SAH!!

92.3K 12.4K 2.4K
                                    

Bacanya jangan tegang yah, wkwk
Bawa santai saja dan resapi setiap katanya 😃

Jangan lupa vote dulu oke

Selamat membaca 🤗

****

Shaka merasa tubuhnya meriang, entah kenapa ia panas dingin dadakan, oh ayolah, benarkan malam ini ia akan mengganti statusnya?

Keluarganya sudah memberi restu, tadi awalnya ia pikir ucapan Aizha tak akan menjadi kenyataan, eh ternyata mami dan papi-nya Aizha malah mendukung penuh.

Jangankan memikirkan mahar, menghafal kalimat qabul saja ia selalu lupa, ingin rasanya ia menangis membayangkan betapa menyeramkannya tempat akad nanti.

"Saya terima nikahnya dan kawinnya Aizha ...." Shaka terdiam, "Aizha apa sih kepanjangannya?"

Shaka membenturkan kepalanya di tembok, sepertinya uminya akan menertawakannya jika dia ada di sini, ayolah yang menikah direncanakan saja pasti deg-deg'an, eh ini malah dadakan.

"Ya Allah, malam ini gue bakalan jadi suami? Benarkan?"

Shaka mondar-mandir tak tentu arah, ia sekarang ada di kamar tamu, tadi Alka menyuruhnya berganti pakaian, tentu saja pakaiannya minjam punya Aizar, walaupun Aizar sepertinya tidak ikhlas meminjamkan ia baju. Bayangkan saja, awalnya Aizar memberinya kemeja hitam plus celana hitam, jangan lupakan topi warna hitam juga, style seperti itu kan cocoknya untuk ke pemakanan, bukan untuk akad nikah. Untung saja Raya mengomeli Aizar, dan hal itu membuat Shaka puas, katakanlah ia calon adik ipar yang kejam.

"Mimpi apa gue bakal punya kakak ipar sedingin kutub utara." Yakinlah, jika Shaka berkata begitu hanya untuk menghibur dirinya sendiri yang tengah nervous.

Ceklek.

Fawwaz masuk, dia dan keluarganya memang sudah datang, begitu pula orang tua Alka dan Raya, sementara keluarga yang lainnya berhalangan hadir karena satu dan lain hal.

"Shaka, sampai kapan kamu akan di kamar terus?" tanya Fawwaz yang tengah menyandar di pintu.

"Hah?" Nah kan, sepertinya Shaka memang butuh bimbingan dulu.

"Ayo! Semuanya sudah siap," ujar Fawwaz.

"Siap apa, Mas?" tanya Shaka, anak itu benar-benar jadi loading.

Fawwaz sampai gemas, ia menghampiri adik sepupunya itu dan menyentil keningnya cukup keras, sejak kapan Shaka jadi amnesia?

"Nikah, Shaka, nikah," ujar Fawwaz, gemas. "Jangan bilang kamu lupa juga siapa yang mau kamu nikahi?" selidik Fawwaz.

"Aku bakal halalin Aizha, Mas, gak lupa kok," sahut Shaka, cepat.

Fawwaz terkekeh melihat wajah serius Shaka, seumur-umur ia tidak pernah melihat Shaka se-serius dan sepanik ini.

"Ya sudah, ayok!," ajak Fawwaz menarik tangan Shaka, "di bawah ada grandpa-nya Aizha, dia lumayan galak loh, Bang," bisik Fawwaz.

Shaka menegang, entah kenapa tubuhnya meremang, bahkan keringat dingin sudah menetes dari ujung dahinya.

Shaka berjalan mengikuti langkah Fawwaz, benar saja si ruang keluarga semua sudah berkumpul, kecuali Aizha dan maminya.

Tangan Shaka bergetar hebat, ia benar-benar terserang panik, apalagi saat melihat keluarga Aizha yang lain.

"Berhenti kamu!" ucap Rama, grandpa-nya Aizha.

Shaka melihat Rama menghampirinya dengan wajah menunjukan amarah besar, jangan tanyakan bagaimana takutnya ia saat ini.

Kiblat Cinta ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora