Tiga puluh Enam

7.7K 519 20
                                    

Di balik jendela kamarnya Ranna menatap Sam dan Nathan yang di minta pergi oleh Ibu panti. Butuh waktu cukup lama hingga mereka benar-benar pergi. Ranna menutup gorden jendelanya dan duduk di atas kasurnya. Ia tak bisa seperti ini, Ia harus melanjutkan hidupnya. Hidup tanpa Sam di sisinya.

Pintu Ranna di ketuk dan tak lama terbuka.

"Kak.."

"Mereka sudah pulang Lina?"

Gadis cantik bernama Lina itu pun mengangguk.

"Kak Nathan menitipkan ini.." ucap Lina dan memberikannya pada Ranna. Ranna menerimanya, itu adalah sebuah cd dengan surat. Ranna meletakannya begitu saja tanpa niat sedikit pun untuk membukannya.

"Kak Ranna.. tadi Ibunya kak Sam telfon. Beliau tanya keadaan kak Ranna. Apa tidak lebih baik kalau kaka aktifkan saja ponselnya. Maksud Lina kaka tidak mungkin terus bersembunyi seperti ini"

"Aku masih butuh waktu"

Lina mengangguk mengerti.
"Yasudah kalau kakak mau begitu. Yang penting kakak tetap jaga kesehatan. Lina keluar dulu" ucap Lina dan keluar dari kamar Ranna.

Ranna terdiam di tempatnya. Ia bukan sembunyi Ia hanya belum siap untuk kembali menemui orang-orang yang selama ini membodohinya. Ia hanya takut tertipu lagi oleh mulut manis mereka.
***
Cheryl sudah mengepaki semua barang-barang nya di rumah sakit saat Revi berlari masuk ke dalam ruangannya.

"Kamu mau kemana?" Tanya Revi dengan napas masih tesaenggal.

Cheryl menoleh pada Revi. Ia menatap figura foto yang di dalamnya terdapat foto dirinya Sam dan juga Revi.

"Aku di pecat" ucap Cheryl dan memaksakan diri untuk tersenyum.

"Kamu masih punya foto ini Revi? Bukankah kita bertiga terlihat bahagia?" Tanya Cheryl. Revi tak menjawabnya hanya terus menatap Cheryl.

"Kamu benar Revi. Semua salah ku. Aku yang terus memberi Sam perhatian lebih saat aku tau Ia adalah suami wanita lain. Aku tentu tak ingin suami ku di perlakukan seperti itu oleh orang lain. Aku yang memberikan ide konyol itu lalu menggunakan adik ku sendiri tanpa mempertimbangkan perasaan adik ku, aku mengancamnya dengan mimpinya, dan kini hatinya pasti sangat terluka. Kau tau Revi meskipun kita bukan saudara kandung Nathan selalu menjaga ku, menganggap ku benar-benar seperti kakanya, tapi apa balasan ku? Aku justru memanfaatkan kelemahannya. Aku sejak awal tau Nathan akan jatuh cinta pada wanita seperti Ranna dan memang itu yang aku mau, membuat Nathan merebut Ranna hingga aku bisa bersama Sam. Aku yang terus menggoda Sam. Semua salah ku, Andai aku mau menyadarinya sebelum semua sekacau ini" ucap Cheryl.

Pertahanan Revi melemah. Ia menarik cheryl dan memeluknya. Tangis Cheryl pecah dalam pelukan Revi. Ia membalas pelukan Revi dengan erat. Ia sungguh takut Baik Revi dan Sam akan benar-benar pergi darinya.

"Maafkan aku...sungguh maafkan aku" isak Cheryl. Revi tak mengatakan apa-apa. Ia hanya membiarkan Cheryl terbenam dalam pelukannya berharap itu dapat membagi rasa sakit cheryl.

"Diantara semua kesalahan aku, melukai mu adalah penyesalan terbesar ku. Aku sungguh tidak tau tentang perasaan mu pada ku Revi.. aku bukan sengaja mengabaikannya. Tolong jangan menjauh dari ku juga. Aku akan bagaimana tanpa kamu" isak Cheryl. Revi mengusap rambut Cheryl. Sama seperti cheryl yang merindukannya. Sesungguhnya Ia pun sangat merindukan cheryl. Namun saat itu Ia harus menguatkan hatinya Ia harus membuat cheryl sadar akan kesalahannya.

"Marahi saja aku. Tapi tolong jangan tiba-tiba menjadi asing pada ku vi.. aku sudah kehilangan Sam, aku kehilangan pekerjaan ku,aku kehilangan adik ku dan aku akan benar-benar hancur jika harus kehilangan mu juga."

Pulang (Hanya tentang waktu sampai kau kembali)Where stories live. Discover now