Tiga puluh tujuh

7.2K 601 54
                                    

Ranna berpapasan dengan Nathan di depan pintu gerbang pantinya. Keduanya sama-sama tak bisa saling menghindari. Nathan terlihat lebih baik dari Sam. Ia menatap Ranna penuh rindu dan damba. Sedangkan Ranna sebisa mungkin tak ingin menatap Nathan. Berbeda dengan saat dirinya bertemu Sam, Ranna terus menatap Sam dalam.

"Aira.."

"Panggil aku Ranna" ucap Ranna. Nathan tersenyum pedih dan mengangguk.

"Bagaimana kabar mu?",

" apa mungkin aku bisa baik setelah aku pulang mengurus gugatan perceraian ku?" tanya Ranna dengan nada dinginnya.

Nathan terdiam sesaat. Ia sungguh tak tau harus mengatakan apa.

"Ku pikir, kamu tidak perlu datang ke sini lagi" ucap Ranna.

Nathan mengangguk
"Aku memang ingin mengucapkan selamat tinggal pada mu. Aku akan ke juliard"

Ranna tersenyum sinis.

"Bahagia sekali hidup mu. Ya baguslah. Apa itu bayaran mu?"

"Apa kamu Ingin aku tetap tinggal di sini?"

Ranna mengangkat kepalanya dan akan menatap Nathan. Namu kembali mengalihkanny.

"Tidak pergi saja. Itu mimpi mu bukan? Mimpi yang kamu dapatkan dengan melukai hati orang lain"

"Kamu sudah membuka titipan ku?"

"Belum dan akan aku buang."

"Lihat dulu sebelum membuangnya."

"Untuk apa?,agar aku tertipu lagi oleh mu?"

Nathan akan menjawab namun Ranna mendahuluinya dengan sinis dan mendesis.

"Tidak pernah berkata bohong? Itu yang kamu bilang pada ku?bagian mana yang tidak bohong?"

"Bagian aku mencintai mu Aira"

"Ranna! Panggil aku Ranna karna aku membenci panggilan itu!.. cinta? Kamu menghancurkan hidup wanita yang kamu cinta? Itu yang kamu maksud cinta."

"Aku tau aku salah pada mu.. Tapi sungguh aku tidak benar-benar bermaksud begitu.  Aku"

"Tidak bermaksud apa? Tutup mulut mu Nath. Aku muak mendengar mu!" ucap Ranna dan akan meninggalkan Nathan. Namun Nathan menahan Ranna.

"Dengarkan aku sekali ini saja.."

Ranna melepaskan tangannya dari Nathan.

"Mendengarkan apa lagi Nath? Apa lagi? Aku sudah muak mendengar apapun dari mu"

"Kenapa si ra,? Kenapa kamu memberikan kesempatan pada Sam untuk bicara sedang kan pada ku tidak?"

"Karna Sam suami ku...aku butuh penjelasan darinya. Dan jika Ia melakukan kesalahan aku harus mendengarkan alasannya! Aku harus tau mengapa Ia begitu barangkali itu semua karna ku. Jangan bandingkan diri mu dengan sam, karna kamu bukan siapa-siapa Nath. Kamu hanya orang asing yang datang dalam hidup ku dengan tujuan langsung menyakiti ku. Memangnya kamu pikir kamu siapa? memiliki hak untuk menghancurkan hati dan hidup orang lain.. Memangnya kamu siapa sehingga berfikir pantas mempermainkan hati ku!" ucap Ranna dan memekik di akhir kalimat.

"Kamu puas Nath? Memperlakukan ku seperti orang bodoh? Datang bag malaikat. Memberikan aku harapan. Membuat aku merasa berharga, membuat aku hampir memilih mu!"

Air mata Ranna kembali terjatuh, Ia menganggukkan kepalanya.

"Iya nath.  Aku hampir goyah dengan cintaku pada sam karena mu. Tidak satu waktu pun setelah kamu mengatakannya aku tak memikirkan kata seandainya yang kamu ucapkan. Bagaiman seandainya kamu datang sebelum sam, bagaimana seandainya aku tak memiliki sam, apakah aku bisa lebih bahagia bersama mu? Aku terus memikirkannya..Nath. Berfikir seperti orang bodoh lalu kemudian merasa begitu bersalah saat menatap suami ku tanpa pernah aku tau kamu dan suami ku bekerja sama untuk membuat ku seperti ini! Aku merasa hampir gila nath.. Tidak, aku merasa sudah gila sekarang. Aku tidak bisa menerima semuanya. Aku tidak ingin menemui mu ataupun atau kalian semua yang bekerja sama menghancurkan ku. Ratusan kali setelah kejadian hari itu aku selalu bertanya pada diri ku sendiri.. Apa salah ku? Apa salah ku pada kalian hingga sampai hati kalian melakukan ini pada ku! Apa karna aku hanya sebatang kara? Apa karna aku hanya wanita miskin yang buruk rupa? Apa karna aku hanya wanita tidak berdaya? Tidak akan ada yang melindungi ku.. Tidak akan ada membela ku. Sehingga kalian mudah saja mempermainkan hati ku? Apa menurut kalian..kalian berhak melakukan itu nath.. " maki Ranna yang sudah kembali terisak.

Pulang (Hanya tentang waktu sampai kau kembali)Where stories live. Discover now