5

28 6 1
                                    

"Nona Zhang, tolong jangan khawatir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nona Zhang, tolong jangan khawatir. Itu akan terlihat dalam ekspresi Anda," ujar Xiang pelan. "Daripada ditegur, mari fokus ke pemotretan saja."

Benar. Ini Kevin Huo. Ling tidak bisa meminta istirahat 15 menit setiap setengah jam sekali seperti saat bekerja sama dengan merek kecil, bahkan jika istirahat itu bukan untuk dirinya. Xiang juga bukan model yang seenaknya meminta istirahat begitu, pastinya.

Peringatan Wei soal etos kerja mulai tampak nyata. Sementara ini, yang bisa Ling lakukan untuk membantu Xiang memang hanya fokus ke pemotretan karena semakin cepat selesai, semakin cepat pula mereka berdua beristirahat.

Sesi dua berakhir. Kaki Ling ngilu karena sepatu tumit tinggi membuat telapak kakinya nyaris tegak lurus dengan lantai. Ia lega saat alas kakinya diganti, mengesankan adanya istirahat setelah sesi dua—yang tentu saja salah besar. Outfit berikutnya sudah disiapkan, baik untuknya maupun Xiang, dan Ling sebisa-bisanya menahan protes. Alih-alih, ia melirik rekan kerjanya di sudut lain studio.

Xiang tampak baik setelah salah satu staf memberinya air minum, tetapi Ling tahu kenyataannya pria itu masih sangat lemah.

"Maaf, apakah saya boleh ke toilet sebentar?"

Seorang wardrobe assistant mengizinkan. Justru Mingmei yang memelototi Ling, tetapi sang peragawati bersikap masa bodoh. Ditariknya sang manajer ke belakang panggung, di mana ia dengan tergesa mengeluarkan beberapa lembar yuan, bantal leher, plester pendingin, dan sebutir obat demam yang masih terbungkus dari pouch darurat dalam tasnya.

Mengapa bisa ada pouch darurat di dalam tas Ling, itu karena Wei yang sakit-sakitan sering kolaps mendadak di tempat kerja. Tentu saja Ling—dulu ketika masih sering sekantor dengan sang adik di Fenghuang—akan selalu berlari dengan kantong ajaib itu jika mendapat laporan tumbangnya Wei. Ia tidak menyangka pouch itu akan berguna untuk orang selain adiknya hari ini.

"Kak, belikan Feng Xiang isotonik, jangan yang dingin, lalu berikan isotonik dan semua barang ini kepada Feng Xiang selama aku ke kamar mandi," pesan Ling saat menyerahkan barang-barang dari tasnya. Kontan Mingmei merengut.

"Kau sudah gila, ya? Mengurus Feng Xiang bukan wewenangku, melainkan staf Kevin Huo. Lihat!"

Mingmei menyeret Ling untuk menengok ke dalam studio, di mana seorang staf menyeka hati-hati keringat Xiang sebelum riasan sang model di-retouch. Itu saja; Xiang kemudian melakukan monitoring dan berdiskusi dengan Yaoming seolah kulitnya tidak pernah membakar Ling.

"Dia akan baik-baik saja. Dia bukan Wei yang gampang roboh." Mingmei mencoba meyakinkan Ling, tetapi yang diyakinkan malah balik mencengkeram bahu sang manajer memanfaatkan tinggi badannya untuk 'mengintimidasi'.

"Dengar, Kak Mei. Feng Xiang demam tinggi dan kau lihat sendiri, staf Kevin Huo cuma memberinya air. Dia butuh lebih dari itu! Aku tidak akan kembali dari kamar mandi sampai kau selesai mengerjakan permintaanku."

Kevin Huo's ProposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang