Dua belas

4.4K 335 40
                                    

Ranna membawa bekal makan siang untuk Sam. Biasanya Ia akan berjalan langsung menuju ruangan Sam, namun entah mengapa kali Ini Ia sengaja melewati lobby depan dan melewati ruang IGD. Mata Ranna terus menatap pada ruang IGD tersebut. Ia tak tau apakah Ia harus menemui Nathan dan mengiyakan ajakannya, atau mengabaikannya saja. Ranna terkejut saat pintu IGD terbuka dan keluarlah pria yang sedang di pikirkannya itu. Namun pria itu berjalan cepat setengah berlari hingga tak melihat Ranna yang tadi sempat akan menyapannya. Entah apa yang di pikirkan Ranna, Ia mengikuti Nathan. Nathan terlihat tidak baik-baik saja. Nathan terus memegangi perutnya dan menutup mulutnya lalu masuk ke dalam kamar mandi. Ranna terhenti disana. Ia tau tak seharusnya Ia menunggui Nathan. Namun kakinya tak dapat di gerakan, ada sedikit rasa khawatir pada Nathan.

Tak lama Nathan keluar dengan wajah, yang pucat dan basah. Ranna melihat Nathan berpegangan pada tembok dan bersandar di sana. Ranna menghampiri.

"Are you oke?"

Nathan yang di tanya seperti itu pun terlihat terkejut dan langsung menegapkan tubuhnya.

"Hei.. Aira.." ucap Nathan spontan dan tersenyum.

Ranna masih menatap Nathan.
"Kamu ngga papa?"

"Yah.. Im oke.." ucap Nathan. Ranna memberikan tisu pada Nathan. Nathan menerimanya dan Ia gunakan untuk mengeringkan wajahnya.

"Di dalam tisunya habis" ucap Nathan.
Ranna masih terus menatap Nathan.

"Sudah tidak marah?" tanya Nathan. Ranna hanya mengedikan bahunya. Ia masih menatap khawatir pada Nathan.

"Apa itu untuk ku?" ucap Nathan dan mengambil kotak makan di tangan Ranna. Namun Ranna memukulnya.

"Untuk suami ku" jawab Ranna.  Nathan mencebik.

"Baiklah, jadi suami kerja di sini juga? Apa dia dokter?" tanya Nathan.

"Kamu akan pingsan kalau tau siapa suami ku!" ucap Ranna.

"Baiklah kalau begitu aku memilih untuk tidak tau saja. Dah.." ucap Nathan dan akan pergi. Namun Ranna menahannya,Ranna sendiri tak tau apa yang membuat dirinya menahan Nathan.

"Kamu beneran ngga papa?" tanya Ranna. Nathan memicingkan matanya.

"Apa kamu mengkhawatirkan ku?"

"Jangan mengkhayal! Aku hanya tidak suka melihat orang sakit" ucap Ranna. Nathan mengangguk lagi.

"Apa kalau aku sakit kamu akan memaafkan ku?"

"Jangan bercanda dengan penyakit! Suami ku bahkan tidak tidur hanya untuk menyembuhkan orang lain"

"Ah.  Suami mu dokter juga. Aku juga tidak tidur untuk menyembuhkan orang lain." ucap Nathan.

"Apa semua dokter harus seperti itu? Apa mereka pikir mereka bukan manusia ?".

Nathan mengangguk.
" yah.. Kami separuh malaikat.",ledek Nathan dan mengedipkan sebelah matanya. Ranna menatap Nathan jengah.

"Sudah sana pergi!"

"Kau yang menahan ku tadi" ucap Nathan.

"Iya udah sekarang pergi"

"Berteman?" tanya Nathan dan mengulurkan tangannya. Ranna memukulnya. Ia memberikan kotak makannya pada Ranna.

"Makanlah sudah masuk jam makan siang",

" ini kan buat suami mu"

"Suami ku lebih suka makan di luar dengan teman nya. Jadi sesekali bekalnya di makan orang lain tidak akan keberatan." ucap Ranna.

Pulang (Hanya tentang waktu sampai kau kembali)Where stories live. Discover now