30. Lisis [IcexReaders]

1.9K 172 13
                                    

Lisis

Ice x Readers

BoBoiBoy ©Monsta
Story ©Evlynaxlnn

Genre: slice of life

•••••

Melupakan orang tersayang yang baru saja pergi merupakan hal yang susah. Namun, apalah daya. Hidup memang untuk mati. Mau tak mau, kedatangan dan kepergian haruslah diterima.

Ice baru saja kehilangan adik perempuannya, sebab penyakitnya yang tiba-tiba kambuh, tetapi disembunyikan olehnya kala kakak-adik itu sedang bermain di arcade. Namun, Ice menyalahkan diri sebab merasa tak becus menjaga gadis kesayangannya.

Orang tuanya Ice tak menyalahkan siapapun, ketika tau jika tiba-tiba sang gadis pingsan tanpa sebab eksternal. Pasangan paruh baya tersebut pun terus menenangkan anak sulung mereka yang masih tak terima dan menyalahkan dirinya.

Ice masih bisa ingat dengan jelas; ekspresi cerianya yang tampak terpaksa, ucapannya saat sebelum pingsan akibat stamina yang merosot, serta permintaannya. Semua itu merupakan yang terakhir kalinya.

"Bang, makasih ya udah ngajakin ke arcade. Tapi kok, tumben gitu?"

"Abang pernah dengar kamu ngigau mau ke arcade. Segitunya ya, mau main game? Maaf ya, baru bisa sekarang."

"Hah?! ... Gapapa, bang. Effort abang udah bagus!" ucapnya dengan wajah ceria yang tampak mulai bersemu merah.

Ice hanya terkekeh. "Mau kemana lagi?"

"Umm, keliling dunia." Blaze menjeda ucapannya seraya menatap wajah Ice. "Bercanda! Kita ke sana aja!" ucap gadis itu seraya menunjuk hamparan rumput hijau di pinggir jalan.

"Abang, lihat deh." ujarnya seraya menunjuk langit setelah tadi mereka mendapat tempat duduk. "Langitnya cantik ya. Nanti kalau aku jadi bagian langit, apa bakal tambah cantik?"

Ice ikut menatap ke sana, lalu tangannya terulur untuk mengacak rambut panjang adiknya. "Omongannya ambigu."

Blaze menyengir. "Itu mah pasti terjadi ... tapi sebelum itu terjadi, aku mau minta sesuatu!"

Ice hanya mampu terdiam mendengarnya. "... Ya?"

"Abang harus sayang sama adek baru, kayak abang sayang sama aku."

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Ice. Lalu terdengar suara ibunya yang memanggil untuk keluar. Pemuda itu mengambil bantal guling dan menarik selimut hingga menutupi hampir seluruh tubuh, dirinya ingin tidur saja saat ini.

Tak kunjung disahuti dari dalam, wanita paruh baya itu mulai bersuara. "Ice, ayo keluar dulu. Ada hal penting, nih."

Tak lama kemudian, pintu terbuka dari dalam dan menampakkan anak sulungnya dalam keadaan berantakan. Sang ibu hanya geleng-geleng kepala lalu menyuruhnya untuk merapikan diri terlebih dahulu. Walau ia malas, tetap saja ia lakukan.

Setelahnya, pemuda itu keluar lagi dan berjalan menuju ruang tamu. Baru hendak menuruni tangga, dirinya terkejut kala melihat seorang gadis muda yang duduk di samping ayahnya. Pikirnya, siapa gadis itu? ... Apa itu yang pernah dibilang oleh Blaze?

"Ice, sini nak." panggil ibunya dari sofa, pemuda itu pun segera menghampiri.

Gadis muda yang sekiranya seumuran Blaze, hanya diam menatap sekitarnya yang terlihat baru. Lalu berakhir menatap Ice, yang katanya akan jadi kakak angkatnya nanti.

BoBoiBoy and ReadersWhere stories live. Discover now