Delapan

4.4K 338 25
                                    

Sam sedang mengobati kaki Ranna, dan sebagaimana biasanya Ranna hanya menatap suaminya penuh kagum.

"Lain kali hati-hati. Jakarta sudah mulai hujan. Jangan lupa untuk bawa payung" ucap Sam tanpa menatap Ranna. Ranna mengangguk tanpa sepengelihatan Sam. Sam mengangkat kepalanya saat tak mendapat jawaban dari Ranna.

"Iya Sayang"
Sam pun mengangguk.

"Ah iya.. kamu jadi kan dateng ke acara ku?"tanya Ranna.

"Na.. masalah ini aku pikir.."

"Tuh! Mau alesan apa lagi kamu?" Ucap Ranna dan menarik kakinya

"Denger aku dulu"

Ranna sudah berdiri dengan bertolak pinggang.

"Engga! Kamu pasti cuma alasan aja! Aku bosen dengerin kamu" ucap Ranna

"Bukan gitu"

"Terus apa? Mau bilang ada operasi? Atau mau bilang apa? Cepet ngomong! Katanya mau di denger! Cepetan ngomong..mau alasan apa lagi kamu?"

"Kamu bisa ngga sih.. kalau kita lagi diskusi engga usah pake marah?, Sini duduk" Tanya Sam tenang dan mencoba menggapai tangan Ranna. Namun Ranna menampiknya.

"Jadi sekarang kamu mau bilang kalau aku pemarah? "

"Engga gitu sayang"

"Engga apa? Itu jelas-jelas kamu bilang gitu. Sekarang coba aku tanya, kapan kamu engga pernah alasan? "

"Aku engga alasan.. aku.."

"Terserah kamu!" Bentak Ranna dan meninggalkan Sam.

"Na.. Ranna. Pelan-pelan jalannya kaki kamu.." teriak Sam namun di jawab dengan bantingan pintu oleh Ranna.

Sam menggaruk-garuk rambutnya dengan kasar.

"Ya.. terus saja seperti itu Ranna! Terus begitu dan bunuh aku pelan-pelan" ucap Sam.

Malam itu Sam lagi-lagi terpaksa tidur di luar kamarnya, karna Ranna yang tak mau membuka pintu.
Dengan susah payah Sam berusaha untuk tidur di tempat tak nyaman itu. Hingga pada pukul 3 pagi lah Ia baru benar-benar bisa tertidur dan Sialnya baru sekitar 3 jam Sam tidur, Ia harus bangun karna di kagetkan oleh bantingan pintu dari Ranna lagi, sungguh tidak mengertikah Ranna bahwa Ia sangat perlu istirahat yang cukup karna hampir di setiap harinya Ia harus melakukan operasi-operasi penting yang dimana itu tidak bisa Ia tinggal tidur.

Sam langsung terduduk saat pintu kamar terbuka dan terbanting menutup lagi. Di lihatnya Ranna yang sudah rapi.
"Kamu mau kemana?" Tanya Sam dan melirik jam tangannya yang baru menunjukan pukul 6.15 pagi.

"Kerumah mamah" tentu saja mama yang di maksud Ranna adalah orang tua Sam.

Sontak saja Sam melintasi sofanya dengan melompat dan mendekat ke arah Ranna.

"Sayang.. kamu mau ngapain?"
Ucap Sam dengan wajah memelas.

"Mau cerita gimana sikap kamu sama aku" ucap Ranna.

Sam mencoba menahan tangan Ranna.

"Yah jangan dong.. nanti masalahnya jadi panjang. Jangan ya"

"Biar aja.." ucap Ranna yang akan pergi namun Sam masih menghadangnya.

"Kamu tega aku dimarahin mama?"

"Kamu aja tega sama aku!"

"Astaga Ranna.. itu cuma tentang acara perkumpulan..aku  engga selingkuh, atau melakukan KDRT. Kamu ngga perlu sampai segininnya"

Pulang (Hanya tentang waktu sampai kau kembali)Where stories live. Discover now