Di intai?

70.4K 10.5K 880
                                    

"Zha, bensinnya abis, kita naik metro mini saja yah," ajak Shaka dengan santainya.

"What?!" pekik Aizha, shock.

Apa katanya? Naik metro mini? Seorang Aizha naik metro mini? Memang tidak salah sih, tapi kan ... ah pasti tahu sendiri lah maksudnya.

"Naik metro mini, Zha, masa kamu gak denger? Perlu ke THT nih kayaknya," balas Shaka.

Aizha menatap Shaka mengintimidasi, ia ingin tahu apakah Shaka tengah becanda atau serius, tapi nyatanya pria ini sulit ditebak, kita anggap serius eh ternyata becanda, kita anggap becanda eh nyatanya serius, kan puyeng tuh.

"Serius?"

"Hemm."

"Kan ada Go Car, ada taksi, kenapa harus metro mini sih?" kesal Aizha, seumur-umur ia tidak pernah naik transportasi itu.

"Sayang uangnya, Zha, mendingan pake metro mini, murah, plus bisa mengurangi kemacetan pula. Kita itu harus bisa hidup hemat, dan membiasakan menggunalan transportasi umum," jelas Shaka dengan bijak.

"Iya deh iya, Bapak Shaka yang terhormat," ujar Aizha dengan gaya khasnya.

Shaka tak pernah lepas menggenggam tangan Aizha, tak perlu malu memamerkan kemesraan di depan umum, menjadi suami seorang Aizha membuanya harus benar-benar waspada, lengah sedikit saja bisa jadi Aizha-Nya diambil orang.

"Gimana rasanya pertama kali naik metro mini?" tanya Shaka sambil tertawa, mereka saat ini baru saja turun dan sedang menuju salah satu pusat perbelanjaan.

"Asem!" ucap Aizha, ketus.

Sejak tadi wajah istrinya selalu cemberut, dan hal itu malah membuat Shaka lucu, sepanjang perjalanan rasanya seberti ujian terberat dalam hidup Aizha, ingin protes tapi malu sama penumpang yang lain.

"Udah mah panas, pengap, berisik lagi! Pusingnya masih kerasa sampai sekarang," omel Aizha.

Pecah sudah tawa Shaka, ya wajar sih Aizha seperti ini, lah wong Si Aizha anak sultan, jangankan naik metro mini, naik LRT aja gak di bolehin sama papi-Nya.

"Utututu, kasihan banget istrinya Aa," ujar Shaka sambil mencubit pipi Aizha.

"Shaka ihh, malu tahu, tuh dilihatin orang!" bisik Aizha sambil memelototi suaminya.

Shaka malah nyengir kuda, mereka kemudian masuk dan mengambil troli untuk membeli kebutuhan bulanan.

"Zha, mau naik gak? Nanti biar aku dorong," tanya Shaka yang tengah mendorong troli.

"Emangnya aku anak kecil!"

Aizha memasukkan beberapa bahan makanan, tentunya dengan Shaka yang menghitung jumlah harganya, bukan mengapa, mereka hanya tidak ingin belanja melebihi jatah yang sudah ditentukan.

"Ka, ini apaan sih? Rokok yah? Tapi kok gambarnya sensual banget? Mana ada bahasa intim-intimnya lagi," tanya Aizha sambil menunjukkan salah satu barang yang menarik perhatiaannya pada Shaka.

"Ka, ini apaan sih? Rokok yah? Tapi kok gambarnya sensual banget? Mana ada bahasa intim-intimnya lagi," tanya Aizha sambil menunjukkan salah satu barang yang menarik perhatiaannya pada Shaka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kiblat Cinta ✓Where stories live. Discover now