42

7.5K 673 45
                                    

Agam
Matiin hape Kakak sampai lima jam ke depan.

Aidan
Ngapain?

Agam
Ck, matiin aja!

Aidan
Heh, kunyuk! Kalau ada yang nyariin gue gimana?

Agam
Kakak punya hape yang lain, 'kan?

Aidan
Nggak jelas lo kunyuk!

Agam
Jangan chat Kak Abel juga pakai nomor satunya.

Aidan
Lo lagi sama dia?

Agam
Iya.

Aidan
Oh. Ya udah. Main yang bener ya. Jangan aneh-aneh!

Agam mengirim balasan asal kepada Aidan, tetapi Aidan sudah mematikan ponselnya sehingga balasan Agam tidak segera sampai kepada lelaki itu. Ia juga meminta hal yang sama kepada manajernya, Riko supaya mematikan ponselnya selama lima jam ke depan. Begitu keduanya tak bisa dihubungi lagi karena sudah mematikan ponselnya, Agam langsung menghapus bukti pesan itu.

Aidan dan Riko punya dua ponsel dengan dua nomor yang berbeda. Kalau nomor yang satu tidak bisa dihubungi, mereka akan dihubungi lewat nomor yang lain. Agam hanya menyimpan satu nomor mereka. Abel juga hanya punya salah satu nomor Aidan yang berarti, jika perempuan itu mencoba menghubunginya, ia tidak akan pernah bisa menghubunginya sampai lima jam ke depan.

Agam menyimpan ponselnya ke dalam saku, melipat tangan di depan dada sambil melirik Abel yang fokus menyetir. Perempuannya masih tampak sama, mungkin Abel hanya kelihatan lebih dewasa dan lebih kurus saja. Mata Agam tertuju pada cincin yang ia berikan di jari manis Abel, kemudian beralih menatap cincin yang mirip di jari manisnya juga.

Ia menyadari jika Abel masih memakai cincin yang ia berikan saat mereka pertama kali bertemu lagi di lapangan tenis setelah sekian lama. Hal itu juga menguatkan keyakinan Agam jika Abel masih miliknya. Abel memang hanya miliknya seorang, seperti dirinya yang selalu menjadi milik Abel. Agam tahu jika Abel masih mempedulikannya.

Saat neneknya meninggal, Agam melihat Abel di rumah duka. Abel tidak mendekatinya, tetapi perempuan itu diam-diam membantu prosesi pemakaman. Ia juga masih berziarah ke makam neneknya beberapa tahun terakhir. Agam selalu melihat Abel datang ke makam neneknya, membersihkan makam itu sebisanya dan berdoa. Ia selalu menunggu di mobilnya setiap hari peringatan kematian Marsiah, menunggu Abel datang dan berdoa, lalu turun dari mobil setelah Abel pergi. Agam tahu semua yang Abel lakukan untuknya selama ia hiatus setelah kematian neneknya. Salahkan Aidan yang tanpa sengaja membocorkan semua itu, membuat Agam menuntut lelaki itu memberi tahu semuanya.

Berpura-pura tidak tahu itu sangat sulit. Setelah Agam memutuskan untuk berhenti mengirim pesan pada Abel, ia mengalami kesulitan. Pertama, Agam susah tidur karena terlalu rindu pada perempuan itu. Kedua, ia hampir tidak bisa melawan godaan untuk datang ke rumah Abel dan menemuinya lagi. Kunci rumah cadangan milik Abel masih ada padanya. Agam bisa saja mendatangi Abel dan menerobos masuk jika Abel tidak mau membukakan pintu. Namun, ia menahan diri karena hal itu hanya akan memperumit keadaan.

Agam memilih fokus pada karirnya, menjadi model dan aktor sampai namanya terkenal di kancah perfilman. Ia bahkan berusaha supaya bisa masuk nominasi festival film di Cannes walau sangat berat, dan sampai hari ini ia masih belum sanggup mendapatkannya. Ia adalah aktor terkenal sekarang, diinginkan oleh puluhan bahkan ratusan ribu perempuan. Ia juga sudah mapan, punya penghasilan besar, punya rumah sendiri dan memiliki investasi yang cukup untuk menghidupinya walau tidak jadi aktor. Harusnya, hal itu sudah cukup meyakinkan Abel untuk menikahinya.

No Strings AttachedWhere stories live. Discover now