43. Heartfelt? [?xReaders]

1.6K 94 20
                                    

Heartfelt?

? x Readers

Story ©Evlynaxlnn

Bayangin aja sendiri si ? itu siapa

•••••

(Name) tak pernah menyesal setelah membuat suatu keputusan benar. Namun, ada kalanya ia merasa sedih setelah membuat keputusan itu. Sedih bukan karena menyesali keputusannya, tapi sedih karena teringat momen sebelum ia membuat keputusan yang dimaksud.

Apa itu yang namanya gamon alias gagal move on? Tak tau, (Name) tak pernah menganggap dirinya gamon jika ia merasa sedih saat teringat masa lalu.

──⁠─

"Eyyow! Lagi kenapa, nih, sis? Gak kayak biasa muram begini,"

Tiba di tempat tongkrongan sudah disambut sohib sehidup semati. Sunny namanya, tapi (Name) suka memanggilnya dengan panggilan Su. Yang tak tau artinya mungkin akan salah paham dan mengira itu asu.

"Lagi sedih dikit." ucap (Name) sambil menduduki tempat kosong.

"Sedih kenapa, nih? Gamon, lo?"

(Name) menggeleng pelan. "Ngapain gamon? Nanti malah kelihatan kalau gua tuh menyesal sehabis bikin keputusan yang benar."

"Terus, apa yang bikin lo sedih? Cerita, sini, gak usah malu-malu sama Su." Sunny pun mendekatkan diri pada (Name), siap menjadi telinga untuk sohibnya.

(Name) menghela napas. "Gua tadi lihat dia jalan sama yang baru." (Name) melirik ke arah Sunny yang tampak menyimak dengan seksama. "Ngelihat dia ketawa sama cewek barunya, gua sedih aja gitu, keinget sama momen gua dan dia dulu. Gua juga suka bikin dia ketawa, tapi gua juga menyusahkan dia."

"Gua gak nyesel ngajakin putus, gua sadar diri dan gua juga peka kalau dia udah gak betah sama kelakuan gua. Daripada bertahan dan malah menderita, gua lepasin dia, lah. Emang tujuannya agar dia bahagia sama orang yang tepat ... tapi, sekarang gua malah sedih."

Sunny tersenyum hambar, tangannya menepuk-nepuk pundak (Name). "Mau nangis, sis? Nangis aja, gak apa-apa. Dari lahir juga bisanya cuma nangis. Ngapain malu kalau mau nangis sekarang." Sunny menyadari jika mata (Name) mulai berkaca-kaca saat sedang bercerita, walau arah pandangan (Name) tak mengarah padanya.

(Name) bergetar, air matanya pun meleleh seketika. Ia menutup matanya dengan satu telapak tangannya. Terbiasa menangis tanpa suara, kini tak ada suara tangisan yang terdengar di situ. Sunny pun memeluk sohibnya itu dan tangannya menepuk-nepuk punggung (Name).

"Gua goblok banget, ya, Su? Gua malah nangis lihat kebahagiaan dia, padahal itu doa gua dulu. Dia aja udah lupa sama gua, baik-baik aja tanpa gua, gua malah jadi si paling terluka di sini,"

"Lo begini karena lo sayang sama dia, tapi emang goblok, sih, (Name). Walau lo merasa jahat di hubungan kalian dulu, lo itu baik pakai banget, loh! Lo berani ambil keputusan, lo juga harus berani terima konsekuensinya."

"Baik juga nyusahin dia ... gua egois, gua cemburuan banget, Su. Gua juga goblok. Kenapa dalam hal percintaan gak pernah menang, ya? Apa emang takdir gua begini?"

"Lo gak usah nyenggol takdir. Tuhan lagi menguji lo, mampu apa enggak lewatin ini, dan ternyata lo mampu dan itu hebat banget. Percaya sama gua, pada saatnya lo bakal ketemu sama yang namanya kebahagiaan dengan orang yang tepat. Lagipula, 'kan, kalau emang cinta, gak harus saling memiliki."

"Gimana mau begitu, gua aja gak berani buat kenal sama orang baru."

"Sis, kita gak tau gimana ke depannya. Mungkin sekarang lagi masanya lo begini, siapa tau nanti berubah. Lo jadi lebih bijak dan berani untuk menjalin hubungan serius dengan cowok. Untuk sekarang, nikmati aja dulu prosesnya. Lo masih punya keluarga, masih punya gua yang nemenin lo. Tenang aja."

"... Makasih kata-katanya, Su. Gua udah lebih tenang sekarang." (Name) melepas pelukan secara sepihak. "Gua emang suka cari penyakit."

"Iya, sama-sama. Ride, yuk?"

"Kemana?"

"Kemana-mana. Kita habisin bensin buat keliling jalanan, tapi ngebutnya pelan-pelan aja, ya. Gua tau kalau lo lagi begini gua ajak ride dengan tujuan healing malah jadi kayak preman."

"Terus kenapa ngajakin? Gua juga tau itu, kali. Makanya kalau lagi sedih-sedihnya, gua diam aja lalu ketiduran."

"... Ya udah, deh, gak jadi jalan-jalan kita. Makan aja, mau? Gua beliin, apa aja yang lo mau. Tapi kalau yang bikin lo sakit, ogah gua beliin."

Kemudian, diakhiri dengan mukbang sebagai sarana pengalih kesedihan. Sedih boleh, tapi watengnya harus selamat.

END

Pelajarannya, sis?

Ini cerita cuma selingan (curhatan), biar saya dikira masi hidup, soalnya beberapa hari ini gak kelihatan.

Gitu aja, sih 🥰.

[ 30 Desember 2023 ]

BoBoiBoy and ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang