Delapan Belas

5.2K 409 66
                                    

Acara amal sudah selesai dan bahkan Ranna masih tidak bisa menghubungi Sam ataupun Nathan. Ia menjadi sangat gelisah.

"Ranna?"

"Revi..kamu lihat sam?"

Revi menggeleng.
"Tidak aku tidak melihatnya sejak tadi."

Ranna mengangguk mengerti, namun rasa cemasnya justru semakin memuncak.

"Ada apa?" tanya Revi.

Ranna menggelengkan kepalanya.

"Tolong kabari aku kalau kamu dapat kabar Sam ya" ucap Ranna

"Iya.. Ranna ada apa?" tanya Revi.

"Ranna..aku mengenal kamu dan Sam. Ada apa? Kamu sakit? Kamu keliatan pucat.. Aku liat kamu belum makan apapun sejak tadi, bahkan minumpun tidak"

Ranna menghela napasnya. Ia menundukan kepalanya.

"Ayo duduk dulu" ucap Revi dan meminta Ranna duduk. Revi mengambil air mineral dan membuka kannya untuk Ranna.

" minumlah"

Ranna meminumnya sedikit.

"Ada apa?"

"Aku melakukan kesalahan lagi. Aku bertengkar hebat dengan sam semalam." ucap Ranna

"Kenapa?"

"Aku tidak tau..sam tiba-tiba marah pada ku." ucap Ranna

Revi mengusap bahu Ranna.
"Tenang lah..sam pasti baik-baik saja."

Ranna menggeleng.
"Aku khawatir sekali. Biasanya ketika bertengkar Sam tidak pernah mematikan ponselnya. Atau paling engga setelah pagi dia akan membalas pesan ku" ucap Ranna.
Ranna menutup wajahnya.

"Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan Sam"

"Engga..sam baik-baik saja. Percaya pada ku" ucap Revi.

Ranna pun kembali menangis, Ia sungguh tak tau harus mengatakan apa lagi. Ia begitu merasa bersalah pada Sam. Tetapi sungguh apa yang di lakukan Ranna semuanya hanya demi kebaikan Sam.

"Tenang lah Ranna..sam pasti akan baik-baik saja. Mungkin Ia hanya butuh waktu sendiri. Oke?"

Ranna menganggukkan kepalanya.
***
Meskipun Revi sudah berusaha untuk meyakinkan Ranna, namun tentu saja Ranna tak bisa untuk tak khawatir pada Sam. Seperti biasa Ranna menatap sendu ke arah luar jendela cafe, hujan di luar semakin menambah kesedihannya. Ranna memejamkan matanya, semua ucapan Sam tergiang di kepalanya, Ia sungguh tidak tau kalau Sam menganggapnya seperti itu. Pikiran Ranna melayang pada beberapa minggu lalu, sebelum Ia berubah menjadi begitu menyebalkan. Hari itu Ranna di panggil oleh salah satu penerbit, Ranna berfikir bahwa ceritanya akan di terima namun yang terjadi hanyalah penerbit tersebut Ingin Ranna menulis tentang suaminya yang terkenal itu. Bahkan penerbit itu terus mendesak Ranna mau melakukan wawancara tentang suaminya. Ketika Ranna menolak dengan kejamnya mereka mengatakan bahwa Ranna sama sekali tak memiliki bakat untuk menulis. Ranna benar-benar merasa segala hal dalam dirinya tak ada yang berguna. Nathan benar, Ia kesepian sangat kesepian. Ia butuh perhatian lebih dari Sam yang bahkan tak punya waktu untuknya. Di saat perasaan Ranna yang sedang begitu hancur karna di tolak penerbit Ranna datang ke rumah sakit karna di minta oleh kedua mertuanya. Di sana Ia melihat Sam yang sedang makan bersama Cheryl juga Revi. Sam terlihat begitu bahagia, Ranna merasa iri. Ia iri karna tak memiliki teman-teman seperti Sam. Di dunianya hanya ada Sam, tapi di dunia Sam tak hanya dirinya.
Seakan semua itu tak cukup untuk mengganggu hatinya kedua mertuanya memberikan kabar tak enak bahwa hasil cek up kesehatan terakhir sam cukup buruk. Sam memang memiliki gangguan imun sejak lahir. Kedua mertua Ranna untuk lebih menjaga Sam dan setelah semua itu bagaimana bisa Ranna tak merasa khawatir. Ia sudah gagal dalam seluruh hal di hidupnya Ia tak mau sebagai istri pun Ia akan gagal.

Pulang (Hanya tentang waktu sampai kau kembali)Where stories live. Discover now