Dua puluh Tiga

6K 516 28
                                    

Sam sedang makan malam di meja makannya. Matanya terus menatap pada Ranna yang terlihat sibuk membuat sesuatu di dapur, tangannya memegang buku dan telingannya terpasang ear phone. Ranna benar-benar seperti sedang berada di dunianya sendiri. Ia bahkan tak bertanya apapun pada Sam. Hanya sesekali menoleh pada Sam dan tersenyum.

Sam sungguh merasa selera makannya rusak. Belakangan ini semua orang membuat moodnya memburuk.

"Oh..sudah di depan ya pak. Tunggu sebentar ya" ucap Ranna yang sepertinya sedang menghubungi seseorang. Ranna berlari keluar membawa makanan yang sudah Ia siapkan. Sam tak mengatakan apapun selain memperhatikan.

"Sam..aku ke kamar duluan ya. Kalau udah selesai taruh saja di tempat cucian piring biar aku yang cuci besok, oh engga letakan di meja saja.. euhmm terserah deh mau gimana.. aku masuk dulu ya." Ucap Ranna dan meninggalkan Sam.

Sam meletakan sendok makannya sedikit kencang. Ia mengatur napasnya sendiri. Lalu dengan sedikit menendang kursi makannya Ia pun menyusul Ranna.

Di lihatnya Ranna terus memainkan ponselnya. Sesekali Ranna tertawa atau tersenyum. Sam menutup pintu kamarnya sedikit kencang membuat Ranna menoleh. Ranna pun meletakan ponselnya dan turun dari kasurnya. Ia cepat-cepat berjalan ke lemari.

"Kamu ganti baju tidur dulu ya, jangan lupa sikat gigi, sikat gigi mu yang baru sudah aku taruh, kamu pakai baju yang.." ucap Ranna dan terhenti sendiri.

Ia menoleh menatap Sam. Mereka berdua saling menatap.

"Aku menyebalkan ya? Kamu benar aku terlalu banyak mengatur mu. Maaf ya..aku hanya masih belum terbiasa untuk tidak menyuruh mu ini dan itu."

Sam akan mengatakan sesuatu namun di dahului oleh Ranna lagi.

"Tapi tenang aja.. aku pasti akan berusaha untuk menjadi seperti yang kamu mau. Jangan marah lagi ya.. aku benar-benar khawatir." Ucap Ranna dan tersenyum cantik.

Sam hanya terdiam di tempatnya. Iya benar, bukannya ini yang Ia mau. Hidup bebas,sendiri tanpa aturan dan rengekan apapun.

Ranna kembali ke kasur dan memainkan ponselnya. Ranna bahkan tak terganggu dengan Sam yang juga sudah di atas kasur. Sam mengecek Ipadnya biasanya saat seperti ini Ranna akan memandanginya atau memarahinya. Tapi kali ini Ranna pun sibuk dengan ponselnya. Sam meletakan ipadnya dan memilih untuk mengistirahatkan dirinya.

"Matikan lampu Ranna"

Ranna tak menyaut Ia hanya melakukan perintah Sam.
Sam mencoba untuk memejamkan matanya namun tak bisa. Hatinya terasa semakin tak nyaman saat Ia masih mendengar bunyi pesan masuk dari ponsel Ranna. Sam sungguh tak tahan lagi , Ia bangun dan sedikit meninggikan suaranya.

"Siapa sih yang kamu hubungi selarut ini?"

Ranna menatap Sam bingung, ini pertama kalinya Sam ingin tau apa yang Ia lakukan dengan ponselnya.

"Oh..suara ponsel ku mengganggu mu ya.. maaf ya. Sudah aku matikan" ucap Ranna
Sam menidurkan dirinya lagi dengan kesal. Ia sungguh punya hak untuk melarang Ranna berkirim pesan selarut ini. Namun Ia tak dapat melakukannya.

***
Dering ponsel menganggu tidur Sam. Berkat Menahan kekesalannya pada Ranna Ia baru dapat tidur pukul Dua  malam. Sam meraba nakas di sampingnya dan mengangkat telfon..

"Hallo//ah.. //jam berapa memang sekarang?//"

Seketika saja Sam bangun dari kasurnya saat Ia mendapatkan jawaban bahwa sekarang sudah pukul 9 pagi.

"Saya akan kesana secepatnya"
Tutup Sam.

Sam melompat dari kasurnya dan berlari menuju kamar mandi. Ia mandi dengan cepat.

Pulang (Hanya tentang waktu sampai kau kembali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang