Hukuman

100K 12.2K 1.4K
                                    

Sudah siap dengan part kali ini?

Jangan lupa siapka tissue, wkwk

Ovi berdoa semoga feelnya dapet 🙏

Vote dan komentarnya jangan lupa yah, yang buanyakkkkkkkkkk. 😅

Selamat membaca 🧡

****

Entah apa kejahatan yang pernah dilakukannya hingga ia harus menanggung derita ini, bahkan rasanya Aizha lebih baik tuhan mengambil nyawanya saja dibandingkan hidup tapi dengan bayang-bayang kejadian itu, hidupnya bahkan sudah tak berarti apa pun saat Shaka mengambil kehormatannya dengan paksa.

Aizha memeluk mami-nya dengan erat, bahkan suaranya sudah hilang karena terus-terusan menangis, seluruh tubuhnya terasa sangat sakit akibat perbuatan bejat pria yang selalu ia anggap baik.

"Aku gak suci lagi, Mami," racau Aizha terus-terusan.

Raya tak sanggup menahan perih yang dirasakan hatinya, bahkan setiap napas yang ia hirup terasa sangat menyiksanya, hati ibu mana yang akan sanggup melihat penderitaan putrinya sendiri, hati ibu mana yang sanggup melihat hidup putrinya hancur.

"Aizha-nya Mami akan selalu kuat, Mami akan selalu ada di samping kamu, Sayang." Raya berusaha menenangkan putrinya, walau dirinya sendiri pun membutuhkan hal yang sama.

Kenapa? Kenapa ujian yang putrinya dapatkan bisa seberat ini?

Ceklek.

Alka datang bersama Aizar, tadi ia telah membicarakan dulu hal yang menimpa putrinya dengan Gus Ali. Jika boleh jujur, Alka tidak sanggup melihat putrinya walau sedetik pun, ia berusaha kuat karena putri dan istrinya sangan membutuhkannya, Alka harus memastikan agar Aizha tidak mengalami trauma berkepanjangan.

Alka langsung mendekap putrinya dengan erat, bukankah seorang ayah adalah pahlawan bagi anak perempuan? Bukankah seorang ayah adalah kebanggaan anak perempuan-nya?

Yakinlah, saat ini Alka merasa ia menjadi seorang ayah yang tidak berguna, ia gagal menjadi pahlawan bagi putrinya, ia gagal melindungi putrinya, dan ia gagal memeberikan hidup yang sempurna bagi putrinya.

"Maafkan Papi, Sayang, maafkan Papi," ucap Alka sambil berurai air mata.

Sementara Aizar sudah menangis di pelukan mami-nya, katakanlah ia cengeng, tapi ia memang tidak pernah bisa melihat kembarannya terluka sedikit pun, dan sekarang lebih dari sekedar luka yang kembarannya rasakan.

"Aiz gak bisa jaga Zha, Mami, Aiz gagal jadi kembaran dan kakak yang baik buat Aizha," ujar Aizar yang kini menumpukan kepapanya di pundak Raya.

"Gak ada yang tahu hal ini akan terjadi, Aiz, ini musibah, Sayang," ujar Raya.

Alka tak tahu bagaimana ia akan mengembalikan lagi senyum Aizha, ah bukan hanya Aizha tetapi juga Aizar, ikatan batin kedua anak kembarnya itu sangat kuat, bahkan jika harus dikatakan semalam Aizhar sudah merasakan firasat buruk tentang kembarannya.

"Pulang, Papi, pulang! Dia bajingan, dia ... dia perkosa aku, dia brengsek!!" racau Aizha, histeris. Alka bisa merasakan tubuh putrinya yang bergetar, Aizha terlihat sangat ketakutan, psikis putrinya sedang tidak baik-baik saja.

"Iya, Sayang, kita pulang. Aizha harus tenang, ada Papi di sini, tidak ada yang bisa menyakiti kamu lagi, Sayang," ujar Alka sambil terus mengelus punggung putrinya.

Di sisi lain, Gus Ali menarik Shaka yang masih setia menunggu Alisa, ia membawa Shaka menjauh dari sana, bukan karena apa-apa, Gus Ali hanya tak ingin Aizha yang saat ini hendak dibawa pulang orang tuanya sampai melihat wajah Shaka, Alka sudah mengatakan jika kondisi fisik dan psikis Aizha sedang buruk dan dia tidak ingin Aizha malah histeris jika sampai tak sengaja melihat Shaka.

Kiblat Cinta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang