Tujuh Belas

5.1K 378 31
                                    

Sungguh Ranna merasa tak tahan lagi menanti kabar dari Nathan. Nathan tak pernah menghilang seperti ini sebelumnya. Ranna takut sesuatu terjadi pada Nathan. Dan di sinilah Ranna Ia akan memasuki ruang IGD itu kalau saja Ia tak lebih dulu mendapati Nathan yang keluar dari sana dan berlari dengan menutup mulutnya. Nathan bahkan tak menyadari Ranna disana. Ini sudah kedua kalinya Ranna menyaksikan Nathan yang seperti itu.

Ranna berjalan menyusul Nathan, namun di tengah perjalanannya Ia bertemu dengan Sam, Revi dan beberapa dokter lainnya. Sam tersenyum ceria. Ia bahkan mendekat dan merengkuh pinggang Ranna serta mengecup pelipis Ranna sekilas.

"Hai.. Kenapa di bawah?" sapa Sam. Senyum Revi mengembang saat menyaksikan hal itu. Rencananya dan Nathan sepertinya benar-benar berhasil.

"Ohh..itu aku.."

"Kamu ngga papa kan?" tanya Sam. Ranna mengangguk.

"Mau makan siang bersama? Aku dan yang lainnya akan keluar." ucap Sam. Ranna terlihat bingung di satu sisi Ia mengkhawatirkan Nathan.

"Ehm.. Ada kita nih" ledek Revi.

Sam tersenyum lebar.
"Oh ya.. Kenalin ini dokter Frans, dokter Lina dan dokter Setya. Mereka akan kerja sama untuk acara amal kita nanti, yang lagi kamu kerjakan itu." ucap Sam. Ranna tersenyum dan mengangguk. Namun sesekali kepalanya mencoba mencari Nathan.

"Ranna.." ucap Ranna dan mengulurkan tangannya.

"Pantas saja dokter Sam terlihat dingin sekali saat workshop kemarin. Pasti karna sudah memiliki istri yang cantik seperti mba Ranna." ucap Lina.

"Dokter Lina bisa aja.  Dia ngga nakal kan di sana?", jawab Ranna mencoba mengimbangi pembicaraan itu.

"Tenang mba Ranna. Dokter Sam hanya sibuk di sana"

"See, aku ngga macam-macam di sana"

"Atau mereka hanya tidak lihat" bisik Revi dan Sam menyenggol Revi. Menatap Revi galak.

"Just kidding"

Ranna terlihat lega saat mendapati Sam sudah keluar dari toilet dan berjalan ke arah mereka. Ranna akan memanggil dan melambaikan tangan. Namun Nathan sama sekali tak memandang ke arahnya. Meskipun Ranna yakin sekali Nathan melihatnya.

"Kenapa Ranna?" tanya Sam

"Oh engga. Sam aku ke atas dulu ya"

"Kamu ngga mau ikut makan sama kita"

Ranna tersenyum dan menggeleng.

"Aku banyak kerjaan di atas.. Sebentar lagi deadlinennya." ucap Ranna. Sam mengangguk mengerti.

Ranna pun berpamitan dengan yang lainnya sebelum Ia meninggalkan mereka.

Sepanjang jalan Ranna terus mengirim pesan pada Nathan.

R: kamu kenapa sih?
R: Aku bikin salah?
R: bales dong! Jangan diem ngga jelas kaya gini!
R:Nathan! Aku tau kamu baca pesan ku!
R: kenapa pura-pura tak melihat ku!
R:Nathan Lee!

Nathan yang di boom chat pun hanya menatap ponselnya. Ia duduk di atas meja. Ia menggelengkan kepalanya sendiri. Nathan terganggu dengan tangan Sam yang ada di pinggang Ranna. Di bandingkan membalas Nathan memutuskan untuk memasukan ponselnya ke dalam saku.

R: Aku tunggu di cafe!

***
Sudah dua jam lebih Ranna menunggu namun Nathan sungguh mengabaikannya. Begitupun ke esokan harinya Nathan masih terus mengabaikan Ranna. Sama seperti Nathan, Cheryl pun terus mencoba menghindar dari Sam.

"Cheryl kenapa?" tanya Revi

"Kenapa memangnya"

"Gua masih cukup tau kalau kalian saling menghindari."

Pulang (Hanya tentang waktu sampai kau kembali)Where stories live. Discover now