33

11 2 0
                                    

Ling bukannya tidak menyadari betapa intens orang-orang di set mengawasinya ketika digandeng Xiang pergi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ling bukannya tidak menyadari betapa intens orang-orang di set mengawasinya ketika digandeng Xiang pergi. Ini pasti pertama kalinya pentolan Kevin Huo itu sangat bersemangat memisahkan diri dari kerumunan dengan membawa seorang gadis bersamanya. Siapa tidak penasaran?

"Jangan melakukan hal mencolok begitu, bisa? Kau mau ngapain, sih?" Ling menyembur Xiang begitu mereka sampai di sebuah titik buta: dekat ruang alat kebersihan.

"Diam dan lihat saja." Senyum di wajah Xiang sekali lagi meluluhkan Ling, padahal senyum itu memuat kejahilan yang kekanakan alih-alih ketenangan seorang peragawan teladan—atau kesedihan terselubung. Sahabat Ling itu menekan cepat beberapa tombol, lalu voila, kamera depan terbuka. Xiang menarik Ling mendekat hingga membuat tubuh mereka hampir berdempetan, tetapi belum sempat kaget karena manuver itu, Ling sudah dikejutkan hal lain.

"Ibu, Ayah, kalian bisa melakukan panggilan video? Syukurlah!"

Ucapan Xiang membelalakkan kedua mata Ling seketika, tetapi hanya sementara. Gadis itu segera menyadari dalam situasi apa dia berada, jadi segera dikondisikannya rautnya sesantun, selembut, selayak mungkin.

Sialan, Feng Xiang! Mengapa dia tiba-tiba mengajakku melakukan panggilan video dengan orang tuanya?!

Selagi Ling sibuk menata perasaan dan ekspresinya, pria paruh baya di layar ponsel tersenyum bangga.

["Jangan remehkan ayahmu. Aku belajar melakukan panggilan video dengan Ruirui selama sepuluh menit saja! Kau juga, dadakan sekali kalau mau telepon, kami kan butuh persiapan! Oh, dan halo ... Nona Zhang Ling? Kau kawan dutanya A-Xiang, bukan?"]

'Kawan duta'. Ling meringis; sesisi hatinya retak karena terlalu percaya diri. Mana mungkin dirinya dikenalkan sebagai ... lebih dari itu? Supaya tidak canggung, Ling cepat-cepat mengatur senyumnya lagi dan menyapa santun.

"Benar, saya Zhang Ling, salam kenal. Senang bertemu Anda berdua. Putra-putra Anda luar biasa, sebuah kehormatan bisa bekerja dengan mereka."

Ayah Xiang yang rambutnya sudah menipis manggut-manggut dengan wajah sok menyelidik, sementara ibu Xiang lebih menyambut.

["Salam kenal, Nona Zhang. Saya juga merasa terhormat bisa berkenalan dengan duta wanita pertama Kevin Huo, yang untungnya juga bersahabat dengan putra kami."]

Belum mengatup bibir ibu Xiang, suaminya sudah menyambung.

["Benar, A-Xiang. Kau tidak pernah keliatan senyaman ini sama perempuan."]

"Hush, Ayah," desis Xiang; senyumnya masih tersungging.

["Apa kau mendadak menelepon kami karena mau mengenalkan gadis ini? Pasti begitu. Apa lagi yang membuatmu bisa meluangkan waktu di antara kesibukan?"]

Mulut pria tua ini tidak ada saringannya, ya? Ling bergeser rikuh di depan layar gawai Xiang. Nyonya Feng menyikut suaminya memperingatkan, tetapi Xiang malah tertawa santai.

Kevin Huo's ProposalWhere stories live. Discover now