18

9 3 2
                                    

"Bodoh! Aku tidak mencari tahu tentang itu kemarin!"

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Bodoh! Aku tidak mencari tahu tentang itu kemarin!"

"Memang jangan!" bentak Wei. "Aku bilang begini karena kupikir dia sudah lebih terbuka denganmu. Kalau belum, kurasa kau tetap harus menunggu Feng Xiang bicara sendiri tentang kegagalan-kegagalan itu."

Ling mencebik dan menatap ke luar jendela. "Mengandalkan Feng Xiang untuk memperoleh informasi tentang Kevin Huo sama dengan berjudi. Sekali waktu, aku merasa Feng Xiang masih eksklusif, tetapi di lain kesempatan, tiba-tiba dia sangat mudah didekati. Sisi mana yang akan kutemui hari ini murni ditentukan oleh keberuntungan."

"Nah," desah Wei, "kalau kau sudah tahu itu sulit—"

"Aku tidak akan menyerah, asal kau tahu," sahut Ling seketika. "Aku bersama Kak Mingmei sudah mulai menyelidiki rumor tentang proyek pertama dan kedua Kevin Huo. Memang banyak cerita di media sosial, tetapi ada yang kelihatan betul dibuat-buat. Kami masih memilah mana yang kira-kira nyata."

"Menarik," tetapi bibir Wei miring meremehkan, sialan. Jangan kira kemampuanku mencari informasi sepayah itu. Kalau memang payah, mana mungkin aku berhasil dapat kontak pribadi Feng Xiang? Ingin rasanya Ling menyombong, tetapi dia paham konsekuensi kesombongannya akan lebih berat ditanggung ketimbang kebanggaannya.

Mobil berbelok ke gerbang kantor Kevin Huo.

"Apa memangnya yang sudah kalian temukan?" tanya Wei sembari mencari tempat parkir. Tertantang, Ling pun menjawab menggebu-gebu meskipun ia sendiri menertawakan gosip-gosip itu beberapa hari lalu.

"Ada yang mengaku mantan duta Kevin Huo yang diputus kontrak karena hal sepele, misalnya karena mengeluhkan jadwal ketat. Ada juga yang bilang tidak sanggup dengan program dietnya. Ada lagi yang mengaku teman atau kerabat mantan duta, bersaksi bahwa terjadi perundungan dalam perusahaan, bahkan korbannya sampai bunuh diri." Ling kemudian tertawa. "Gila, kan? Oke, aku memang lebih sengsara di sini dibanding dulu, tapi aku masih hidup dan baik-baik saja, tuh."

Walaupun rasanya sudah ingin menyerah saja setelah kejadian di Vogue kemarin, tambah Ling dalam hati, tentu saja tidak dia ungkapkan atau asam lambung Wei bakal naik lagi.

Lahan parkir di depan gedung sudah penuh, jadi Wei mengemudikan mobil ke parkiran bawah tanah. Tepat sekali momennya, padahal Ling baru mau memeriksa raut Wei; sang desainer diam terlalu lama setelah Ling bicara tadi. Namun, area parkir bawah tanah gelap. Begitu mata Ling terbiasa, mobil sudah terparkir dan Wei berbalik untuk melepaskan sabuk pengaman. Ling latah meniru. Saat itulah, ia baru mendapat tanggapan Wei.

"Salah satu rumor yang disebutkan itu benar."

Kontan Ling menoleh pada adiknya. Sayang, Wei sudah menutup pintu dari luar.

"Nenek!" panggil Ling yang menyusul tergesa-gesa. "Apa maksudmu? Yang mana yang benar dari cerita-cerita itu? Hei, jawab aku!"

Sepatu hak tinggi menyusahkan Ling mengejar Wei, maka misteri proyek-proyek terdahulu Kevin Huo kembali terkubur tanpa terpecahkan.

Kevin Huo's ProposalWo Geschichten leben. Entdecke jetzt