Berusaha menyelami hati

77K 11.7K 809
                                    

"Aku tidak ingin menyakiti, karena menyayangimu adalah takdir dalam hidupku"

~Arshaka~

****

Yuhuu, ovi comeback lagi 😂

Maaf yah baru up, tiga hari sekali sepertinya tidak terlalu buruk kan, wkwk

Part ini ovi buat dengan sepenuh hati, jadi semoga bisa sampai ke hati kalian juga :')

Jangan lupa vote dan komentarnya yah 😊

Selamat membaca 🧡

****

A

lka dan Raya tak henti menenangkan Aizha, betapa menyakitkannya dalam kondisi seperti ini pernah Raya rasakan, kehilangan harapan sama saja dengan hilangnya sebuah kehidupan, namun Raya berharap putrinya tidak sampai melakukan hal bodoh seperti dirinya dulu.

"Hiks hiks hiks, Shaka bajingan, Pi, dia bajingan!" racau Aizha, tanpa henti.

Cukup lama sampai akhirnya Aizha sedikit lebih tenang, sudah cukup Aizha seperti ini, Alka tentu harus bisa membuat putrinya kembali mendapatkan kepercayaan dalam hidupnya.

"Aizha, lihat Papi, Sayang!" titah Alka, ia mengangkat dagu Aizha sehingga netra mereka saling bertatapan.

"Sayang, Papi tahu ini berat, tidak ada orang yang akan menerima begitu saja dengan musibah seperti yang kamu alami. Tapi, Sayang, selalu ada hikmah di balik sebuah musibah."

"Apa salah aku, Papi? Kenapa ujian Allah harus seberat ini? Hiks hiks," ujar Aizha dengan sorot terluka.

"Allah memberikan ujian kepada hambanya, tak lain karena Allah ingin mengetahui siapa di antara hamba-hambanya yang benar-benar berada di atas kesabaran, dan siapa di antara hamba-hambanya yang berada dalam keputus'asaan," ujar Alka dengan bijak. "Sekarang kembali pada kamu, Sayang, apa putri Papi ini akan terus terpuruk dan berhenti berharap, atau terus berjuang untuk mendapat kebahagiaan walau jalannya sangat menyakitkan?"

Aizha terpaku, mengharapkan kebahagiaan kembali? Apakah hal itu perlu? Sementara hidupnya saja ia tak tahu akan seperti apa.

Raya menangkup wajah Aizha, ia tersenyum pada putrinya, Raya yakin jika Aizha bukanlah perempuan yang pendendam, Raya percaya jika putrinya bisa melawan trauma dan memulai hidup yang baru.

"Sayang, jangan sampai dendam memenuhi hati kamu, ikhlas memang tidaklah mudah, apalagi memaafkan, tapi setidaknya Mami harap ada setitik kesabaran yang masih tertanam dalam diri kamu," ujar Raya dengan sangat lembut.

Aizha menangis terisak, ia menghambur ke peluakan Raya, menumpahkan semua emosa masih tersisa.

"Apa yang harus aku lakukan, Mami? Aku hiks hiks, aku lelah, aku kecewa, tapi hiks hiks tapi sulit untuk aku melupakan semua kejadian itu," lirih Aizha.

"Kadang kita merasa yang paling menderita, kadang kita merasa kita lah yang paling dirugikan. Padahal kita tidak tahu hal apa yang terjadi di balik musibah yang kita alami, kita tidak tahu dan tidai ingin tahu bahwa orang yang membuat kita tersiksa justru merasa lebih menderita."

"Ma-maksud, Mami?"

Raya memegang tangan Aizha, ia berusaha tersenyum dan seolah meminta Aizha agar percaya dengannya. "Ikut Mami, Sayang."

Kiblat Cinta ✓Where stories live. Discover now