Empat puluh satu

7.3K 522 56
                                    

Ranna meringkukan tubuhnya di atas sofa yang ada diruangan Sam. Matanya menatap kosong dan terus mengalir air mata. Berbeda dengan Ibu Sam yang harus di rawat karna sempat tak sadarkan diri, Ranna memutuskan dirinya untuk kuat. Kekuatannya sekarang sangat di butuhkan oleh Sam. Cheryl masuk ke dalam ruangan Sam di temani oleh Revi. Kehadiran mereka bahkan tak di sadari oleh Ranna.

"Belum ada kabar apapun?", tanya Cheryl. Revi menggeleng.

" mereka pasti kesulitan menghubungi kita. Tunggu saja.." ucap cheryl.

"Apa aku harus ke sana?", tanya Revi

" jangan konyol.. Tsunami di sana di prediksikan akan terjadi lagi. Kamu mau kita juga kehilangan mu setelah mungkin kita kehilangan Sam.." ucap Cheryl dan memelan di akhir kata.
Cheryl menatap Ranna yang terlihat begitu terluka. Benar, jika cintanya sebanyak Ranna Ia juga akan seperti itu. Ia memang mencintai Sam lebih dulu namun tak selalu berarti cintanya lebih banyak dari Ranna yang baru mencintai Sam.

"Aku akan bicara dengannya.." ucap Cheryl. Revi menahan cheryl. Cheryl tersenyum lembut, Ia melepaskan tangan Revi.

"Kamu percaya pada ku kan? Keluarlah dulu. Aku yang akan menjaga Ranna." ucap Cheryl.

Revi menatap Cheryl sesaat. Sebelum akhirnya Ia mengangguk dan pergi.

Cheryl mendekat pada Ranna. Ia duduk di samping Ranna yang bersandar pad lengan sofa.
Ia mengambil air mineral yang sama sekali belum di sentuh Ranna. Membuka tutupnya dan memberikannya pada Ranna.

"Minumlah.." pinta Cheryl. Ranna menoleh sesaat lalu membenarkan duduknya.
Ranna terus menatap ujung kakinya, hingga air mudahnya semakin mudah terjatuh. Cheryl mendekatkan minumannya lagi.

"Aku tidak bisa meminumnya.." ucap Ranna.

"Lalu kamu akan sakit dan tidak bisa melakukan apapun?" tanya Cheryl. Air mata Ranna semakin berjatuhan.

"Minumlah sedikit..sam pasti tidak ingin melihat istrinya sakit." ucap Cheryl

"Apa kalian saling mencintai? Apa Sam akan bahagia jika bersama kamu?"

Cheryl tersenyum getir.
"Mungkin kita sempat saling mencintai. Atau mungkin hanya aku yang begitu"..

"Sam selalu bahagia saat di dekat mu"

"Aku tidak bisa bilang tidak. Kita selalu bahagia saat bersama."

"Apa jika aku mengizinkan dia bersamamu, dia tidak akan meninggalkan ku?" tanya Ranna pilu.

"Kamu memang harus mengizinkan kami bersama Ranna. Aku,Sam dan Revi. Kita bersahabat bahkan sejak kamu belum hadir dalam hidup kami. Lantas apa yang membuat mu ingin menjauhkan kami?" tanya Cheryl. Ranna menutup wajahnya dan kembali terisak. Cheryl mengusap punggung Ranna dengan lembut.

"Aku iri dengan kalian.. Aku iri pada mu. Aku tau aku tidak akan bisa menjadi salah satu di antara kalian." isak Ranna

"Aku ingin menjauhkan Sam dari dunianya.. Agar dia hanya memiliki sama seperti aku yang hanya memilikinya.", lanjut Ranna.

" apa yang kamu iri kan dari kami..ah tidak apa yang kamu iri kan dari ku? Ketika Sam sudah menyerahkan segalanya untuk mu Ranna? Harusnya aku yang marah pada mu, siapa kamu orang yang baru saja datang lalu memngambil sam dari ku? Hanya karna kamu Sam berbohong pada ku, Hanya karna kamu Sam merahasiakan sesuatu dari ku dan Revi. Hanya karna kamu Sam memukul Revi, Hanya karna kamu sam rela meninggalkan kami. Tidak hanya kami Ranna. Sam memberikan segalanya untuk mu. Hanya untuk kamu. Katakan dia berbohong tentang cintanya, katakan dia tidak memiliki ketulusan, katakan dia melakukan itu memang hanya karna Iba tapi dalam perjalanannya dia benar-benar menjaga mu bukan? Dia benar-benar menyerahkan semuanya pada mu. Hari itu Ia melakukan kesalahan. Kesalahan yang suami mana pun mungkin bisa melakukan ketika mereka lelah dan jenuh. Aku tak bilang sam benar.. Dia salah, aku salah, Revi Salah dan kami memaksa Nathan untuk ikut berbuat salah. Tapi semua kesalahan itu tak akan menghilangkan kenyataan bahwa Sam dan kamu sudah melewati banyak hal bersama bukan? Hal yang membuat kalian bahagia bersama, menangis bersama, marah dan mungkin kecewa." ucap Cheryl

Pulang (Hanya tentang waktu sampai kau kembali)Where stories live. Discover now