45

8.4K 715 44
                                    

"Lah, masuk kerja? 'Kan aku udah bilang istirahat aja dulu!" celetuk Lisnia saat ia melihat Abel melangkah masuk ke dalam butik. Di dalam butik, ada Bia yang sedang menjaga kasir juga.

Kebetulan, Miu juga datang ke Reverie karena Lisnia memanggilnya. Perempuan itu membawa dua pasukan bocil cerianya yang duduk anteng di sofa. Miu menatap Abel dengan satu alis terangkat, sementara yang dipandangi pura-pura tidak sadar. Ia melangkah menuju ke arah Selena dan Sadewa sambil tersenyum.

"Halo bocil-bocilnya Tante!" sapanya manis sambil menyentuh tangan keduanya bersamaan. "Kok ke sini? Kalian ngunjungin Tante ya?"

Abel bicara dengan nada kekanakan, tersenyum hangat pada si kembar yang berbinar ketika menatapnya.

"Tante Abel!" Kedua anak usia lima tahun itu kompak menyapa Abel.

"Tante bawa puding?" Suara cempreng Sadewa terdengar semangat, membuat Abel tertawa antusias, tetapi wajahnya langsung berubah seakan merasa bersalah.

"Lena juga mau puding!" pekik Selena membuat Abel mengerutkan bibirnya gemas.

"Ya, Tante nggak buat puding hari ini. Abisnya, Lena sama Dewa nggak bilang mau ke sini," jawab Abel manis dengan penuh kasih sayang.

"Lah, Mama juga buat puding buat kalian di rumah," sambar Miu dengan alis terangkat.

"Beda Mama! Pudingnya Tante Abel ada buah-buahnya, puding Mama rasanya cokelat!" sanggah Sadewa dengan alis bertaut.

Selena mengangguk setuju. Miu menatap Abel yang menyeringai lebar dengan wajah konyol.

"Terus, kalian nggak suka puding cokelat?" tanya Miu lembut, membuat keduanya juga kompak menggeleng.

"Suka Mama, tapi 'kan, Lena sama Dewa juga suka pudingnya Tante Abel," jawab Selena manis membuat Abel tertawa puas.

"Ya udah, besok sore Tante Abel bawain puding buat Lena sama Dewa ya?" janji Abel, membuat keduanya langsung mengangguk puas.

Miu menghela napas, menggeleng pelan. Pintu butik terbuka, memunculkan sosok lelaki 20-an akhir yang menyapa ketiganya sopan.

"Nah, itu Om Titonya udah datang. Kalian ikut Om Tito ke tempat Kakek, ya!" kata Miu membuat keduanya mengangguk dan turun dari sofa. Selena dan Sadewa berjalan mendekati Miu, memeluknya dan mengecup pipinya. Juga, melakukan hal yang sama pada Lisnia dan Abel sebelum akhirnya pergi bersama sopir keluarga Miu.

"Mau ke mana anak-anak lo? Baru juga mau gue ajak main," kata Abel.

"Mau ketemu mertua gue, katanya mau lihat kuda," jawab Miu, beralih pada Lisnia. "Kak, Axel katanya juga ke sana?"

Axel adalah anak Aaron dan Lisnia yang baru berusia dua tahun lebih, hampir tiga sepertinya. Sama seperti si kembar yang lucu, Axel juga sama lucunya. Ia juga suka puding buatan Abel, dan kadang suka mengetuk pintu rumah Abel dan mengajaknya bermain. Abel juga sangat menyayangi Axel karena wajahnya lucu dan cara bicaranya menggemaskan pula.

Lisnia mengangguk. "Dia udah dari pagi di sana, dianterin sama Aaron." Perempuan itu mengalihkan pembicaraan lagi. "Terus, Agam mana? Lo tinggal?"

"Dia udah balik ke rumahnya, lah!" jawab Abel dengan nada sedikit defensif.

Miu menatapnya dengan alis menukik, membuat Abel mengalihkan tatapannya dan tanpa sengaja bertemu pandang dengan Bia yang menatapnya dengan senyum dikulum. Seolah perempuan itu menertawai kecanggungan sikap Abel saat ini. Ia mengalihkan pandangannya, melirik Lisnia yang menunjukkan wajah jenaka.

"Ck, apa sih! Kenapa ngelihatin gue begitu?" ketus Abel.

"Lah, gue punya mata. Kenapa? Nggak boleh?" balas Miu sewot.

No Strings AttachedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang