Raja Kutub

63.3K 9.9K 676
                                    

Derap langkah kaki terdengar dengan jelas, seorang pria tengah berjalan dengan tegap, langkah tegasnya mampu membuat orang-orang di sekitarnya terintimidasi, tangan itu mengepal erat, rahangnya mengeras menyimpan amarah.

Seorang pria lainnya menghampirinya, dia menunduk hormat dan melihat tuannya dengan serius.

"Mari, Tuan, lima menit lagi pesawatnya take off."

Tanpa kata pria itu kembali melanjutkan langkahnya.

🍁🍁🍁

Shaka bersandar di tembok, beberapa kali ia melirik istrinya yang sejak kejadian itu berubah menjadi pendiam, di saat seperti ini sungguh Shaka merindukan Aizha yang selalu mengomelinya.

"Gue harus apa lagi coba biar Aizha kembali ke semula?" ucap Shaka setengah frustasi.

Shaka mengetuk-ngetuk keningnya mencoba berpikir, entahlah ia juga heran kenapa otak jeniusnya tiba-tiba hilang.

"IQ gue kayaknya turun, ah ini pasti gara-gara gue deket sama Si Aiz," gumam Shaka.

Shaka mendekati istrinya, ia duduk di sebelah Aizha.

"Katanya sih kalau ngelamun terus, setan pada deketin," ucap Shaka.

Ia melihat Aizha, fokus Aizha masih belum teralihkan.

"Kalo dipikir-pikir kamar ini kok makin dingin yah? Apa gara-gara ditinggalin seminggu kali yah?" Shaka terus mencoba mendapakan perhatian Aizha.

"Kata Abi sih kalau rumah ditinggalin seminggu katanya sudah ditempatin macam-macam jin."

Dalam hati Shaka memohon ampun karena sudah berbohong, karena sebenarnya sang Abi mengatakan 40 hari bukan seminggu.

Aizha meremas tangannya, apakah yang di katakan Shaka benar?

"Apa jangan-jangan kamar kita ada penunggunya lagi?" ujar Shaka bergidig ngeri, ia melihat ke segala arah.

"Wah aku makin yakin pasti di sini ada Mbak kunti."

Seketika Aizha menatap Shaka tak bersahabat.

"Gak usah nakut-nakutin!" sarkasnya.

"Lah, siapa yang nakut-nakutin, Zha, aku yakin 100% di sini tuh ada Si Iprit," balas Shaka penuh keyakinan.

Bukan mengapa, Shaka tahu betul jika Aizha itu penakut.

Ya, sama seperti dirinya.

"Shaka ih!" rengek Aizha.

Dalam hati Shaka bersorak bahagia, akhirnya ia bisa mengambil fokus Aizha kembali.

"Gak papa, sini-sini jangan takut," timpal Shaka sambil merangkul Aizha.

"Nanti setan nya aku usir," tambah Shaka.

Melihat tingkah Shaka yang seakan mencari kesempatan dalam kesempitan, Aizha merasa curiga, ia menatap pria penuh selidik.

"Kamu bohongin aku yah?!" tebak Aizha tepat sasaran.

Shaka gelagapan, "lah, enggak! Nga-ngapain aku bohong."

Aizha memicingkan matanya, perlahan ia mengambil guling dan menggebuki suaminya itu tanpa ampu.

Ayolah, Aizha tahu betul mimik wajah Shaka jika ketahuan berbohong.

"Ihh, nyebelin!"

Shaka berdiri sambil menghindari gebukan Aizha, istrinya benar-benar kejam. Tapi ia bersyukur, itu berarti Aizha‘nya sudah kembali.

"Heh, mau ke mana kamu! Jangan kabur!" teriak Aizha, sungguh ia benar-benar kesal, kenapa Shaka usil sekali?

"Ampun, By, aku kan cuma mau hibur kamu," elak Shaka membela dirinya.

Kiblat Cinta ✓Where stories live. Discover now