Aku Pembunuh!

64.3K 8.9K 197
                                    

Tidak ada manusia yang terlahir jahat, lingkungan dan kehidupan pahit yang membuat seseorang menjadi monster

~~ Mouse ~~


🍁🍁🍁

Aizha yang tengah mengendarai mobil papi'nya tak henti tersenyum, sesekali teriakan bahagia terdengar dari mulutnya, ternyata ia sudah jago walau cuma belajar dua kali, dan ini sangat menyenangkan.

Tidak pernah Aizha merasa hidupnya sebebas sekarang.

Ia tak memikirkan resiko yang harus ia terima, mungkin Papi dan Aizar akan marah besar, secara mereka tak pernah sekali pun mengizinkan atau mengajarkannya (mobil).

"Aku kan mau juga kayak yang lain, bahkan anak SD juga banyak kok yang bisa motor, masa aku gak boleh bisa mobil?" ucap Aizha menyemangati dirinya sendiri.

"Untung Om Dava ngerti keinginan aku," lanjutnya tersenyum bahagia.

Aizha memgendarai mobil cukup baik, walau beberapa kali hampir hilang kendali, untung saja dia tidak berkendara di jalan yang sering dilewati kendaraan, ia sengaja memilih jalur aman, takut-takut terjadi sesuatu.

Awalnya lancar-lancar saja, namun makin lama ia makin susah mengendalikan mobilnya, apalagi setelah melewati polisi tidur yang tak ia sadari.

Mobil Aizha mulai tak terkendali, oleng sana oleng sini, jujur saja ia panik.

Aizha mencoba mengendalikannya lagi, walau sekarang jalanan lenggang, mungkin saja tiba-tiba ada mobil truk dari arah depan yang melaju kencang, seperti alur di film atau pun novel yang di bacanya.

Namun bukan truk yang ia lihat, melainkan dua orang berbeda usia.

Aizha panik, pasalnya mobilnya mengarah pada mereka, ia menginjak rem, namun na'as rem'nya malah blong, mencoba membanting stir, tapi sayang ... ia sudah terlambat.

"Awas!! Jangan di sana!" teriak Aizha, yang tentunya hanya di dengar olehnya.

Brakkk.

Mobil Aizha menabrah anak perempuan di pinggir jalan, mobilnya masih belum berhenti hingga tubuh anak itu ikut terseret dan berakhir na'as di tengah jalan.

Aizha membanting stir ke arah lain.

Brakk.

Mobilnya sengaja ia tabrakkan ke pembatas jalan, seketika mobil papi'nya itu berhenti.

Tubuh Aizha bergetar, ia tak memedulikan darah segar yang keluar dari keningnya, perlahan ia melihat ke belakang.

Tubuh itu, tubuh gadis itu terbaring kaku dengan darah yang menggenang, di sisinya terlihat seorang lelaki yang tak kalah panik dan mencoba membangunkan gadis itu.

Seketika Aizha membeku, air matanya mengalir deras, namun mulutnya seakan kaku, tak ada suara sedikit pun yang bisa keluar.

Rasa takut dan bersalah yang amat besar menghantui dirinya.

Hanya selang 1 menit, sebuah mobil jenis SUV berhenti di depan tubuh anak malang itu.

Aizar dan salah satu bodyguard keluarganya.

Aizar langsung keluar, melihat mobil papi'nya di depan sana ia sudah paham betul apa yang sudah terjadi.

Aizar kalut, apa yang harus ia lakukan?

Aizar langsung menghampiri mereka, ia berjongkok dengan pandangan yang tak bisa di artikan.

"Kamu siapa? To-tolong, saya mohon tolong bantu kami," pinta Bian.

Kiblat Cinta ✓Where stories live. Discover now