi pasti bohong kan? Sam ngga pernah keluar kota mendadak tanpa persiapan",

" paling tidak Sam baik-baik saja kan?" ucap Nathan.

"Dia masih marah dengan ku ya?"

"Dia butuh waktu Aira...udah masuk sana. Berendam air hangat, minum air hangat, pasang aroma therapi, lalu tidur"

Ranna menatap Nathan ragu.

"Oh ya.. Aku akan merubah menu diet mu. Sepertinya itu terlalu cepat untuk mu"

"Kenapa? Bagus bukan"

Nathan menggeleng,
"Diet terlalu cepat itu akan mengganggu metabolisme tubuh mu."

"Gaya..sudah seperti dokter beneran saja"

"Heh..begini-begini, Aku lulus dengan  nilai tertinggi di angkatan ku"

Ranna mengangguk.
"Percaya-percaya" ucap Ranna

"Aku tidak bohong"

"Ya kan aku bilang percaya" ucap Ranna. Nathan mengkrucutkan bibirnya. Ranna tertawa kecil dan memukul ringan tangan Nathan.

"Jangan mencebik gitu, Sam melakukannya lebih baik dari kamu. Ah ya aku titip sepupu ku dan anaknya ya. Kabari keadaanya pada ku"

"Siap nyonya.." ucap Nathan.

"Aku turun ya.. Thanks for today"

Nathan mengangguk.

"Hati-hati"

"Iya bawel.." ucap Nathan.

"Ish..itu karna aku peduli" rajuk Ranna. Dan Ranna pun turun dari mobil Nathan.

***
Entah sudah berapa banyak Ranna mengirim pesan pada Sam, namun tak ada satupun yang di balas. Bahkan saat hari telah berganti pun Sam belum juga membalas.

R: Sayang..kamu masih marah?
R: Aku harus apa? Biar kamu maafin aku?
R: sam.. Aku khawatir.
R: Sammy..
R: Sam hari ini acara teman-teman kuliah ku. Kamu dateng kan? Kita jadi dateng kan?
R: Sam.. Aku berangkat duluan ya. Aku kirimkan alamatnya pada mu. Aku tunggu kamu di sana.
R: Sam.. Maafkan aku..
R: Sam. Kamu dimana? Aku sudah di tempat. Kamu datang kan?
R: Sammy? Sayang?

Ranna menatap ponselnya yang tak juga menampilkan balasan pesan dari Sam.

"Jadi mana suami kamu Ranna?"

Ranna menoleh kepada sumber suara. Terdapat 4 orang wanita yang paling Ia benci. Wanita yang selalu merendahkan dirinya. Ranna tak benar-benar membenci mereka lagi-lagi Ranna hanya iri dan berharap bisa menjadi salah satu orang hebat seperti mereka.

"Kamu belum juga punya anak? Apa Sam yang menundanya?"

"Tidak, kita memang belum dapat" ucap Ranna

"Kamu terlalu gemuk, jadi sulit punya keturunan"

Ranna sebisa mungkin menahan kekesalannya.

"Apa Sam tidak datang lagi kali ini?"

Ranna sungguh tak tau harus menjawab apa.

"Oh ya aku dengar kamu bekerja di rumah sakit suami mu? Apa tidak ada tempat lain yang menerima mu?"

"Aku ke kamar mandi dulu" pamit Ranna dan meninggalkan tempat itu.

Ranna masih mencoba menghubungi Sam, bahkan hingga acara sudah akan berakhir Sam tak juga nampak. Ranna sangat tau bahwa lagi-lagi dirinya lah yang menjadi topik perbincangan. Gossip bahwa Sam tak benar-benar setuju menikah dengan Ranna pun semakin meluas. Ranna bisa apa selain berpura-pura tuli.

Pulang (Hanya tentang waktu sampai kau kembali)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ