Tragedi

93.4K 11.5K 1.6K
                                    

"Sekeras apa pun untuk menolak, yang namanya jodoh pasti akan dipersatukan."
🍁🍁🍁

Sudah siap dengan part kali ini?
Siapkan hati, apa pun yang ada dalam pikiran kalian lupain saja dalam kolom komentar, wkwkwk.

Jangan lupa vote dulu sebelum baca, ok! 😀 Komentar dan bintangnya harus lebih dari 100, baru besok ovi up lagi, haha.
Kalau bisa sih di tiap paragraf ✌️😅

****

Ada hal yang tidak bisa disimpulkan dengan iya atau tidak hanya karena memiliki pemikiran yang sama, nyatanya hati dan pikiran memiliki arus yang berbeda, apa yang terucap belum tentu sesuai kata hatinya.

Damainya suasana pesantren di sore hari, seakan tengah mengejeknya yang tengah dilanda resah dan gelisah.

Tok tok tok.

"Bang."

Suara Arghi yang memanggilnya seketika membuyarkan rumitnya pikiran Shaka, sepertinya adiknya itu baru pulang, entah berita apa yang dia bawa sampai langsung mencari dan menemuinya.

"Masuk aja, Ghi!"

Shaka berpura-pura tengah rebahan sambil main game online, Arghi masuk dengan wajah cerahnya, sepertinya anak itu tengah berbahagia.

Arghi naik ke ranjang Shaka dan tiduran di sampingnya, jangan berpikir macam-macam, mereka tidak mungkin jeruk makan jeruk.

"Bang, aku bahagia," ucap Arghi, ambigu.

"Bahagia kenapa? Dapet lotre?" tanya Shaka, asal.

Arghi melirik Shaka sekilas, abangnya itu memang tidak pernah bisa diajak serius.

"Nabila nerima ajakan taaruf yang aku ajukan," ujar Arghi.

Rasanya angin di dunia seketika terhenti, Shaka bahkan lupa caranya bernapas untuk sesaat, perempuan yang dicintainya lebih memilih adiknya, dan tidak ada kenyataan yang lebih menyakitkan dari hal itu.

Apakah ia harus bahagia, atau justru berduka?

"Benarkah?" tanya Shaka dengan antusias, sepertinya Shaka sudah layak dinobatkan sebagai sadboy ter-epik.

"Hemm." Arghi mengangguk pelan sambil memperlihatkan map ditangannya. "Ini cv-nya Nabila."

Apa kabar dengan hati? Apakah masih aman? Atau justru semakin retak dan hancur berkeping-keping?

Shaka bertepuk tangan dan berdecak kagum, ada sorot bahagia di mata Shaka yang bisa dilihat oleh Arghi. Seperti seorang kakak yang akan bahagia dengan kabar baik dari adiknya, seperti itulah Shaka sekarang. Masa bodo dengan hatinya, melihat binar cinta dan bahagia dimata Arghi, Shaka tidak mungkin tega untuk menghancurkan kebahagiaan adiknya.

"Kamu memang pantas untuk dia, Ghi, Abang ikut bahagia mendengarnya," ucap Shaka sambil memeluk Arghi dengan hangat.

Tanpa Arghi ketahui, Shaka tampak mengusap sudut matanya dan memejamkan matanya lama, hatinya bersedih dan bahagia di waktu yang bersamaan.

Shaka melepaskan pelukannya, ia duduk bersila di depan Shaka dan terlihat sangat serius saat ini.

"Sudah bicara dengan Abi?"

"Belum, Bang, mungkin nanti setelah selesai mencari tahu tentangnya."

Shaka mengangguk, ia menepuk pundak Arghi, "sebaiknya bicarakan dulu dengan Abi, saran dari Abi sangat penting untuk langkah selanjutnya, jangan sampai Umi merasa sedih jika kamu meminta restunya tiba-tiba, kita sudah tahu bagaimana sifat Umi," nasihat Shaka, bijak.

Kiblat Cinta ✓Where stories live. Discover now