Suami istri?

93.3K 11.8K 1K
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya

Selamat membaca 🤗

****

Ceklek.

Shaka menutup pintu kamar Aizha perlahan, jujur saja sejak tadi jantungnya sudah berdisko ria, membayangkan akan tidur bersama Aizha saja sudah membuatnya panas dingin.

Shaka bukan mesum yah, ia tidak berpikir sedikit pun pada hal yang berbau dewasa, Shaka justru takut Aizha akan menendangnya dari jendela, ia kan belum bagaimana emosi Aizha pada dirinya.

"Bismillah," ucap Shaka, ia memejamkan matanya dan menatap sendu pada Aizha yang kini membelakanginya.

Aizha hanya berdiri diam sambil menatap jendela, Aizha benar-benar menghiraukan keberadaan Shaka, seakan Shaka hanya makhluk halus yang hanya tersesat ke kamarnya.

"Zha," panggil Shaka, pelan.

"Jangan berpikir aku sudah memaafkan kamu! Aku mau menikah, itu hanya karena permintaan Papi," ujar Aizha, pelan namun menusuk tepat di hati Shaka.

Shaka sudah menduganya, tapi entah mengapa hatinya tetap merasa sangat sakit, jujur saja ia kecewa dengan dirinya sendiri.

"Aku terima jika kamu belum bisa memaafkan aku, tapi aku mohon, Zha, setidaknya beri aku kesempatan untuk memperbaiki hubungan kita," lirih Shaka.

Aizha berbalik menatap Shaka, ada sorot terluka di matanya, bahkan Aizha terlihat sudah hampir menangis.

"Hubungan apa, Shaka? Hubungan apa?!" tanya Aizha, bergetar.

"Persahabatan? Apakah seorang sahabat akan menyakiti sahabatnya sendiri?"

Shaka tertunduk, jika ia sadar jelas ia tidak akan pernah melakukan hal itu, Shaka ingin melindungi bukan menyakiti.

"Kamu memang sudah bertanggung jawab, Shaka, tapi apakah kamu bisa menghapus sepenuhnya luka yang sudah kamu torehkan?"

"Zha."

Aizha terduduk di lantai, ia menangis sambil memeluk lututnya, menikah dengan Shaka nyatanya hanya mengingatkan ia pada kejadian itu.

"Hiks hiks hiks. Sulit, Shaka, sulit. Aku tidak ingin jadi pendendam, tapi nyatanya hati ini terlalu sakit hiks hiks. Kenapa, Shaka? Kenapa?" lirih Aizha, "kenapa harus aku? Jika orang lain yang kamu cintai, kenapa aku yang jadi korban? Apa salah aku, Shaka? Hiks hiks."

Shaka berlutut di depan Aizha, ia tidak bisa melihat air mata Aizha, tapi nyatanya ia lah yang menjadi sebab air mata itu mengalir. Oh, Allah, ujian apa yang kau berikan ini? Bolehkah ia memohon agar ujian ini cepat berlalu?

Ia ingin menjadi orang di balik senyuman istrinya, ia ingin menjadi sebab kebahagiaan istrinya, terlebih ia ingin menjadi sandaran istrinya dikala sula dan duka.

"Zha." Shaka hendak menyentuh pundah Aizha, namun gerakannya terhenti karena ucapan Aizha yang begitu mengiris hati.

"Jangan sentuh aku, Shaka, aku mohon hiks hiks." Aizha menggeleng keras, tubuhnya bergeser menjauh dari Shaka.

"Jangan buat aku semakin membenci kamu," ujar Aizha, lirih.

Shaka kembali menarik tangannya, ia tak beranjak sedikit pun, tetap menunggu Aizha sampai tangisnya reda, Shaka tidak mungkin meninggalkan istrinya begitu saja.

"Zha, tidur yuk, sudah malam," ajak Shaka dengan lembut.

Aizha seketika menatap Shaka tajam, ia sudah lelah menangis, tapi kenapa sekarang Shaka malah memancing emosinya?

"Kamu pikir aku mau gitu tidur sama kamu?! Jangan harap!" ujar Aizha, sarkas.

Shaka gelagapan, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, salahkan mulutnya yang berbicara kurang tepat.

Kiblat Cinta ✓Where stories live. Discover now