chitchat

63.5K 9.7K 1.1K
                                    

Asslamu'alikum 😊

Satu bulan lebih saya menghilang, hehe, terlalu lama yah, ovi minta maaf 🙏

Maaf juga karena tidak balas pesan dan dm dari kalian, kalian tidak marah kan?

Masih ingat alurnya kan? Jika lupa bisa baca beberapa part sebelumnya.

Selamat membaca.

Salam sayang dari ovi 🥰

🍁🍁🍁

"Astagfirullah! Mata suci Afzal ternodai!"

Shaka dan Aizha seketika melepaskan ciuman panas mereka, tanpa menoleh pun Shaka sudah tahu si tersangka yang mengganggu kenikmatannya, siapa lagi kalau bukan adik laknatnya!

Bocah gemblung!_ batin Shaka misuh-misuh, ingin rasanya ia mengembalikan bocah itu pada rahim uminya.

Dan ya ... kenapa anak itu bisa ke sini? Umi dan abi nya sudah bilang jika mereka tidak bisa menjenguk Aizha, loh kok bocah itu tiba-tiba ada di Jakarta?

Shaka sudah siap menyemprot adik lacknat nya dengan mulut pedas warisan sang umi tercinta, namun semua itu urung dilakukan saat mendapati sesosok pria tampan dengan pembawaan yang sangat tenang tengah menggelengkan kepalanya, jangan lupakan wajahnya yang kini terlihat sedikit shock, terlihat jelas dengan dia melihat ke arah lain.

Mas Fawwaz? Astaga muka gue mau di taruh di mana!_pekik Shaka dalam hatinya.

Sial! Kenapa harus kepergok Mas Fawwaz sih? Jika boleh memilih, Shaka lebih baik ke pergor Aizar, setidaknya ia bisa menyombongkan diri jika dirinya sudah berhasil menjinakkan Aizha.

Shaka menggaruk tengguknya yang tidak gatal, telinganya sudah sangat merah saking malunya, ia kemudian menoleh pada Aizha, siapa sangka Aizha kini tengah memelototinya dengan pandangan yang begitu tajam, antara malu dan kesal, semua ini gara-gara Shaka! Aizha benar-benar kehabisan kata-kata, ia bahkan malu melihat Fawwaz barang sedetik pun.

Oh ayolah, Fawwaz itu tidak seperti kebanyakan lelaki di luaran sana, Fawwaz itu setenang Raka (papahnya), Aizha bahkan belum pernah melihat Fawwaz dikuasai amarah, dan hal itu justru lebih membuatnya malu. Entahlah, padahal ia dan Shaka sudah halal, tapi tetap saja terpergok seperti ini seperti telah membuat dosa besar saja.

"Khemm, maaf ganggu kalian," ucap Fawwaz, canggung. "Ayo, Dek, ikut Mas," ajak Fawwaz pada Afzal.

"Ke mana, Mas?" tanya Afzal.

"Cari makan dulu," balas Fawwaz sambil memberikan isyarat dengan matanya.

Afzal mengernyit bingung, kenapa dengan mata Mas Fawwaz? Apa Mas Fawwaznya itu kelilipan?

"Afzal gak lapar, Mas, kan tadi sudah makan, masa makan lagi? Gak ah, Afzal mau di sini aja," tolak Afzal mentah-mentah.

Fawwaz mengembuskan napasnya, percuma saja kasih kode ke Afzal, adik sepupunya itu terlalu lemot untuk mengerti urusan orang dewasa, ya kecuali tentang blackpink, jangan ditanya sejauh apa bocah itu memahami blackpink, apalagi tentang biasanya, ayang Jennie katanya.

Fawwaz akhirnya mengikuti Afzal menghampiri Shaka dan Aizha, ia sampai geleng-geleng kepala melihat pertengkaran dua sosok yang menurutnya sama-sama bocah.

"Turun, Bang! Gak usah bikin dosa terus!" titah Afzal pada abangnya, ia keukeuh menyuruh Shaka agar turun dari ranjang yang Aizha tempati.

"Apaan dosa! Kak Aizha itu istrinya Abang, ya suka-suka Abang lah!" sewot Shaka tak terima.

"Dosa, Bang!" Keukeuh Afzal, "nurut kek sama Afzal! Afzal tuh calon pewaris takhtanya Abi, jadi kedudukan Afzal itu lebih tinggi."

Aizha dan Fawwaz tak bisa lagi menyembunyikan tawanya, maklum bocah jadi ucapannya kadang gak nyambung, tapi tetap saja bisa membuat orang-orang gemas.

Kiblat Cinta ✓Where stories live. Discover now