42. Widow? [TaufanxReaders]

2.2K 153 64
                                    

Widow?

Taufan x Readers

BoBoiBoy ©Monsta
Story ©Evlynaxlnn

•••••

TAUFAN'S P.O.V

Hari Minggu begini, enaknya jalan-jalan, atau nongki sama temen. Nah, ini lagi gua lakuin sekarang.

Gua pergi ke cafe sama temen, satu Blaze, satu Thorn. Mereka berdua emang udah temen gua dari orok sampai sekarang, sampai salah satunya udah ada istri dan anak. Bukan Blaze ataupun gua, dua orang yang terkenal minim akhlak diantara kami bertiga, tapi Thorn yang terkenal paling polos.

Awalnya juga gua dan Blaze kaget karena dia duluan yang minang cewek. Sampai-sampai Blaze mewek, bilang kalau dirinya didahului adik. Emang, Thorn tuh sosok adik buat kami berdua.

Lain dengan Thorn, gua dan Blaze masih asik jadi perjaka yang kadang suka godain cewek sana-sini. Blaze yang udah dicap sebagai bapak-bapak kantoran, tapi masih berjiwa muda dan suka pacarin anak SMA. Gila, gak, tuh? Gua sampai istighfar.

Gua, sih, lebih mending, lah ya. Gua gebetnya yang seumuran. Palingan masih sekitar teman kerja. Tapi, akhir-akhir ini lagi gak. Rasanya gak ada hasrat buat godain cewek aja gitu. Sampai dikira kenapa-kenapa sama Blaze.

Saat kami bertiga lagi menikmati hidangan, Blaze tiba-tiba nyenggol lengan gua. "Pan, cewek cakep, tuh. Gebet, lah."

Gua pun ngelihat ke arah cewek yang dimaksud. "Skip, gak minat."

"Yeuhh, kenapa sih, lo? Dikasih barang bagus malah gak minat."

"Gua juga gak tau, bro. Terakhir kali gua godain cewek kayaknya bulan lalu, pacaran lima bulan lalu, dekat sama cewek bulan lalu juga. Habis itu, gua udah bosan. Rasanya semua cewek yang pernah dekat dengan gua tuh sama aja. Gak ada yang menarik, gitu."

"Kalau yang perawan enggak menarik, coba yang janda, Pan."

Sontak gua noleh ke arah Thorn. "Wuidih, Thorn." Gua geleng-geleng kepala. "Cewek yang pernah gua deketin aja belum tentu cewek perawan semua. Tapi, janda? Lo nyuruh gua cari janda? Kedengaran bagus."

"Lo baru dua lima, gak usah sok-sokan nyari janda, deh. Yang ada nanti lo dikira bocah ingusan sama jandanya."

"Ya, 'kan ada gitu janda umur muda. Siapa tau gua beruntung, dijatuhin janda bening dari kayangan, kalau bisa jandanya ada anak."

Entah reflek atau sengaja, Blaze nepok bahu gua dengan kencang, sambil ketawa. "Di kayangan aja belum tentu ada janda, Pan. Kalaupun ada, emang dia mau sama lo? Siapa tau janda-nya jatuh sampai sini karena kesandung doang, bukan karena mau datengin lo."

"Siapa tau? Bisa aja gua beruntung, 'kan??"

"Kenapa kalian jadi bahas janda, sih." Tiba-tiba Thorn menerobos obrolan gua dan Blaze.

"Emangnya, Upan beneran mau sama janda yang ada anak?" tanya dia lagi.

Gua mengendik bahu. "Tergantung aja, sih."

"Eh, tapi nih, Pan, janda itu 'kan artinya udah pernah bersuami," ucap Blaze tiba-tiba, kepala gua pun jadi nunduk karena rangkulannya, begitu pula dengan kepala dia, omongan dia pun kedengaran serius.

"Ho'oh, terus?"

"Pasti udah pro mainnya." ucapnya dengan senyum seribu satu makna.

"Ya ampun, Blaze, terdidik banget kayaknya." Tangan gua ngacak rambut dia. "Tapi, ada benarnya itu. Lo ada kandidatnya, gak?"

BoBoiBoy and ReadersWhere stories live. Discover now