25

10 2 0
                                    

"Mari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mari."

Ragu-ragu, Ling duduk di sebelah Xiang, tetapi ruang beralas yang disediakan sweter itu terlalu sempit. Lengan Ling dan Xiang hanya terpisahkan dua helai pakaian. Hangat memancar dari kulit yang nyaris menempel—dan Ling terbuai oleh aroma EDT Guihua yang manis.

Dekat sekali .... Ini tidak baik buat jantungku, keluh Ling.

"Jadi, Anda bertanya mengapa saya bisa menjahit bunga-bunga itu?" tanya Xiang, yang diangguki Ling seketika. "Saya anak penjahit, sering membantu orang tua mengerjakan ornamen-ornamen kecil untuk pesanan semasa di kampung halaman."

Ling mendadak teringat ejekan Suzanne pada Feng bersaudara di kelas runway. Kalau Ling pikir-pikir lagi, bukankah sudah seharusnya petinggi Kevin Huo adalah anak—atau setidaknya keturunan—penjahit? Kevin Huo, sang pendiri perusahaan, dulunya toh memulai dari usaha konveksi kecil yang diwariskan turun-temurun.

Ling kemudian menyadari sesuatu yang membuatnya merasa bodoh. "Benar juga. Direktur Feng adalah satu-satunya direktur Kevin Huo yang marganya bukan Huo," gumamnya seraya menjepit dagu.

"Karena memang kami tidak terkait dengan petinggi Huo terakhir. Kami dapat masuk kemari karena Tuan Huo Yuping yang memilih kami."

Huo Yuping adalah nama asli William Huo, orang nomor satu di Kevin Huo sebelum Yang menggantikan posisinya. Ling rasa itu agak aneh.

"Mengapa Tuan Huo Yuping tidak menunjuk anak-anaknya sendiri sebagai pewaris?"

"Beliau menikah di usia yang sudah senja dengan perempuan yang sebaya, pun keduanya adalah anak tunggal. Kecil kemungkinan memiliki keturunan di usia itu, jadi untuk pertama kalinya, mereka menunjuk orang di luar keluarga untuk menjadi penerus perusahaan." Xiang menekuk lutut dan menyilangkan lengannya di sana. "Orang yang beruntung itu adalah Kak Yang. Saya dan A-Tian pun terpercik keberuntungannya."

"'Beruntung'," ulang Ling sambil menoleh pada Xiang. "Orang yang tidak kompeten, kalau ditunjuk untuk menempati posisi sebesar itu malah jadi sial. Menurut saya, Direktur Feng ditunjuk karena memang mumpuni, begitu pula kepala tim desainer dan Anda."

Xiang tersenyum tipis. "Mungkin yang demikian hanya berlaku untuk saudara-saudara saya. Kak Yang bekerja tak kenal lelah sejak menjadi penjahit biasa untuk Kevin Huo, juga selalu mengembangkan diri. A-Tian sejak kecil berbakat menggambar, diarahkan merancang pakaian pun tak masalah buatnya." Setelah itu, Xiang terkekeh. "Saya dilirik oleh Tuan Huo Yuping hanya karena kaki saya cukup panjang dan bagus untuk memeragakan desain-desainnya."

Mengapa Feng Xiang merendahkan dirinya begitu? Kamu itu teladanku, tahu! Diam-diam, Ling merengut.

"Lulus sekolah model tidak cuma butuh kaki panjang, Tuan Feng," sanggah Ling, terdengar kesal sampai Xiang menoleh. "Ada dedikasi dan kerja keras di sana. Bandingkan dengan saya yang cuma bermodal media sosial dan belajar di kanal video untuk jadi model. Sampai sekarang, jalan untuk memeragakan trench coat saja susah."

Kevin Huo's ProposalWhere stories live. Discover now