Tragedi-2

91.8K 11.5K 1.4K
                                    

Sebelum membaca, diharapkan untuk mencari tempat ternyaman dulu dan kumpulkan emosi kalian, wkwk.

Resapi yah, biar feelnya nyampe 😊

Jamgan lupa untuk vote dulu sebelum membaca 😅 Jangan lupa komentarnya juga.

Selamat membaca 🧡

****

"Arshaka!!" teriak Gus Ali, marah.

Tidak perlu dijelaskan secara detail apa yang terjadi di depan sana, kemarahan Gus Ali menjadi bukti kebiadaban yang Shaka lakukan.

Shaka yang masih di bawah pengaruh alkohol merasa kesenanangannya terganggu, berani sekali orang itu mengganggunya, Shaka turun dari ranjang dan membenarkan celananya yang melorot, dengan terhuyung dia menghampiri Gus Ali yang saat ini lebih terlihat seperti malaikat pencabut nyawa.

"Heh! Berani sekali lo ganggu gue!!" teriak Shaka di depan wajah Gus Ali, benar adanya jika alkohol adalah biang masalah dari semua kejahatan.

Napas Gus Ali memburu, terlebih setelah melihat Aizha yang kini bergetar hebat sambil menutup tubuhnya yang tanpa busana dengan selimut, mulut Aizha yang terlakban dan sorot ketakutannya seakan membuktikan jika gadis itu adalah korban.

Gus Ali mencekal tangan Shaka dan menyeretnya paksa, ia membawa Shaka ke kamar mandi dan mengguyur Shaka tanpa ampun. Putra sulungnya itu berontak karena dinginnya air, tapi Gus Ali tidak peduli dan terus mengguyurnya sampai pengaruh alkohol dalam diri Shaka berkurang, entah cara ini dibenarkan atau tidak, namun yang pasti saat ini Shaka terlihat linglung.

"A-abi," ucap Shaka, ia terlihat bingung dengan yang dilakukan abinya.

Shaka menggigil kedinginan, kepalanya juga terasa sangat pening.

Plakk.

Tamparan keras dari tangan Gus Ali mendarat di pipi Shaka, Shaka masih saja linglung dan memegang pipinya yang perih.

"Abi tidak pernah mengajarkan putra Abi berbuat bejat!" ucap Gus Ali, pelan namun sangat tajam.

Gus Ali meninggalkan Shaka dengan sorot kekecewaan yang besar, hatinya sangat terpukul melihat putra yang ia besarkan dengan sepenuh hati, putra yang ia besarkan dengan ajaran agama yang kuat, kini malah melakukan hal yang sangat dilarang oleh agama.

Gus Ali menyeka air matanya yang hendak menetes, hati ayah mana yang tidak akan hancur mengetahui kenyataan ini, terlebih ia juga bingung bagaimana cara memberitahu orang tua Aizha, mana mungkin ia mengatakan dengan tenang bahwa putri kesayangan mereka telah diperkosa oleh putra kebanggaannya.

Ya Rabb, ujian-Mu saat ini terlalu berat, lirih batin Gus Ali.

Gus Ali menghampiri Alisa yang kini tengah menangis sambil memeluk Aizha yang hanya diam dengan tatapan kosong, air mata Aizha terus mengalir namun tak ada satupun kata yang terucap dari gadis itu, bahkan isakan pun tak ada. Gus Ali tidak bisa membayangkan sehancur apa gadis itu, gadis yang dibesarkan dengan penuh kasih sayang dan kelembutan oleh keluarganya kini malah hidupnya dihancurkan oleh putranya sendiri, gadis yang bahkan sudah seperti putrinya sendiri.

Gus Ali mengelus kepala Aizha, hatinya sangat perih melihat Aizha yang biasanya ceria kini malah diselimuti duka. Gus Ali membawa Aizha ke kamarnya, dengan perlahan ia menidurkan Aizha di ranjang, dan meminta istrinya untuk menemani Aizha.

Alisa kini menghampiri suaminya yang tengah menelungkupkan wajahnya di meja kerjanya, Gus Ali saat ini sedang berada di ruang kerjanya.

"Mas," ucap Alisa sambil mengusap rambut suaminya dengan lembut, ia bisa mendengar isakan kecil dari suaminya.

Kiblat Cinta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang