11. Only Love Can Hurt Like This [BoBoiBoyxReaders]

3K 179 32
                                    

Only Love Can Hurt Like This

BoBoiBoy x Readers

BoBoiBoy ©Monsta
Story ©Evlynaxlnn

•••••

Kau tak bisa sepenuhnya percaya pada manusia manapun. Karena, sebaik apapun dia, dia tetap bisa menyakitimu.

Jangan jadi manusia yang selalu bergantung pada manusia lain.

Kau harus bisa berdiri sendiri, bukannya berdiri dengan bantuan orang lain. Jika bukan dirimu, siapa yang akan mengertimu?

Mungkin Tuhan cemburu, aku terlalu mencintai dan bergantung padanya. Sekarang, aku diberi luka olehNya.

"Boi ... sayang aku 'kan?"

"Aku menyayangimu, (Name)."

"Boi gak bakal ninggalin aku 'kan? Janji ya!"

"Hahaha, iya, aku berjanji."

Bohong! Nyatanya, kau malah pergi dengan perempuan lain. Aku salah karena sudah memberi segalanya untukmu. Waktu, perasaan, semua sudah aku beri padamu, BoBoiBoy. Kau hanya memberiku janji ... apa kau bisa menepatinya, Boi?

Entahlah ini salah siapa sebenarnya? Salahmu yang memungutku dan menjadikanku adik pungutmu, atau ... aku yang terlalu berharap?

Namun, siapapun yang salah, aku juga merasakan sakitnya. Sepertinya aku yang terlalu berharap, sampai-sampai harapanku menyakitiku.

Aku janji, aku akan pergi jauh dan tidak lagi bergantung padamu. Aku akan pergi sejauhnya dan membiarkanmu mencintai pilihanmu sendiri. Aku, gadis bawel yang haus perhatian, tak akan mengganggumu dan kehidupanmu bersama orang-orangmu.

~ (Fullname)

===== =====

"Apa yang kamu lamunkan, BoBoiBoy?"

Sang empunya nama menoleh, begitu suara yang familiar itu memanggilnya. Di sana, tampak seorang perempuan berhijab merah muda, Yaya. BoBoiBoy menghela napas pelan.

"Sudah setahun dia pergi."

Yaya pun ikut menghela napas. Ia mengambil tempat duduk di samping BoBoiBoy.

"Bisa kamu tidak memikirkan itu dulu? Kamu sudah menghabiskan waktu berhargamu untuk memikirkan gadis itu."

"Lagipula ... tidak semuanya merupakan kesalahanmu. Dia pergi, itu karena keputusannya." Yaya menundukkan kepala, ia ingat betul dengan orang yang dipikiran BoBoiBoy

Bagaimana hidupnya, pula perasaannya pada BoBoiBoy. Ia jadi merasa bersalah jika sudah membahas gadis itu. Apakah dia, orang yang telah menghancurkan hidup (Name) dan membuatnya pergi dari BoBoiBoy?

"Bagaimana, yax kabarnya saat ini? Apa dia sudah sukses ... atau--"

"--Sstt, kita yakin saja jika dia baik-baik saja sampai sekarang."

Yaya yang sempat menolehkan kepalanya pada BoBoiBoy, kembali menatap ke depan. Menatap jendela transparan yang menampilkan pemandangan langit sore.

"Aku merasa sedikit tersentuh dengannya. Dia pergi ... untuk kedamaian. Ia berpikir, jika dirinya masih bersamamu, itu hanya akan memperburuk keadaan. Padahal aku pikir tidak." ucap Yaya

"Apa keputusannya itu benar?"

"Aku harap begitu. Itu keputusannya, dan keputusannya itu merubah segalanya." ujar BoBoiBoy

Tak bisa dipungkiri, jika BoBoiBoy memang menyayangi (Name). Meski (Name) hanyalah orang yang ia pungut lalu dijadikan adik olehnya. Itu terjadi, karena (Name) mengalami kecelakaan bersama keluarganya saat dua tahun lalu. Seketika itu (Name) tak punya siapa-siapa, jika tidak diasuh BoBoiBoy.

Semakin lama, sebuah perasaan muncul secara sepihak. (Name), mencintai BoBoiBoy. Ia bahkan ingin dianggap lebih dari seorang adik di mata BoBoiBoy. Berbeda dengan BoBoiBoy, ia hanya menyayangi (Name) sebagai adiknya. Ia tak bisa menerima perasaan (Name), dan malah menjalin kasih dengan Yaya.

Karena itu pula, (Name) ingin selalu berada di sisi BoBoiBoy dengan berdalih jika ia hanyalah adiknya BoBoiBoy. Namun ... lama-kelamaan, sifatnya menjadi meresahkan. (Name) jadi caper dan posesif pada BoBoiBoy.

Itu juga karena (Name) hanya memiliki BoBoiBoy sebagai harapan hidupnya.

Hingga satu tahun kurang sebulan sudah (Name) tinggal dengan BoBoiBoy, ia menyadari kesalahannya. Ia caper, ia posesif, pada seorang yang tidak membalas perasaannya. (Name) sadar, jika ia ada di sisi BoBoiBoy, itu hanya akan memperburuk keadaan.

Saat sebulan kemudian, (Name) memutuskan untuk pergi dari BoBoiBoy. Pergi dengan tujuan ketenangan. Ia tak mau mengganggu BoBoiBoy dan orang sekitarnya jika sudah begitu terus.

Dan hinggalah sekarang, sudah setahun lamanya (Name) pergi dari BoBoiBoy. Tak ada yang tau kabarnya (Name), tak ada yang tau (Name) dimana sekarang. Semua bahkan sudah lupa dengan (Name).

"Kira-kira sekarang (Name) dimana? Apa dia bahagia tanpaku?" BoBoiBoy berujar sembari menatap lurus ke depan.

Yaya melirik BoBoiBoy, lalu hanya tersenyum tipis. "Bukankah, kau sendiri baik-baik saja jika tanpanya, dulu?"

BoBoiBoy sontak menunduk. "Jangan ingatkan itu lagi, aku salah, Ya, aku harusnya bisa menjadi teman hidupnya, aku--"

"--Hush ... sudahlah. Kita doakan yang terbaik untuknya. Meski kita pernah ... sejahat itu padanya." ucap Yaya

Sekarang, semua sudah berlalu, hanya bisa dihantui rasa bersalah jika terusan seperti ini.

Penulis ini saja bertanya-tanya, apa jalan keluar dari semua ini agar tidak dihantui rasa bersalah.

Sampai akhirnya terlintas sebuah jawaban di benak.

Yaitu, dengan membiasakan diri. Dengan ataupun tanpa hadirnya, harusnya bukan masalah. Juga, jangan terlalu memikirkannya, daripada pada akhirnya hanya akan membuat menangis.

Lebih baik begitu, karena manusia bisa menangis akibat satu masalah yang sama, dibanding tertawa akibat satu lelucon yang sama.

BoBoiBoy harus membiasakan diri, dengan ataupun tanpa hadirnya (Name). Ia harus bisa memaafkan diri serta keadaan. Jika tidak, ia hanya akan dihantui rasa bersalah seperti itu terus.

"Kau harus bisa membiasakan diri BoBoiBoy. Berjuanglah. Kami di belakangmu."

END

[02 Februari, 2023]

BoBoiBoy and ReadersWhere stories live. Discover now