4

22 6 2
                                    

"Saya Feng Xiang, rekan Anda untuk proyek Fenghuang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Saya Feng Xiang, rekan Anda untuk proyek Fenghuang. Salam kenal!"

Perkenalan yang tidak perlu sama sekali. Ling sudah mencari tahu begitu banyak tentang orang ini. Tidak dicari tahu pun, seantero Cina telah menggembor-gemborkan pamornya.

"Saya Zhang Ling dari Fenghuang, salam kenal!" Ling lantas mengutuk refleksnya dalam perkenalan bisnis. Bodoh, Fenghuang kan sudah diakuisisi Kevin Huo! Mengapa aku memperkenalkan diri seolah mereka tidak berhubungan?

Tapi Xiaohua—atau Feng Xiang—sepertinya tidak mempermasalahkan ini. Ia justru mengacungkan kepalan tangan setinggi dada, menunjukkan dukungannya kepada sang partner baru.

"Jiayou, Nona Zhang. Sampai ketemu hari Rabu!"

Usai menyemangati Ling, Xiang memasang maskernya kembali. Ia melangkah dengan tergesa-gesa; pasti untuk jadwal lain. Selagi Ling memproses peristiwa luar biasa yang baru terjadi padanya, Xiang sibuk menyalami beberapa kru yang dekat dengan pintu keluar studio, tak terkecuali Mingmei.

Istirahat pemotretan terasa begitu singkat. Ling menghabiskannya dengan perasaan mengawang. Kakinya baru menapak ketika Yaoming membentak lagi, isyarat dimulainya pemotretan yang berjalan lebih mudah dari sebelumnya. Semua berkat tips nyeleneh yang disampaikan Xiang padanya.

Oh, benar.

Aku lupa bilang terima kasih karena terlalu terpesona!

***

Sesi pemotretan yang menguras tenaga mestinya akan membuat Ling ketiduran di dalam mobil. Yang terjadi malam itu justru kebalikannya. Bersama Mingmei yang menyetirinya, Ling membicarakan Xiang layaknya siswi sekolah menengah.

"YA AMPUN, KAK, SENYUMNYA ITU!" Ling menepuk-nepuk bahu Mingmei. "Kukira kepribadian asli Feng Xiang sedingin imejnya di iklan, ternyata sifatnya seperti malaikat! Benar-benar seperti mimpi!"

"Dan dia juga menyalamiku, lo! Aku yang cuma seorang manajer ini!" Mingmei terdengar sama girang. "Wei benar soal Feng Xiang: dia adalah yang terbaik dari Feng bersaudara! Syukurlah kau akan bekerja sama dengannya!"

"Apanya yang 'syukurlah'? Jantungku bisa meledak kalau harus pemotretan dengan orang seganteng dia!" ucap Ling, sembari terkekeh-kekeh memencet beberapa angka di ponsel. "Kabari Wei, ah!"

Tentu saja, begitu panggilan tersambung, yang menyambut Ling adalah erangan Wei.

"Mau apa kau? Aku harus datang jam 3 besok pagi!"

Saat Wei ditelepon, waktu menunjukkan pukul sepuluh malam lebih sedikit. Sang desainer pantas marah untuk beberapa menit istirahat yang tercuri. Ling tak memasukkannya ke hati, sudah terbiasa dibentak Wei, lagi pula mood-nya sedang bagus gara-gara seseorang.

"Hei, Feng Xiang ke pemotretanku hari ini! Kau benar, dia orang yang sangat ramah dan tampan! Aku kan kesusahan memenuhi permintaan Chen Yaoming yang menyebalkan itu, lalu Feng Xiang datang seperti dewa! Awalnya aku tidak mengenalnya, tapi kemudian dia membuka masker dan ya ampun! Dia tersenyum! Dia memberiku saran, terus pemotretannya jadi lancar. Dia juga mengajakku bersalaman dan bilang menantikan pemotretan bersamaku! Sungguh, aku bisa mati bahagia!"

Kevin Huo's ProposalWhere stories live. Discover now