48. Drunken [HalilintarxReaders]

2.1K 167 87
                                    

Drunken

Halilintar x Readers

BoBoiBoy ©Monsta
Story ©Evlynaxlnn

•••••

"(Name), mau ikut gua, gak? Gua mau beli baju, siapa tau lo bisa bantu milih-milih atau bawain,"

(Name) sempat berpikir sebelum menjawab, "Oke lah, mumpung gua gabut daritadi. Ayo!"

"Yeyy, ayo!"

Mereka berdua pun segera pergi ke tujuan dan membeli barang-barang yang diperlukan. Selain baju, mereka juga membeli jajan untuk dimakan di tempat.

"Habis ini kemana lagi?" tanya (Name)

"Entahlah, menurut lo?" sahut Ying

"... Pulang."

"Ya udah, ayo."

Habis makan, mereka tancap gas menuju rumah. Namun, di tengah jalan tiba-tiba ada yang mencegat.

Ada teman laki-laki mereka berdua yang memanggil dengan niat agar mereka mampir.

(Name) pun melirik Ying, memberi kode. Lalu dibalas kode oleh Ying. Pada akhirnya, kedua gadis itu setuju dan mampir sebentar ke tempat nongkrong TTM.

"Habis dari mana, nih, kalian?" tanya Blaze sambil merangkul pundak (Name).

"Jalan-jalan aja sih, biar gak gila." sahut (Name) sambil menurunkan tangan itu dari pundaknya.

"Iya, tadi habis beli-beli sedikit." sahut Ying

"Ihh gak ngajak-ngajak kalian, ya." ucap Taufan

"Lah, tanya dia dong, dia aja tadi ngajakin gua mendadak." ucap (Name) sambil nyengir.

"Ya udahlah, minum dulu nih." ucap Blaze sambil memberi gelas pada (Name). "Lo juga." Hal yang sama Blaze lakukan pada Ying.

"Walah, udah disiapin aja ternyata. Kayak tau aja kami bakal mampir."

Kedua gadis itu mulai meneguk minuman masing-masing dengan santainya, kemudian melanjutkan obrolan.

Sampai diri (Name) mulai merasa tak beres. (Name) merasa ada yang aneh, kepalanya juga mulai pusing, tapi ia mencoba untuk biasa-biasa saja.

Ying yang menyadari gerak-gerik (Name) pun berbisik, "Lo kenapa?"

(Name) menoleh, lalu menggeleng sambil memejam-mejamkan matanya.

"Kalian bisik-bisikin apa?" tanya Thorn yang melihat interaksi dua gadis itu.

"Ha? Gak ada, kok, cuma omongan gak penting." ucap Ying sambil nyengir, lalu mengambil handphone-nya dari kantong. "Guys, sebentar ya, gua harus terima telfon." ucapnya sambil menjauh dari situ.

(Name) masih sama, ia hanya diam dan mencoba menetralisir perasaan aneh yang tiba-tiba ia rasakan. Ia pikir ia tidak ada salah makan, hal terakhir yang ia telan pun adalah minuman yang diberikan oleh Blaze.

Namun, tak mungkin 'kan? Blaze itu termasuk teman baik yang sudah (Name) kenal lama, tak mungkin 'kan Blaze sengaja mau mengapa-apakannya.

"Diem-diem bae daritadi, kenapa, sih?" tanya Blaze

"Ah? Enggak ..." (Name) memegangi kepalanya, dirinya akan oleng jika saja Blaze tidak menahannya.

"Aduh, kayaknya ini kenapa-kenapa, deh. Ke belakang aja, yok, istirahat di situ."

(Name) sih tak bisa apa-apa lagi, ia hanya menurut pada Blaze.

Lalu, tiba-tiba─⁠─

Brak!

"Menjauh dari cewek gua!"

─⁠─Ketiga laki-laki di situ terkejut karena tiba-tiba ada yang menerobos tongkrongan dengan galaknya, ditambah dengan kata-kata 'cewek gua', apa yang dimaksud itu (Name)?

Lelaki tinggi itu mendekat, lalu ia mengambil (Name) dengan entengnya layaknya mengambil anak kucing, lalu ia membawa gadisnya ke dalam mobil. Mereka bertiga mana sempat sewot balik, melihat tampangnya saja sudah membuat mereka menelan ludah.

"(Name), sadar, (Name)." ucapnya sambil menepuk-nepuk pipi (Name).

Yang awalnya mata terpejam, kini sedikit terbuka dan bisa melihat wajah di depannya. Gadis itu malah tersenyum genit.

"Ganteng."

"(Name), jangan mabuk! Ini gua, Hali!"

Masih dalam pengaruh alkohol, gadis itu mengulurkan tangan untuk membelai wajah pacarnya. "Ganteng, jangan marah-marah dong, aku jadi takut."

"Ya Tuhan."

Kemudian, lelaki itu memasangkan seatbelt pada gadisnya dan segera menyetir menuju apartemen tempat tinggalnya. Setibanya di unit apart, kembali ia berusaha menyadarkan gadisnya.

"(Name), ini minum dulu, netralisir dulu alkohol yang habis lo telan," ucapnya sambil berusaha memberikan air.

"Gak mau ..." ucapnya sambil mendorong botol air itu pelan.

"(Name), gak usah ngadi-ngadi, lo mau dipaksa?"

"Eumm ... kasarin aku dong, sayang."

Halilintar dibuat menghela napas kasar, lalu dengan sedikit paksaan ia membantu (Name) minum air. Setelahnya, gadis yang masih lemas itu pun menundukkan kepala.

"Sekarang, kamu tidur. Apa mau dibuatin susu dulu? Biar bisa muntah nanti,"

Lalu, (Name) mengangkat kepala, ia menggeleng, dan ia pun memeluk Halilintar sambil bersandar di dada bidangnya. "Pusing ..."

"... Ya udah, sekarang tidur."

"Temenin, aku gak berani sendiri."

"Ya sudah."

Setibanya di kamar dan membaringkan (Name), gadis itu langsung lelap. Halilintar yang masih ragu pun mencoba menoel pipinya, dan ternyata anak itu tak terusik. Barulah Halilintar bisa bernapas lega.

"Siapa suruh tadi ikut nongkrong. Untung gak kenapa-kenapa."

END

😁


[ 27 Februari 2024 ]

BoBoiBoy and ReadersDonde viven las historias. Descúbrelo ahora