23

6.5K 603 30
                                    

Akad nikah Sara tiba juga. Acara berlangsung khidmat, terbatas untuk keluarga dan teman dekat. Sara tersenyum bahagia hari itu, memberikan buket bunganya hanya kepada Abel karena Nessa akan menyusul Sara tahun berikutnya. Abel hanya tersenyum saat diberikan buket pengantin oleh Sara.

Ia terduduk di salah satu kursi tamu, menatap ponselnya dengan tatapan gelisah. Nama Agam menghiasi akun gosip karena dirinya terpilih menjadi pemeran pendukung untuk film layar lebar. Namun, pencapaiannya juga diikuti dengan gosip. Foto Agam yang sedang menggandeng Abel masuk ke apartemennya beredar di mana-mana. Tidak berbahaya bagi karir Agam, tetapi Abel yakin hal itu sepertinya akan mengganggu.

"Bel."

Abel mengangkat kepalanya, menatap Rasen yang datang ke resepsi pernikahan bersama dengan Miu. Sebelumnya, Miu dan Nessa ada di sebelah Abel, tetapi kedua perempuan itu menghilang entah ke mana.

"Eh, Om. Nyari Miu?" tanya Abel, menyimpan ponselnya ke dalam tas.

"Miu sama Nessa lagi ngambil minum. Saya disuruh duduk di sini," jelas Rasen membuat Abel mangut-mangut. "Kamu masih sama Agam, 'kan?"

Pertanyaan Rasen yang tanpa basa-basi itu membuat Abel hampir tersentak. Ah, laki-laki ganteng ini! Tidak bisa basa-basi atau minimal say hi dulu sebelum menubruk ke pertanyaan utama?

"Masih, Om," jawab Abel sambil tersenyum canggung.

Rasen mangut-mangut. "Kemarin saya ketemu sama neneknya Agam, nengok keadaannya. Dia cerita soal kamu mulu."

Abel melirik Rasen, antara sinis dan kesal. Kalau kemarin sempat bertemu dengan Marsiah, berarti Rasen harusnya sudah tahu jika dirinya masih bersama Agam! Masih pakai nanya lagi, dasar om-om ini! Kalau saja Rasen tidak tampan dan bukan suaminya Miu, sudah Abel tendang kakinya.

"Aidan lagi sibuk ngurus foto kamu sama Agam," ujar Rasen lagi. "Dia nyuruh saya bilang ke kamu supaya jangan khawatir. Dan, dia minta saya ngasih ini."

Rasen memberikan kartu namanya, tetapi dibelakang kartu namanya ada nomor telepon yang baru ditulis tangan dan ada nama Aidan di sana.

"Itu nomor Aidan. Telepon dia setelah pulang dari acara ini. Dia minta kamu segera hubungi dia, soalnya dia nggak punya kontakmu lagi. Agam juga nggak mau ngasih kontakmu ke dia."

Abel mengangguk, menerima kontak Aidan yang ditulis di kartu namanya. Seingat Abel, Aidan punya nomor teleponnya. Sepertinya, lelaki itu mengganti nomornya lagi dan lupa menyimpan kontaknya sehingga ia kehilangan kontak Abel.

"Dan, kalau ada apa-apa antara kamu dan Agam, kalau benar-benar kamu nggak bisa hadapi sendiri, kamu bisa cerita sama Miu. Dia selalu khawatir sama kamu," ujar Rasen membuat Abel mengulum senyum.

Miu itu tipe tsundere, tidak mau menunjukkan tetapi sebenarnya sangat peduli pada orang-orang terdekatnya. Abel rasa, sejak menikah dengan Rasen, Miu semakin penyayang saja.

"Tenang aja Om, semua aman terkendali kok."

Rasen mengangguk. "Mudah-mudahan begitu."

Percakapan mereka usai sampai di situ. Resepsi Sara selesai dan mereka semua pulang ke rumah masing-masing. Abel memesan taksi, menyimpan nomor baru Aidan di kontaknya dalam perjalanan dan mengiriminya pesan.

Abel
Kak, ini Abel. Kata Om Rasen, Kakak nyariin gue. Kenapa?

Aidan
Bel, bisa ketemuan sekarang? urgent.

Abel
Bisa. Mau ketemu di mana?

Aidan
Insomnia deket rumah lo ya? Gue udah deket.

No Strings AttachedWhere stories live. Discover now