16

12 4 0
                                    

"Anda di sana, Nona Zhang? Mengapa sembunyi di sudut gelap begitu?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Anda di sana, Nona Zhang? Mengapa sembunyi di sudut gelap begitu?"

Ling melotot dan berpaling ke belakang. Tangan Nona Yang langsung meninggalkan tubuhnya. Gelombang kelegaan menerpa Ling ketika Xiang berjalan cepat ke arahnya. Saking leganya, mata gadis itu sampai tergenang.

"Tuan Feng ...." Ling ingin berbalik sepenuhnya menghadap Xiang, tetapi urung setelah menyadari payudaranya belum benar-benar terlindung. Kurang ajarnya, Nona Yang menyelinap keluar begitu saja dari sudut itu, menyalami Xiang singkat, lalu pergi tanpa membenahi 'hasil pekerjaannya'.

"Siap untuk pemotretan?" tanya Xiang ringan. Ling ragu-ragu mengiakan dan tersenyum tipis; pertanyaan Xiang baginya lebih seperti perintah untuk segera bersiap. Berdebar-debar, ia lantas berbalik dengan tangan kanan disilangkan di depan dada.

"Mari, Tuan Feng. Maaf, tadi ada sesuatu di gaun saya harus dibenahi dulu," dalih Ling. Ketika melangkah mendekati Xiang, kakinya tahu-tahu melemas, seperti waktu syuting di tengah labirin api Wanhuazhen. Tubuhnya oleng sedikit di atas tumit tinggi dan kelihatannya, Xiang tidak melewatkan itu. Saat Xiang membuka mulut, Ling mengira pria itu akan bertanya 'Anda baik?' seperti yang sudah-sudah. Dugaannya keliru.

"Anda tampak tidak nyaman dengan gaun itu, Nona Zhang. Ingin membenahinya dulu?"

Tepat sasaran. Tangan kanan Ling berkedut bingung: kalau diturunkan malu, kalau tidak diturunkan akan menghambat pemotretan. Ia akhirnya tertawa canggung.

"Tidak apa-apa, kok. Ini—tidak terlalu mengganggu." Mana bisa aku bilang kalau posisi body tape-nya bikin risih? batin Ling; tangannya belum bergerak. "Mari, Tuan Gao sudah menunggu kita."

Ling berjalan mendahului Xiang. Tatapannya terkunci ke set pemotretan di bawah lighting.

Begitu sampai sana, aku akan menurunkan tanganku. Tidak apa-apa, toh aku tidak telanjang bulat, cuma dadaku saja terlalu—

"Nona Zhang."

"Ya?" Berjengit, Ling menoleh ke belakang. Tahu-tahu saja, Xiang sudah menyampirkan jaket Tang-nya ke pundak sang rekan. Refleks Ling buruk; ia langsung menangkupkan bagian depan jaket itu melindungi dadanya. Sikap demikian pasti menegaskan kebohongannya kepada Xiang: bahwa ia, sebenarnya, tidak baik-baik saja.

Alih-alih marah atau kecewa, Xiang tersenyum pengertian. "Silakan benahi baju Anda dulu di belakang. Butuh bantuan staf wanita?"

"T-Tidak!" Suara Ling melengking panik. Xiang mengerjap cepat beberapa kali dengan alis terangkat dan Ling segera menutup mulutnya dengan tangan. "Saya akan membenahinya sendiri secepatnya. Maafkan saya!"

"Nona Zhang, tidak usah buru-buru—"

Sayangnya, sebelum Xiang selesai, Ling sudah balik kanan, setengah berlari menuju pintu. Ketergesaan membuat telapak kakinya sempat tergelincir dari sepatu berhak tujuh senti yang ia kenakan, sesuatu yang entah sudah berapa lama tak terjadi. Untung dia dan sepatunya tak cedera.

Kevin Huo's ProposalWhere stories live. Discover now