🌛

73.5K 10.4K 1K
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya, komentaryna, yang buanyakkkkk 😅

Lagi bulan puasa loh, harus banyak-banyak nyenengin hati orang wkwk.

****

Ceklek.

Shaka menutup pintu kamar rawat Aizha dengan terburu, ia kemudian menghampiri Aizha dan duduk di sampingnya.

"Kamu kenapa?" tanya Aizha, heran. Pasalnya saat ini wajah Shaka terlihat pucat, bahkan sisa keringat masih terlihat di keningnya.

"Gak papa," balas Shaka berusaha tenang.

Aizha masih tak percaya, pasalnya Shaka terlihat seperti sudah dikejar hantu, tapi ia mengangguk saja.

"Oh iya, tadi habis ketemu Aizar kan? Gimana? Dia tidak seperti yang kamu bayangkan, bukan?" tanya Aizha.

"Ya, kamu benar," jawab Shaka bergidig ngeri.

"Kamu tenang saja, Aizar memang jenius, dia bisa melakukan apa pun, tapi dia tidak akan berbuat jahat kok, keluarga aku gak pernah menggunakan kekerasan," ujar Aizha mengelus lengan suaminya, ia paham pasti Shaka masih terkejut.

Shaka hanya tersenyum paksa.

"Gak pake kekerasan apanya? Dia bahkan lebih menakutkan dari pada hantu," gumam Shaka, ia masih terbayang-bayang kejadian tadi di ruang rahasia milik keluarga istrinya.

"Kenapa, Shaka? Barusan kamu bilang apa?"

"Hah?" Shaka terlihat bingung, "oh, eng-engga, gak bilang apa-apa kok," lanjutnya sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.

Aizha menatap Shaka penuh selidik, kenapa dengan suaminya?

Aizha mendekatkan wajahnya pada Shaka, "kamu gak lagi nyembunyi‘in sesuatu dari aku, kan?" tanya Aizha.

Shaka mengembuskan napasnya, percuma saja mengelak, Aizha malah akan semakin mendesaknya.

"Tadi aku ketemu hantu, Zha," ujar Shaka dengan serius.

"Hantu?" Aizha membelalakkan matanya.

Shaka mengangguk cepat, "matanya tajam banget, dia pakai baju putih, wajahnya gak berekspresi."

Aizha mulai penasaran, ia mendengarkan dengan seksama cerita Shaka.

"Semacam pocong? Pocong kan pake kain putih," tanya Aizha dengan wajah seriusnya, sesekali ia merinding membayangkan sosok yang di lihat Shaka.

Shaka melihat-lihat sekelilingnya, "Lebih menakutkan dari pocong," ucapnya pelan.

Aizha menutup mulutnya, pantas saja wajah suaminya sepucat ini.

"Terus-terus?"

"Hantu itu pegang pisau di tangannya, tapi sayangnya wajah dia tampan, tapi tetep tampanan suami kamu, Zha," lanjut Shaka penuh keyakinan.

Aizha berdecak kesal, sedang serius gini masih saja narsisnya gak ketulungan, lagian masa bangga sih dibandingin sama hantu?

"Te-terus?"

Shaka menelan salivanya, "hantu itu ... dia ... dia—"

Brakkk.

"Huwaaaa," teriak keduanya ketika mendengar suara benda jatuh.

Aizha langsung memeluk Shaka, sudah dibilang jika dia itu penakut, namun di baliknya Shaka malah tersenyum penuh kemenangan, kapan lagi coba Aizha mau memeluknya seperti ini.

"Shaka, tadi suara apa?" tanya Aizha tak melepaskan pelukannya.

"Mungkin hantu yang tadi, Zha."

Kiblat Cinta ✓Onde as histórias ganham vida. Descobre agora