Tiga puluh Dua

7.4K 506 59
                                    

Sam menatap Ranna yang masih tertidur dengan kepala di pinggir kasurnya. Ia terus memperhatikan wajah itu tanpa berani menyentuhnya. Hingga Ranna terbangun sendiri dan cukup kaget.

"Sam.. kamu butuh sesuatu?" Tanyanya panik. Sam menggeleng. Ranna menghela napasnya lega. Tangan Sam terulur dan mengusap pucuk kepala istrinya itu.

"Kamu kenapa ngga pulang? Lelah bukan tidur di sini?"

Ranna menggeleng.

"Aku mana bisa pulang.." ucap Ranna dan berpindah duduk di pinggir kasur Sam. Sam pun membuat dirinya dalam posisi duduk.

"Bagaimana keadaan mu? Apa lebih baik?"

"Sure.."

"Mau aku panggilkan dokter?" Tanya Ranna

"Tidak perlu, aku kan juga dokter"

Ranna mendesis.
"Kalau kamu merasa begitu hebat kenapa sampai sakit!"

"Sengaja, untuk merebut perhatian mu." Ucap Sam dan memainkan rambut Ranna. Ranna memukul tangan Sam.

"Tidak lucu! Kamu ingin membunuh ku?"

Sam menggelengkan kepalanya.

"Jangan lakukan itu lagi!"

Sam menarik tangan Ranna dengan lembut, membawanya dalam pelukan. Ranna merebahkan tubuhnya pada dada Sam dan mengusapnya lembut.

"Berat badan mu banyak turun hmm?" Tanya Sam dan memainkan jari-jari tangan Ranna. Ranna membenarkan kepalanya dan mengangguk.

"Kamu suka?"

Sam menggeleng.

"Tidak pas dalam pelukan ku"
Ranna mengangkat wajahnya dan dengan cepat mengecup bibir Ranna.

"Satu kosong.." ucap Sam. Ranna masih belum memindahkan wajahnya. Namun Ia tersenyum. Sam memajukan wajahnya lagi dan mengecup Ranna lagi.

"Dua kosong.."

"Ya!"
Sam melakukannya lagi.

"Tiga kosong.." ucap Sam.

Ranna sedikit bangkit dan membala kecupan Sam berkali-kali.

"Aku menang!" Ucap Ranna dan kembali bersandar pada dada Sam. Ranna memeluknya erat.

"Jangan sakit aku khawatir,jangan cari perhatian ku dengan sakit" ucap Ranna.

"Aku bercanda, aku sudah mencoba mengobati diri ku tapi demam ku tidak kunjung turun. Aku tidak ingin sakit di hadapan mu. " Ucap Sam. Ranna mengangguk

"Jangan sakit"

***
Ranna sudah meneguhkan hatinya Ia ingin tetap bersama Sam. Ia ingin melepaskan pekerjaanya. Ia tak mau mengulang kesalahannya. Keputusan itulah yang membuatnya mengajukan pemgunduran diri. Terjadi perdebatan yang cukup alot antara Ranna dan Wijaya. Wijaya yang sangat tau bakat menantunya itu tentu tak bisa melepas Ranna begitu saja. Namun keputusan Ranna yang sudah bulat menghasilkan kesepakatan bahwa Ranna bisa berhenti bekerja setelah proyek diesnatalies selesai.

Ranna berjalan keluar dari ruangan wijaya. Tentu saja Ia ingin menuju ruang rawat suaminya, hingga sebuah tangan menahannya.

"Aira.."

Ranna menoleh menatap Nathan.

"Kamu mau keluar dari pekerjaan kamu?"

Ranna mengangguk.
"Jangan bercanda..."

"Aku tidak"

"Aira! Kamu menyukainya.. kamu menikmati pekerjaan mu. Kamu butuh banyak langkah untuk sampai di sini" ucap Nathan.

Pulang (Hanya tentang waktu sampai kau kembali)Where stories live. Discover now