Kebenaran ke 2

88.8K 12.5K 620
                                    

Selamat malam, Gengs 🧡

Bagaimana kabar kalian? Sudah menemukan calon imam masa depan belum nih? 😅

Oh iya, di sini ovi mau cerita dulu, jadi di cerita Shaka dan Aizha ini Ovi mau buat cerita yang ringan walaupun konfliknya kan bisa dikatakan berat.

Bayangin deh, Aizha kan diperkosa, tapi ovi gak mau menghadirkan suasana yang terlalu menyedihkan sampai si korban (Aizha) hanya bisa diam, menangis, dan bla bla bla.

Jadi di setiap part ovi inginnya tetap ada hal yang bikin ketawa, baper, dll 😂

Semoga kalian suka, dan selamat membaca 🤗

🍁🍁🍁

Akan selalu ada tawa setelah duka, mungkin itulah kalimat yang saat ini kedua keluarga yakini, perlahan tapi pasti, mereka yakin Aizha akan membuka hati.

Lihatlah! Buktinya tadi saja Aizha sampai keceplosan, bukan hal aneh sih karena pada dasarnya Aizha bukanlah tipe orang yang suka marah terlalu lama, hanya saja rasa kecewa membuatnya seakan menutup mata.

"Arghi, kamu ada niat nikah muda juga, kah?" tanya Alka, saat ini para memang sedang berbincang, minus Shaka yang mungkin tengah menempel pada Aizha, maklumlah pria itu kan sedang berusaha meluluhkan hati istrinya.

Arghi canggung, ia bingung harus menjawab apa, pasalnya ia bukanlah orang yang bisa berbohong, tapi jika ia mengatakan ingin mengkhitbah Nabila, rasanya itu terlalu cepat untuk saat ini, bahkan pernikahan Shaka saja baru akan diresmikan secara negara.

"Ada, Om, tapi mungkin tidak saat ini," balas Arghi.

"Selesaikan pendidikan dulu, setidaknya sampai selesai koas, baru kamu Abi izinkan menikah," sahut Gus Ali.

Arghi membelalakan matanya, apa katanya? Selesai koas? Oh ayolah, itu kan masih lama.

"Kenapa? Sudah kebelet nikah, gara-gara lihat Abang?" tanya Gus Ali, menyelidik.

Arghi menggeleng sambil nyengir kuda, abinya kalau bicara kenapa selalu to the point sih? Kan ia jadi salah tingkah.

"Engga kok, Bi."

Engga salah lagi, sambung batin Arghi.

Sayang, kalau abinya yang sudah berbicara, siapa yang bisa melawan? Bahkan kucingnya Kiya saja nurut kalau di suruh tidur.

"Oh iya, Ghi, katanya kamu dapat kesempatan scholarship ke luar negri kan? Gimana, mau diambil apa engga?" tanya Alka, serius.

"Belum tahu sih, Om, menurut Om bagaimana?"

Dua minggi lalu Arghi memang mendapat semacam beasiswa untuk meneruskan dan menyelesaikan pendidikan kedokterannya di luar negeri, hanya saja ia bingung untuk mengambilnya, kalian pasti tahu apa penyebabnya, namun perkataan Gus Ali yang hanya akan mengizinkan ia menikah setelah selesai koas, membuat Arghi mempertimbangkan kembali kesempatan itu.

Oh ayolah, siapa yang mau menolak kesempatan sebesar itu, menyandang gelar medical doctor dari universitas ternama di luar negeri, tentu menjadi sebuah kebanggaan untuknya.

"Menurut Om lebih baik ambil saja, Ghi, kesempatan tidak akan datang dua kali, dan pastinya pengalaman yang kamu dapatkan akan lebih banyak. Dari universitas mana dapatnya?"

"Leiden University," jawab Arghi.

Gus Ali sendiri hanya menyimak saja, ia sepenuhnya membebaskan putranya untuk memilih, walau ia memang memberi saran untuk mengambilnya, tapi kan yang akan menjalani itu putranya, jadi keputusannya kembali pada Arghi.

Kiblat Cinta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang