Sebelas

4.2K 333 25
                                    

Mobil Nathan berhenti di parkiran kampus.
"Sampai ayo turun" ucap Nathan.

Ranna menatap Nathan.

"Euhm..disini ada tempat makan favorite aku dari jaman aku kuliah"
Ranna masih bergeming.

"Euhm.. memang tidak mewah sih. Tapi serius enak" ucap Nathan dengan sungguh. Ranna tersenyum tak percaya dan menggeleng kan kepalanya.

"Kedai nun bukan?" Tanya Ranna.

"I..yes.." tanya Nathan bingung.

"Ayo turun" ucap Ranna dan masih tak percaya dengan apa yang terjadi. Ranna turun dan di ikuti Nathan.

"Tunggu kok kamu tau kedai nun?" Ucap Nathan.

"Aku 3 1/2 tahun di gedung depan fakultas kamu"ucap Ranna

"Serius?" Tanya Nathan tak percaya. Ranna mengangguk.

"Fikom?" Ulang Nathan

Ranna mengangguk lagi.

"Jurusan?"

"Kamu tidak akan percaya" ucap Ranna dan menggelengkan kepalanya.

"Kenapa harus tidak percaya? Ayo katakan jurusan apa?"

"Euhm..public relation. Aneh kan.. aku tidak cantik dan gendut tapi ada di sana. Yah, kamu benar aku paling jelek di antara teman-teman ku"

Nathan berdecak dan menggeleng kan kepalanya.

"Sangat tidak aneh kalau kamu anak PR."

"Oh ya?"

Nathan mengangguk mantap.
"Melihat dari betapa banyakny bicara kamu. Tapi ku kira kamu jurnalis. Yah secara mulut mu sekejam para jurnalis di luar sana"

Ranna tersenyum lebar dan mengangguk.
"Boleh aku anggap itu pujian?"

Nathan hanya mengedikan bahunya.

Mereka masuk kedalam kedai yang ramai itu. Beruntunglah karna sudah lewat jam makan siang jadi tidak terlalu padat.

"Pesen apa kak?"

"Kwetiaw ati ampela dan es teh tawar" ucap Ranna dan Nathan bersamaan.
Mereka saling menatap dan akhirnya tersenyum geli. Seraya menunggu pesanan Ranna terus menatap keluar jendela.

"Apa ini bisa di sebut sebuah kesamaan "

Ranna tersenyum kecil.
"Kwetiaw disini memang yang terbaik.jangan berlebihan"

Nathan mengangguk "akan aku coba lagi lain waktu"

"Coba apa?"

"Euhm..mencari kesamaan dengan mu tentu saja" ucap Nathan santai.

"Ngga usah macam-macam. Ini pertemuan kita yang terakhir"

Nathan mengkrucutkan bibirnya
"Ya siapa yang tau tentang takdir" ucap Nathan

Makanan pun datang, mereka makan masih dengan mengobrol.

"Jadi angkatan berapa kamu?" Tanya Ranna

"Euhm..2011" jawab Nathan.

"Setahun di bawah ku"

"Wah..benarkah?"

Kini gantian Ranna yang mengkrucutkan bibirnya.
"Kenapa? Tidak percaya?"

"Agak" ucap Nathan dan meringis.
Ranna meletakn alat makannya.

"Sudahlah!"

"Tidak di habiskan?"

"Kamu merusak selera makan ku"

Pulang (Hanya tentang waktu sampai kau kembali)Where stories live. Discover now