Dua puluh Delapan

6.8K 522 89
                                    

Ranna berjalan memasuki rumah sakit dengan langkah cepat dan Sam mengikutinya di belakang.

"Kamu pulang kemana semalam?" tanya Sam

"Bukan urusan mu"ucap Ranna. Sam berusaha menangkap tangan Ranna, namun Ia terus menerus menampiknya.

" ayo kita bicara..kamu jangan seperti ini. Pergi dari rumah begitu saja"

"Kamu yang mengusir ku"ucap Ranna dan terus berjalan.

"Aku tidak maksud begitu" ucap Sam. Ranna terus mempercepat langkahnya hingga Sam sedikit tertinggal kini.

"Ranna berhenti dulu kita perlu bicara"

"Aku tidak",

" jangan seperti anak kecil"

"Aku memang anak kecil"

"Ranna.. Aku ingin bicara" tegas Sam dan menarik Ranna cukup kuat hingga Ranna berhenti dan menabrak tubuhnya. Ranna menatap marah pada Sam.

"Kalau gitu bicara! Bicara sekarang!" bentak Ranna

Sam menoleh ke kanan kirinya yang sudah mulai menjadi tontonan.

"Pelankan suara mu Ranna.. Kita bicara di ruangan ku"

Ranna mencoba melepaskan diri namun tidak bisa.

"Tidak!,aku tidak mau! Bicara saja disini!" ucap Ranna keras kepala.

"Ranna ini rumah sakit"

"Yasudah!  Kalau gitu lepaskan aku! Aku mau kerja!"

"Ranna pelankan suara mu"

"Kenapa? Kamu malu? Malu punya istri seperti ku? Malu karna ternyata hidup mu tidak sesempurna yang orang lain pikirkan!" bentak Ranna.

"Rann...kamu apaan sih? Aku hanya menjaga nama baik kita*

" nama baik mu! Hanya nama baik mu!" ucap Ranna dan menunjuk-nunjuk dada Sam.

"Jadi kamu suka kalau semua orang membicarakan kita yang bertengkar karna kamu yang selingkuh dengan dokter IGD itu!"

"Biarin! Biarin aja mereka mau ngomong apa! Biarin saja mereka membicarakan ku seperti apa.. Toh suami ku juga tidak percaya pada ku. Kenapa aku harus peduli?"

"Ranna..pelankan suara mu"

"Lepasin aku.." ucap Ranna

"Kalau kamu bersikap seperti ini bagaimana aku akan percaya pada mu"

Ranna mendesis, matanya berkaca-kaca. Bukan karna sedih melainkan karna Ia marah.
"Bagaimanapun aku bersikap aku tetap akan salah di mata kamu sam!"

"Kita bisa bicarain ini baik-baik, pelankan suara mu Ranna. Kamu benar-benar nyaman dengan semua gossip ini?"

Ranna mengangguk.
"Aku terbiasa Sam.. Sangat terbiasa mendengar omongan orang mengenai kamu dan cheryl.. Aku terbiasa terluka karna orang yang terus berbicara bagaimana kalian berdua lebih pantas bersama di bandingkan dengan mu! Dan bahkan aku terbiasa mendengar mereka berbicara bahwa kamu mencintai ku hanya karna kamu orang baik yang kasihan padaku!" pekik Ranna. Yang kali ini membuat semua mata menatap ke arah mereka. Air mata Ranna terjatuh. Ia melepaskan tangannya.

"Apa lagi yang lebih menyakitkan dari itu semua Sam? Kamu egois Sam.." ucap Ranna lirih namun jelas sekali semua kalimatnya penuh dengan luka. Ranna melepaskan tangannya dari Sam.

"Na..Ranna" panggil Sam. Namun Ranna hanya tetap berlalu. Sam tak tau harus mengatakan apa lagi saat ini.

***
Hari-hari pertengkaran mereka terus menjadi. Kali semakin parah karna Ranna bahkan tak ingin bicara dengan Sam. Untuk sementara Ranna tinggal di panti asuhan lamanya. Sam yang merasa sudah mengusir Ranna pun kali ini mencoba mengalah dengan meminta maaf pada Ranna. Namun rasa marah dan kecewa yang begitu banyak pada Sam membuatnya sama sekali tak memperdulikan ke hadiran sam. Atau bahkan berpura-pura tak terjadi apapun. Sam selalu mencoba bicara pada Ranna. Seperti saat ini dan lagi-lagi sam hanya di abaikan.

Pulang (Hanya tentang waktu sampai kau kembali)Where stories live. Discover now