Beres-beres kontrakan

82.5K 11.5K 1K
                                    

Yuhuu balik lagi nih 😄

Absen dulu yuk dari mana aja nih?

Follow instagram ovi yah, biar gak kayak kuburan, sepi 😂

@srisovia__

Jangan lupa vote sebelun membaca, tinggalkan jejak komentar juga 😍

Selamat membaca🧡

🍁🍁🍁

Siang ini cuaca sangat cerah, Shaka dan Aizha tengah dalam perjalanan menuhi kontrakan yang Shaka sewa, bulir keringat entah kenapa terus membasahi kening Shaka padahal mereka tidak kepanasan, mungkin keberadaan Aizha yang membuatnya panas dingin, jujur saja Shaka takut Aizha tidak akan betah tinggal di kontrakan.

"Masih jauh?" tanya Aizha.

"Bentar lagi juga nyempe, Zha," balas Shaka dengan lembut.

Aizha hanya mengangguk saja, jujur saja hatinya masih berat jauh dengan orang tua, bagaimana keluarganya membesarkan ia dengan sangat halus dan penuh kasih sayang sedikit membuat Aizha takut jika Shaka akan bersikap sebaliknya, terlebih ia cukup susah untuk beradaptasi dengan tempat baru.

Bagaimana pandangan orang, bagaimana sikap tetangga mereka nanti, dan masih banyak lagi hal-hal yang kini ada dalam pikirannya.

Aizha tidak takut hidup susah sekali pun, tapi tetap saja ia butuh penyesuaian.

"Emm, Shaka," panggil Aizha, canggung.

"Iya, Zha?"

"Kuliah kamu bagaimana? Kamu sanggup bolak-balik Jakarta-Bandung?" tanya Aizha.

"Kamu khawatir yah?" goda Shaka sambil mesem-mesem, ia menaik turunkan alisnya apalagi setelah melihat Aizha yang kini salah tingkah.

"Engga, ngapain juga khawatirin kamu!" balas Aizha sambil memalingkan wajahnya.

Shaka terkekeh, kenapa perempuan selalu malu berkata jujur? Padahal, gengsi malah akan merugikan diri sendiri.

"Aku ke Bandung paling cuma seminggu sekali, Zha, itu pun kalau harus bimbingan skripsi sama ninjau usaha," balas Shaka.

Shaka memiliki usaha clothingan, memang masih merintis tapi untuk memberi nafkah istrinya insya ‘Allah cukup, Aizha sendiri memang sudah tahu tentang usaha kecil-kecilan miliknya.

"Mengenai nafkah ...."

Aizha langsung melihat Shaka, entah mengapa jika tentang nafkah ia sedikit sensitif.

"Aku mungkin gak bisa beri banyak, Zha, jujur saja penghasilan dari clothingan rata-rata cuma 5-7 juta. Kamu gak akan gugat cerai aku kan, Zha?" tanya Shaka, khawatir.

Rasanya Aizha ingin tertawa melihat wajah memelas Shaka, tapi apa kata dunia jika ia melakukan hal itu, Aizha tidak ingin Shaka merasa berada di atas angin jika ia terlalu welcome.

Walau Shaka sudah bertanggung jawab, Aizha ingin Shaka merasakan yang namanya perjuangan, Aizha ingin Shaka belajar dari kesalahannya, jika ia terlalu mudah membuka hati, ia takut di kemudian hari Shaka mengulang kesalahannya lagi.

Jangan tanyakan sehancur apa dirinya, tapi mengikhlaskan rasanya akan lebih berharga dibanding selalu menyalahkan keadaan.

"Gak masalah, lagi pula aku udah bosan hidup banyak uang," balas Aizha dengan entengnya.

Shaka sampai melongo, yang sultan sejak lahir mah memang beda yah, lihat saja istrinya malah terlihat excited.

Setelahnya mereka kembali dalam kebisuan.

Kiblat Cinta ✓Where stories live. Discover now