Negatif!

78.2K 10.9K 662
                                    

Halo, Gengs ;')

Apakah kalian punya cerita di wattpad?

Ovi tadi buat akun instagram baru, nah aku itu rencanya akan ovi gunakan untuk merekomendasikan cerita-cerita di wattpad, tips-tips kepenulisan, dan hal lainnya yang berkaitan dengan wattpad dan literasi.

Nah, kalo kalian mau bergabung dan mau ceritanya di rekomendasikan di sana, bisa banget!

Caranya cukup follow instagramnya saja, oke 🥰

Kasih tahu teman kalian juga yah biar makin banyak pengikutnya 😅

Instagram : @wattpad.dailyy

Yuk segera di follow 🧡

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Yuk segera di follow 🧡

🍁🍁🍁

"Yang sok-sok‘an punya mobil, eh sekarang mobilnya di jual."

"Iya yah, Buk, kan malah malu-malu‘in diri sendiri," sahut ibu-ibu yang lain.

"Ya gitu lah, udah tahu hidupnya susah, eh gayanya kayak kalangan atas saja."

Aizha tahi sindirin-sindirin itu tertuju padanya, mulut tetangga memang sangat kejam, tak beda jauh lah dengan ocehan-ocehan netizen di sosial media.

Tak ada gunanya Aizha tersinggung, semakin ia menanggapi maka mereka semakin menggila, cukup diam saja sampai mereka lelah dengan sendirinya.

Terkadang Aizha bingung, kenapa tetangga julid atau pun netizen sering kali berucap tanpa di pikirkan dua kali? Apakah mengurusi hidup orang lebih mudah dibanding memikirkan hidupnya sendiri? Oh, atau mungkin sebenarnya mereka masih bingung dengan jalan hidupnya sendiri?

Awalnya Aizha juga kesal dan tak tahan menerima paradigma negatif dari tetangga-tetangga julidnya itu, namun semakin lama sepertinya ia sudah tahan banting, hatinya sudah kebal sampai-sampai apa yang mereka lontarkan hanyalah angin lalu untuknya.

Satu bulan lima hari hidup bersama Shaka, membuatnya semakin paham akan kerasnya kehidupan.

"Assalamu'alaikum," ucap Aizha, ketus.

"Wa'alaikumsalam."

Shaka sedikit heran dengan raut wajah istrinya, sejutek-juteknya Aizha, istrinya tidak pernah sampai menunjukkan wajah masam di depannya.

"Kenapa mukanya di tekuk, hemm?" tanya Shaka sambil memberikan segelas air dingin pada Aizha.

Shaka duduk di samping Aizha, perlahan ia mengusap keringan di pelipis Aizha dengan lembut.

"Biasalah," jawab Aizha.

Shaka terkekeh, "tetangga yah?" tebaknya.

"Heran aku sama mereka, lancar bener gitu ngurusin rumah tangga kita, kalau kita hidup susah emangnya kenapa? Toh kita gak pernah minta-minta sama mereka.".

Kiblat Cinta ✓Where stories live. Discover now