25. Matchmaking II [TaufanxReaders]

1.9K 169 11
                                    

Matchmaking II

Taufan x Readers

BoBoiBoy ©Monsta
Story ©Evlynaxlnn

!Ini merupakan bagian dua dari cerita 05. Matchmaking [TaufanxReaders]!

•••••

Sebulan sudah berlalu sejak Taufan mulai berubah terhadap (Name), yakni pria itu kini mencintai (Name) dan bersikap seperti suami yang romantis. Itu memang hal yang bagus, tetapi ada rasa yang mengganjal di dalam pikiran (Name).

Apa benar Taufan telah mencintainya? Rasanya, begitu tiba-tiba Taufan berubah. Jika waktu itu (Name) tidak menangis di hadapan Taufan, apa pria itu tak akan berubah seperti sekarang?

(Name) terus memikirkan hal itu. Apalagi ketika Taufan memberinya kecupan serta pelukan di pagi hari, membantunya mengerjakan urusan rumah, serta meluangkan waktu untuk berdua bersama (Name).

Malam hari, pukul sembilan, pria yang sedang memenuhi pikirannya belum juga pulang bekerja. Padahal jam pulang bekerjanya Taufan biasanya pukul tujuh malam, jika lewat sedikit tak apa-apa sih. Namun, ini sudah lewat dua jam.

Yang tadinya sudah overthinking, kini jadi semakin overthinking. Memikirkan jika perkataan Taufan waktu itu hanya penenang sesaat.

(Name) harusnya tak boleh begini, sih. Sudah ia lihat sendiri bagaimana perkembangan mereka. Taufan tidak lagi keluyuran hingga tidak pulang, Taufan selalu pulang kerja tepat waktu, Taufan selalu menyempatkan diri untuk berduaan bersama (Name), Taufan pun tentunya sudah menjadi pribadi yang terbuka pada (Name).

Huh, hanya karena pemikiran negatif itu membuat (Name) melupakan hal-hal positif tersebut.

Yang sedang menunggu sambil mencoba mengalihkan perhatian dengan bermain handphone, langsung mengangkat kepala begitu pintu utama terbuka. Menampakkan sang suami yang baru pulang dengan setelan pakaian kerjanya, meski sudah agak berantakan karena dasinya sudah ia lepas dan hanya dikalungkan.

"Eh, kamu nungguin aku? Kirain udah tidur duluan."

Taufan menatap wanita itu yang kini sudah meletakkan handphone dan berjalan ke arahnya. Lalu ia sedikit terkejut begitu dirinya dipeluk oleh sang istri.

"... Kenapa, nih? Kangen ya~ tadi ada kerjaan lebih, aku selesaiin aja langsung. Makanya baru pulang." Tangan pria itu terulur mengelus kepala istrinya.

(Name) belum memberi respons apapun. Ia sedikit mendongak menatap Taufan, begitu pula sebaliknya.

"Taufan ... kamu punyaku??"

"?! Iyalah! I'm only yours, not--gak yang lainnya."

"... Sok Inggris," lirih (Name).

Terdengar tawa garing darinya. "Emangnya kenapa nanya begitu? Kan kita udah nikah, ya iyalah aku punyamu, kamu juga punyaku."

"Apa perlu kita lakuin itu biar kamu percaya?" bisik pria itu di telinga sang wanita.

Seketika (Name) terperanjat, lalu ia melepas pelukan sepihak itu. Ia bisa melihat senyuman aneh di wajah Taufan yang membuatnya menatap heran.

"Hehe, aku gak serius. Tapi ... emang sih, kita gak pernah nge-itu." ucapnya, diakhiri dengan bergumam.

(Name) menggelengkan kepalanya cepat. "Ga, ga dulu."

BoBoiBoy and ReadersWhere stories live. Discover now