52. Beauty and Blind [BlazexReaders]

1.3K 125 105
                                    

Beauty and Blind

Blaze x Readers

BoBoiBoy ©Monsta
Story ©Evlynaxlnn

Request by: ALIYA_HALILINTAR01_2

•••••

Blaze itu dikenal sebagai orang yang kesabarannya setipis tisu bagi dia terus kena air, tapi ia malah dijodohkan dengan seorang gadis pilihan orangtuanya yang membuat kesabarannya terkuras setiap hari.

Bukan karena gadis itu menyebalkan, usil, atau bagaimana, tapi gadis itu tunanetra. Blaze sudah terbayang bagaimana repotnya hidup bersama orang yang tidak bisa melihat, pastinya menyusahkan dan Blaze sangat tidak suka itu.

Prang!

Pagi-pagi udah ada gelas pecah.

"Kalau gak bisa lihat, gak usah berulah. Pecah, 'kan. Mau beresin?" omel Blaze

"M-maaf, Blaze ... aku belum hafal dengan isi rumah ini, j-jadi masih suka nabrak tembok ..."

"Halah, gua gak mau denger alasan apapun."

(Name) tak menjawab omongan itu, dirinya berusaha menahan air mata. Gadis itu pun berjongkok.

"Mau ngapain lo?" tanya Blaze

"B-beresin ini."

"Gak usah, minggir lo. Udah buta, banyak ulah, duduk sana."

(Name) pun berdiri, lalu dengan perlahan berjalan keluar dari dapur. Ini baru seminggu usia pernikahannya dengan Blaze, tapi yang (Name) dapat sejak dua hari itu adalah omelan Blaze yang cukup tidak sabar dengan dirinya.

Jika saja lusa lalu Blaze dan (Name) tidak pindah ke rumah ini, yang merupakan rumah baru yang isinya hanya Blaze dan (Name), kemungkinan (Name) tidak akan merasa makan hati terus.

Hanya dihadapan orangtuanya saja Blaze berkelakuan baik dengan (Name). Meski begitu, (Name) masih sadar diri dan berpikir jika Blaze tak akan sebaik itu juga jika sudah hanya mereka berdua. Ternyata itu benar. (Name) hanya bisa bersabar.

'Tuhan, kalau memang Tuhan yang atur jodohku, kenapa harus sama dia yang gak sabaran sama aku? Tuhan tau aku ini buta, tapi kenapa aku harus menikah dengan dia?'

=====

Pagi ini, rumah sepi sebab Blaze yang pergi bekerja. (Name) hanya sedang sendirian di rumah, dirinya duduk di ruang tamu.

Tiba-tiba, terdengar suara bel pintu. (Name) pun segera menghampiri, lalu membukakan pintu. Dirinya hanya diam.

"(Name), ini ibu mertua kamu."

"Oh, ibu ... silakan masuk, bu."

Mereka pun duduk di ruang tamu.

"Nah, ibu sengaja ke sini karena ibu tau di sini sepi. Jadi, ibu inisiatif aja temenin kamu di sini."

"Oh iya, bu, makasih ya."

"Gak masalah, nak. Ibu juga paham kondisi kamu."

Perlahan-lahan, (Name) tampak menunduk. "Ibu, boleh aku tanya?"

"Iya, tanya apa, nak?"

"Umm ... kenapa aku harus nikah sama Blaze?" tanya (Name) dengan pelan.

Ibunya Blaze sempat bingung mau menjawab apa, tapi pada akhirnya, "Nanti juga kamu paham alasannya. Udah ya, nikmati aja dulu."

BoBoiBoy and ReadersWhere stories live. Discover now