Hangatnya keluarga

181K 17.9K 3.6K
                                    

“Tidak ada harta paling berharga selain keluarga, maka jangan biarkan keutuhan keluarga goyah hanya karena nafsu amarah”

🍁🍁🍁

[Komentar ditiap paragraf yah, boleh gak? 🤭 Ovi pengen tahu soalnya apakah tiap paragrafnya berkesan atau tidak, wkwk]

Ig: srisovia_

***

Pagi hari keluarga Gus Ali selalu diisi dengan lantunan kalam illahi, tidak ada hal terbaik bagi seorang hamba selain dengan mengingat tuhannya. Sifat boleh berbeda, pekerjaan boleh berbeda, kesibukan boleh berbeda, tapi menyembah hanya kepada satu tuhan yang sama, Allah SWT.

Kehidupan dunia hanya sementara, apa yang akan kita bawa ke akhirat kelak jika mengingat tuhan pun hanya dalam waktu yang diwajibkan saja, setiap napas yang berhembus adalah bukti cintanya Allah kepada hambanya, lantas apakah kita hanya akan bersyukur diwaktu tertentu saja?
Apakah disaat kita susah, lantas kita akan mengeluh? Padahal Allah tidak pernah membeda-bedakan hambanya dalam memberikan rizqinya, rizqi allah bukan hanya untuk dia yang taat tapi juga kepada kita yang masih sering lupa pada kekuasaan dan kasih sayang NYA.

“Adek, coba bacakan surah Ibrahim ayat tujuh,” perintah Gus Ali pada Afzal.

Mereka kini tengah di Mushola rumah, sehabis sholat subuh memang sudah menjadi jadwal rutin dilakukan semacam kuliah dadakan yang diadakan oleh Gus Ali khusus untuk keluarganya.

Afzal segera membuka Al-Qur'annya, membaca Al-Qur'an dihadapan abinya lebih menegangkan dibanding menunggu comeback Blackpink.

“Bismillahirrahmaanirrahiim,

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Shadaqallahul-'adzim.”

“Perbaiki makhorijul hurufnya, Afzal, perbanyak baca Qur'an jangan hanya lagu yang dihafal,” ujar Gus Ali tegas.

Afzal yang merasa tersindir hanya bisa menunduk takut, titah Sang Abi seperti perintah mutlak yang tidak bisa dilanggar.

“Tuh dengerin, Dek, jangan Blackpink terus yang diinget, padahal umi lebih cantik tuh dari Si Lilis,” sindir Alisa dengan percaya dirinya.

Alisa walau sudah lumayan tua tapi sifat bar-barnya masih melekat, dang kadang muncul tiba-tiba.

“Umi jangan iri, bagi aku, Umi tetap yang paling cantik. Saranghae, Umi,” balas Afzal dengan tenang.

“Dek, yang sopan,” tegur Arghi.

“Iya, Kak, maaf.”

Dari pada Shaka, Afzal lebih segan pada Arghi, kakaknya itu reflika abinya walau wajahnya mirip Alisa.

“Mba, tolong artinya,” perintah Gus Ali pada Kiya.

“Baik, Abi. Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih' Qur'an surah Ibrahim ayat 7.”

Gus Ali tersenyum hangat pada putrinya begitu pula dengan Alisa, anaknya ini memang yang paling normal dibanding yang lainnya, Gus Ali juga bersyukur karena Kiya tidak mewarisi sifat istrinya yang ajaib.

“Pertajam hafalan kamu, Mba, walau sedikit-sedikit yang penting hafalannya kuat.”

“Baik, Abi.”

Kiblat Cinta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang