Empat puluh dua

10.6K 608 44
                                    

Berlari seakan menjadi hobi Ranna belakangan ini. Ia mendatangi rumah sakit terdekat namun Sam tak ada disana. Bukan, bukan karna Sam tak selamat. Melainkan Sam terlalu sehat untuk berada di sana,atau lebih tepatnya memutuskan untuk membantu tim sar di lokasi kejadian.

Ranna berlari secepat yang Ia mampu ketika Ia melihat punggung suaminya. Ia tau itu suaminya bahkan meski tak nampak seperti suaminya. Karna pria yang Ia lihat punggungnya itu hanya menggunakan kaos oblong usang berwarna coklat muda dan celana yang terlihat sedikit kebesaran pada Sam.

"Sam..", ucap Ranna. Tepat saat itu pria berbaju coklat tua menoleh dan menangkap Ranna yang mememeluknya, menabrak tubuhnya lebih tepat. Ranna menarik kuat leher sam, memeluknya erat. Pria itu benar-benar sam. Meskipun terdapat beberapa luka namun dia memang benar Sam. Sam sempat terhuyung saat menangkap tubuh gempal Ranna. Tentu saja karna Ia tak siap.

" jangan pergi sam.. Jangan pergi.. Aku tidak mau kamu pergi. Aku bohong saat bilang aku bisa tanpa kamu. Tidak, aku masih Ranna mu. Ranna yang butuh kamu sempurnakan. Ranna yang suka membuat kekecauan. Aku masih Ranna mu.. Jangan pergi Sam.. aku butuh kamu." isak Ranna.

"Jangan berani pergi dari ku.. Aku akan membuat mu bertanggung jawab atas kesalahn mu dengan terus mencintai ku selamanya."

Ranna menggelengkan kepalanya. Ia mendongakan wajahnya dan menatap Sam. Tangannya menyentuh wajah Sam.

"Tidak bukan untuk bertanggung jawab atas kesalahan mu. Tapi karna aku yang meminta mu. Aku yang memohon pada mu untuk tidak pernah pergi atau membuang ku. Aku tidak memiliki siapapun di dunia ini selain kamu. Aku takut kehilangan kamu..aku.." ucap Ranna yang ucapannya di hentikan oleh kecupan Sam. Ranna tak membalas Ia justru menangis tertahan.

"Aku tidak akan pergi. Memangbya aku akan kemana?" tanya Sam dan menangkup pipi Ranna. Ia mengusap air mata Ranna.

"Jangan menangis lagi.."

"Aku mencintai mu.." ucap Ranna. Sam mengangguk.

"Aku lebih mencintai kamu"

"Impossible" isak Ranna dan kembali memeluk Sam. Sam membalas pelukan Ranna. Ia mengusap kepala belakang Ranna dengan penuh sayang.

"Itu kalimat ku" ucap Sam. Ranna mengangguk dalam pelukan Sam.

Sam melepaskan pelukannya lagi.

"Pulanglah dengan Revi.. aku akan pulang nanti setelah membantu disini"

Ranna menggeleng dengan cepat.

"Engga..aku ngga akan kemana-mana. Aku akan ada d tempat dimana kamu juga ada" ucap Ranna masih dengan merasa takut.

Sam kembali menangkup kedua pipi istrinya.

"Lihat dan dengarkan aku..."

"Engga..kali ini kamu yang dengarkan aku. Aku ngga akan kemana-mana. Tidak, aku tidak mau. " Ucap Ranna.

"Ranna di sini bahaya.."

"Bagiku semua tempat tanpa mu lebih menakutkan dari bahaya itu sendiri.." ucap Ranna dan menggenggam tangan Sam di pipinya.

"Ranna.. aku pasti pulang.."

"Iya.. aku tau dan jangan minta aku untuk pergi.. aku mohon aku merasa sekarat saat ini sam..".ucap Ranna dan kembali memeluk Sam.

Revi menepuk bahu Sam.

"Pulang dan bawa istri lu"

"Kita butuh banyak paramedis di sini"

"Gua akan disini..lagi juga kalau sesuatu terjadi. Ngga ada yang ngebutuhin gua sebanyak Ranna butuh lu. Pulang, nyokap lu sakit" ucap Revi

Cheryl memukul bahu Revi.

Pulang (Hanya tentang waktu sampai kau kembali)Where stories live. Discover now