17. Neighbor III [GempaxReaders]

1.9K 152 56
                                    

Neighbor III

Gempa x Readers

BoBoiBoy ©Monsta
Story ©Evlynaxlnn

•••••

Setahun setelah kelulusan (Name), barulah Gempa bisa menikah dengan (Name). Karena alasan umur. Ketika (Name) baru lulus sekolah, usianya itu 17 tahun. Tak mungkin Gempa menikahi seorang gadis yang belum legal untuk dinikahi.

Awalnya (Name) menolak karena umurnya begitu muda, tapi kasihan Gempa-nya, sudah lama menunggu, masa disuruh menunggu lagi? Jadinya, (Name) terima. Itu bukan berarti (Name) mau dinikahi karena kasihan, (Name) juga suka Gempa, kok.

Namun, soal itu ... belum mereka lakukan. Ya, walau sampai saat ini, sudah setahun lamanya mereka menikah. Gempa sabar saja, tak mau memaksa (Name) kalau memang (Name) belum siap. Walau Gempa-nya--kadang-kadang--begitulah. Naluri pria dewasa.

Sekarang, pasutri ini sedang duduk di sofa yang ada di kamar. Si istri sedang membaca buku, dan si suami memperhatikan istrinya.

(Name) yang merasa diperhatikan, sebenarnya merasa sedikit risih. Lalu, ia menoleh ke Gempa dan menangkap basah si suami yang sedang memandang dirinya. Langsung Gempa memalingkan wajahnya dari (Name).

"Ada apa, kak? Perasaan, kakak mandang ke sini terus,"

Panggilannya sudah ganti. Tidak lagi pakai embel-embel om, tapi kak-dek.

Gempa perlahan menoleh ke arah (Name). "... Kamu cantik. Makanya kakak pandang terus."

Merah tuh muka. (Name) pun segera menetralkan perasaannya. "Ah, kirain ada yang salah gitu dari aku."

"Enggak kok. Semuanya benar." (Name) hanya terkekeh mendengarnya.

"Boleh peluk gak, dek?"

"Umm?? Sinii,"

Dilingkari tangannya di pinggang sang istri, lalu ditariknya hingga naik ke pangkuan. (Name) tak masalah, ia masih setia pada bukunya.

"Asik banget. Baca apa?"

"Novel. Ceritanya itu mirip kayak kita, loh. Om-om nikah sama adek-adek."

Gempa tersenyum mendengarnya, lalu jadi ikut membaca buku yang sama dengan istrinya.

"Erk--duda, umur 40-an nikah sama anak yang baru lulus SMA? Ini mah kayak bapak-anak."

"Iya sih ... tapi lucuu tau. Apa-apa maunya dijabanin, kan om dudanya kaya. Terus juga, kalau jalan berdua enggak dikira pasutri sama orang-orang."

"Oh ... berarti kita lucu? Kan kita begitu."

"Iya kayaknya ... hehe."

Lalu, makin sini rasanya suasana makin sana--bagi Gempa. Soalnya, (Name) mulai duduk dengan tidak tenang untuk mencari posisi nyaman.

"Dek, duduknya yang tenang, dong. Jangan banyak gerak."

"Emm, sebentar, kak." Masih dengan kelakuan mencari posisi nyamannya, tapi tak beralih matanya dari buku.

Bruk!

"E-eh?!" (Name) kaget, tiba-tiba posisi mereka berubah.

Sekarang, Gempa ada diatas (Name).

"... Maaf ya, siap ataupun gak siap, kamu harus terima ini."

Untuk seterusnya, mari kita doakan yang terbaik.

===

"Ngeseliinn!"

Pagi ini, saat sang suami belum membuka mata, sudah diteriaki seperti itu oleh sang istri. Sebab, kemarin tiba-tiba saja Gempa melakukan itu pada (Name). Tak apa-apa sih sebenarnya, karena keduanya sudah lama sah.

BoBoiBoy and ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang